"Stopppp!!"
Sebuah teriakan menghentikan Voldemort. Suara itu terdengar Familiar bagi Draco dan Harmione.
suara Ginny
Harmione pun berdiri dan membantu Draco. Ia menoleh pada Ginny. Terlihat dari sorot matanya yang seolah mengatakan bahwa ia sangat marah.
"Harmione..Maafkan aku. Tapi aku sadar bahwa kalian lebih cocok. Kau lebih cocok dengan Draco. Dan aku sadar bahwa cinta tak harus memiliki. " kata Ginny yang sukses membuat seulas senyuman terlukis di pipi Harmione. Namun lagi - lagi senyum itu hanya palsu. Ia sekarang akan terbunuh, bagaimana cara ia tersenyum tulus??
"Dan Draco..." Sekarang Ginny menatap Draco yang penuh darah dan sedang dibantu Harmione berdiri. Draco hanya menatapnya biasa. Seolah ia sudah tahu semuanya.
"AKU MENCINTAIMU DRAKE. aku ingin mengungkapkannya padamu sebelum semuanya terlambat. Aku tak peduli bagaimana kau menanggapinya. Yan terpenting kau harus tau itu."
kata Ginny.Draco hanya diam. Ia menatap Ginny dengan tulus. Namun ia mencintai Granger. Ia tak mungkin akan membalas cinta Ginny.
Ginny pun menoleh kearah Voldemort.
"Tak ada artinya hidup tanpa Cinta." Kemudian Ginny pun mendekati mereka dan berpelukan. Harmione masih tidak menyangka saat - saat seperti ini. Tanpa mereka sadari, Voldemort sudah mengacungkan tongkatnya. Draco yang pertama kali menyadari hal itu. Ia pun mendorong Harmione dan Ginny menjauh darinya. Harmione bingung mengapa ia didorong. Dan ternyata...
"Avada kedavra."
Sebuah cahaya hijau muncul dari tongkat Dark Lord ke arah Draco. Menyematkan sebuah rasa kebencian. Harmione menganga tak percaya. Draco...
Ia sudah terjatuh tergeletak tanpa sadar. Harmione panik. Ia berlari ke arah Voldemort. Ia mengacungkan tongkatnya. Sementara Voldemort tersenyum puas.
"Aku tak akan memaafkanmu!!!" teriak Harmione frustasi. Ia akan segera membunuhnya.
"Avada ke..."
"expelliarmus." seru Ginny ke arah Harmione. Dan tongkat harmione pun menggelinding jauh.
"Ginny..what are you doing?" Tanya Harmione tak percaya.
"Menyelamatkanmu."
Voldemort pun seketika menghilang. Pergi jauh. Ditelan kegelapan. Harmione terisak kearah Draco. Ia memegang luka didada Draco. Sementara Ginny hanya membiarkan Harmione mengeluarkan semua rasa sedihnya.
"ini tak akan terjadi kan Ginny? Draco tak akan mati kan Ginny?" Tanya Harmione tak percaya.
Sementata Ginny hanya menangis menatap Draco.
Harmione pun menggendong Draco. Membawannya kembali ke kastil."Harmione..apa yang kau lakukan?" tanya Ginny heran.
"Kita harus cepat membawa Draco ke madam Pomfrey." kata Harmione.
"Harmione dia sudah mati. Kenapa kau membawanya??"
"Tak mungkin Draco tak akan pergi meninggalkanku!!iya kan Ginny...hiks..." Harmione masih tak percaya ini semua terjadi.
Draco belum mati kan tuhan??
Ia akan bersamaku kan??
ia akan disini menemaniku kan??Harmione terus menggendong Draco.
Ia masih hidup kan tuhan??
kenapa ia harus secepat ini meninggalkanku???Harmione sungguh hancur. Sebagian dari hidupnya seakan lenyap seketika. Jiwanya rapuh saat ini. Ia tak bisa mengendalikan emosinya. Ia menangis selama ia menggendong Draco. Sementara Ginny hanya membiarkan Harmione melakukan itu. Ia tahu apa yang Harmione rasakan saat ini. Walau ia juga merasaknnya.
Sesampainya di Hospital wings mereka disambut oleh para profesor juga Harry dan Ron.
Mereka semua sepertinya sudah mengerti kejadiannya. Mereka hanya menatap Harmione dengan kasihan. Ia meletakkan Draco di salah satu ranjang."Madam pomfrey tolong sembuhkan Draco." mohon Harmione dengan sangat.Ia berharap Madam sudah menemukan obat untuk itu. Walau kemungkinan hanya 1%.
Mereka semua menatap Harmione. Mengerti bagaimana perasaannya. Mereka semua telah tahu bahwa Harmione menyukai Draco. Ginny yang menceritakan semuanya.Semuanya terdiam tak terkecuali Profesor Dumbledoor.
Namun akhirnya ia membuka suara."Harmione sabar. Draco telah terkena kutukan Avada kedavra. Dan ia tak mungkin bisa hidup kembali. Ia telah mati." semua orang disitu menangis. Merasa kehilangan dengan sosok Draco. Begitupun Harry. Ia tau Draco sangat membuatnya kesal. Namun ada sisi baik dari dalam diri Draco. Ia rela mati untuk melindungi Dumbledor. Ia sangat baik.
Happiness can be found, even in the darkest of time. If only one remembering to turn on the light.
-harry potter and the prisoner of azkaban-Harmion menangis sejadi - jadinya di dada Ron. Sementara Dumbledor mulai memberikan ucapan bela sungkawanya.
"Mr.Malfoy telah menyelamatkan nyawaku. Aku berhutang nyawa padanya. Semoga ia bisa tenang berada di sana. Karena ia mati secara terhormat. Setidaknya ia mati dengan cinta." kata profesor Dumbledor.
Semua orang pergi meninggalkan Hospital Wings. Meninggalkan jasad Draco seorang diri.
Ia pergi dengan terhormat. Ia mati berkorban untuk orang lain.Dan yang penting ...
ia mati dengan cinta.
--------------
TO BE CONTINUE
Yah My princeku mati. Draco mati.
what???
Maaf ya kalau gak bagus atau gaje atau absurd. Tapi ini yang ada dalam fikiranku.
Maaf kalau feelnya gak dapet.Sorry
KAMU SEDANG MEMBACA
ALL THE HURT
Fiksi PenggemarBagaimana jika sahabatmu menyukai orang yang kau sukai?? bagaimana rasanya?? hah??? atau bagaimana jika kau melihat langsung orang yang kau cintai pergi tuk selamanya?? Akankah kau bisa merasakan bagaimana perasaanku?? Mengertilah!!! BITTERSWEET THI...