37:: I Still Love You

1.2K 60 21
                                    

"You're not me. I'm not you. That is why we are united, are complementary and mutually reinforcing."

***

--Don't forget to play multimedia--

Lova

Hari yang aku tunggu-tunggu, akhirnya tiba juga. Hari dimana semua perjuanganku telah berakhir dan setelah ini aku akan terjun langsung untuk menata masa depan yang lebih baik lagi. Hari wisudaku.

Aku mematut penampilanku pada cermin besar itu. Sejenak aku merasa tidak percaya bahwa hari ini akan tiba, mengakhiri segala perjuanganku selama ini. Dimana ada suka dan duka dalam menempuh cita-cita yang terbilang cukup berat untuk dijalani. Awalnya memang terasa berat, tapi saat hari wisuda ini datang, aku merasa bangga pasa diriku sendiri sebab aku sudah berhasil melewatinya dengan peluh yang seiring menemani perjuanganku.

Dengan setelan kebaya modern yang aku kenakan, juga polesan make up natural pada wajahku, membuat rasa percaya diriku bertambah. Aku tidak pernah senang di make up, tapi entah mengapa hari ini aku sangat menyukainya.

"Lova, udah siap belom?" Mama tiba-tiba muncul, mengintruksiku untuk segera turun.

"Iya, ma," aku pun tersenyum, berjalan mendekati Mama yang juga tengah tersenyum. "Ayo, ma!"

Mama mengangguk, meraih tanganku untuk digenggamnya. "Mama bangga sama kamu, makasih ya udah bikin mama bahagia."

"Lova seneng kalo mama juga seneng,"

Kami pun tersenyum bersama, kemudian berjalan beriringan menuju ruang utama. Di sana semua keluargaku sudah berkumpul menantiku. Ada Adit dengan kemeja berwarna navy yang ia gulung hingga siku, ada Bang Devon juga Kak Andara yang mengenakan baju bewarna senada begitu juga dengan Davisa, putri kecil mereka, tak lupa juga ada Gaby. Sahabatku yang satu itu tidak pernah absen dalam setiap suasana.

Dan inilah keluarga kecil yang membuatku merasa bahagia dan beruntung karena memiliki mereka disaat aku melewati hari-hari yang sulit.

"Cantik," puji Kak Andara yang membuatku tersipu.

"Sayang, masih jomblo!" Celetuk Adit.

Reflek aku langsung menghadiahi Adit dengan pelototan tajam, seketika membuat senua orang tertawa.

"Udah-udah, yuk kita berangkat!" Ujar Bang Devon menengahi. Dan akhirnya kami pun sama-sama keluar rumah, lalu masuk ke dalam mobil untuk bersiap pergi.

***

Kini aku sudah mengenakan sebuah toga, dan ya aku sudah resmi dinyatakan lulus. Semua orang bersorak riang, merasa puas dengan hasil perjuangannya selama ini. Masa-masa yang sulit mengerjakan skripsi, kucing-kucingan dengan dosen, sekarang tak akan membuat kami merasa pusing tujuh keliling lagi. Karena mulai hari ini kami akan menjalankan kehidupan kami sendiri.

Dan di sinilah aku sekarang, menatap semua orang termasuk keluargaku yang duduk pada satu barisan tengah menatapku dengan bangga. Untuk kesekian kalinya pula aku tersenyum lebar, bahagiaku ini tidak bisa lagi diuraikan dalam bentuk kalimat. Jadi biarkanlah rasa itu meletup-letup dalam dada.

Berteman sebuah mikrofon dalam genggamanku, aku siap mempersembahkan sebuah lagu di akhir momen bahagia ini. Karena kelancangan teman-teman seangkatanku, aku pun disuruh untuk mengisi acara terakhir dengan cara menyumbangkan suaraku di depan para hadirin.

The Promise [New Version] | COMPLETE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang