Harmione's pov
Entah mengapa aku tak bisa tidur. Aku seakan ditarik untuk pergi ke Hutan terlarang.
Dan alhasil, sekarang aku sedang berjalan mengendap Di hutan terlarang ke arah Danau hitam. Tapi tunggu...aku seperti mendengar percakapan dua orang.
"Maafkan aku Dark Lord. Aku tak mau membunuh Dumbledor. Tapi tolong jangan bunuh aku atau ibuku." seru seseorang. Aku tak bisa melihat siapa yang berbicara karena aku bersembunyi di balik pohon. But.. aku sangat kenal persis suara siapa itu.
Ya...suara malfoy
Untuk apa Malfoy ada disini malam - malam???
Aku sesegera memunculkan kepelaku dari balik pohon. Mencoba mengetahui apa yang mereka bicarakan.
●●●●●●●
Author's pov
"Tapi aku percaya padamu, Malfoy Junior. Dan aku tak akan segan - segan menyiksamu dengan kutukam Crucio dan membunuhku dengan kutukan avada kedavra." kata Voldemort kepada Draco dengan suara lembut namun mematikan.
Sementara Draco hanya bisa menangis dalam rasa takutnya. Dark Lord tak akan bisa mengerti bagaimana posisi Draco. Ia tak ingin membunuh Dumbledor tapi takut dengan Voldemort.
Posisinya saat ini hanyalah sesuatu yang amat sangat rumit. COMPLICATED.Harmione bisa melihat bagaimana seorang Draco Malfoy yang Angkuh dan dingin bisa menjadi selemah ini.
'Itu artinya ia sedang dalam kesulitan.
Terpuruk.
Takut.
Dua pilihan.' pikir Harmione.Dracopun bersimpuh di hadapan pangeran kegelapan yang dipuja- puja keluarganya. Tapi tak untuknya...
Ia sama sekali tak ingin mengabdi kepada Dark Lord. Ia baik..."omomg kosong!!!" marah Dark Lord. Matanya menyiratkan kebencian. Kebencian akan sesuatu hal. Ia Murka. Pangeran kegelapan Murka. Ini persis seperti mimpi Draco.
Harmione tak tau harus berbuat apa. Ia hanya bisa mematung melihat semua yang ada didepannya. Ia bingung. Ia tau kalau Draco sebentar lagi akan dibunuh oleh Dark Lord. Tapi bagaimanapun juga ia tak bisa melakukan apapun. Ia terlalu pengecut tuk melakukan semuanya. Namun ia mencintai Draco. Rasa cintanya bahkan melebihi rasa takutnya. Ia memberanikan diri menghadap Dark Lord.
"Aku akan segera membunuh kau!!!" teriak Voldemort geram. Seperti Vampire yang kehabisan darah.
"Stopppp!!!" teriak seseorang di balik pepohonan. Menghentikan kemarahan Voldemort sekejap. Namun ia tak perduli. Ia hanya ingin membunuh Malfoy.
"Stop it.." teriak Harmione.
Granger?? Batin Malfoy.kenapa ia disini??? pikirnya.
"Jangan bunuh Draco!!" pintanya. Ia sekarang tak tahan akan kemarahan Voldemort. Ia sekarang sedang menghadap Pangeran Kegelapan yang mengerikan. Ia tak takut.
"Kau siapa??? Mudlood??" tanya Voldemort mengerikan.
"Ya aku seorang Mudblood. Tapi aku punya rasa cinta, rasa kasihan. Tak seperti dirimu yang keji. Haus akan kegelapan. Penyihir hebat namun tak punya Cinta." Harmione terus berkata seolah Voldemort itu bukanlah sesuatu yang mengerikan.
"Diamlah..." kata Voldemort.
"Kau harusnya tak pantas menjadi penyihir. Sebab jiwa penyihir itu baik tak sepertimu. Dan kau perlu tau bahwa pengikutmu hanyalah takut padamu dan tak benar-benar setia padamu." Kata Harmione yang membuat Voldemort seakan ingin cepat membunuhnya.
"Granger, apa yang kau lakukan?" tanya Draco yang sedari tadi tak mengeluarkan suara.
"Diamlah Malfoy!!aku hanya berusaha membantumu!!" jawab Harmione dengan tegas.
"Granger jika kau melawannya kau akan mati.Biarlah..biarlah dia membunuhku. Aku rela." kata kata Draco menampakan bahwa ia putus asa. Ia pasrah akan posisinya saat ini. Ia akan mati.
"And i want to tell you everything..the words i never got to say that I LOVE YOU.even if you a mudblood."degg...
'hatiku mencelos keluar. Aku tak menyangka jika Draco mau mengungkapkannya padaku. Bahkan dalam keadaan serumit ini??' batin Harmione.
"yes,,i know it Malfoy. Dan I love you too." Harmione seketika berbicara apa yang ada dihatinya. Ia mengeluarkan semua perasannya saat ini. Ia pun melanjutkan. "Percayalah Draco, aku mencintaimu lebih dulu daripada kau."
Draco tersenyum. Bukan seringain. Senyum yang bahkan tak pernah Harmione lihat. Senyumnya tulus. Senyum ketulusan.
"Shut up!!! aku akan membunuh Draco!!" Murka sang pangeran kegelapan. Membuat dua insan yang sedang bercinta ini terasadar. Seketika Harmione berlari dan memeluk Draco.
"No Harmione. Aku akan di bunuh. Kau pergilah. Aku tak ingin melihat seseorang yang aku cintai mati karena ku." pinta Draco kepada Harmione.
Namun, Harmione berbisik pada Draco."Percayalah..Aku mencintaimu. Aku rela mati untukmu. Atau...
mati bersamamu. Aku akan melakukan apapun untukmu. Just truths me."
"jangan harmione!" teriak Draco.
Voldemort mulai mengacungkan tongkatnya. Siap membunuh. membuat Draco ingin melepaskan pelukannya. Namun Harmione menepisnya.
"No Draco. Jangan lepaskan. Percayalah. Kita akan mati bersama." kata Harmione sekali lagi. Mereka memejamkan mata. Siap dibunuh.
"Crucio"
Kutukan itu berhasil mengeni mereka berdua. Mereka terlihat sangat tersiksa. Sakit. Begitu menyakitkan. Menusuk kedalam tubuh mereka. Kutukan itu mengenai tepat dipunggung Harmione dan didada Draco.
"STOPP!!"
teriak seseorang membat Voldemort menghentikannya.
Rasanya lebih dari sakit. Ada bekas darah di dada Draco. Sementara Harmione, hanya luka kecil di punggungnya.
Draco pun jatuh ke arah Harmione.
----------------TO BE CONTINUE
KAMU SEDANG MEMBACA
ALL THE HURT
FanfictionBagaimana jika sahabatmu menyukai orang yang kau sukai?? bagaimana rasanya?? hah??? atau bagaimana jika kau melihat langsung orang yang kau cintai pergi tuk selamanya?? Akankah kau bisa merasakan bagaimana perasaanku?? Mengertilah!!! BITTERSWEET THI...