Wanita Asing

3.2K 35 0
                                    

Hari-hari ku jalani dengan berkelahi, menghabiskan minuman keras di café, dan bercinta dengan wanita-wanita di tempat lokalisasi. Tak ada sisi positif dalam kehidupan ku. Dan aku tidak pernah menyesal melakukan semua itu. Aku juga tidak pernah merasakan jatuh cinta.

Aku melihat Maria dari kejauhan. Saat itu, aku di dalam mobil Kijang sedang menunggu Kapten yang berada di bank. Aku keluar dari mobil, dan berjalan mendekati Maria.

"Hai Maria. Aku tadi melihatmu dari jauh. Kamu mau kemana?" tanyaku padanya.

'Saya mau ke kampus mas.' Jawabnya padaku.

"Oh jadi kamu ini mahasiswa? Baguslah." Kataku lagi.

'Maaf mas, pertama, aku ga kenal mas. Dan kedua, aku ga suka bicara ama orang asing!'

"Hahaha. Apa maksudmu Maria? Apa kamu sudah kehilangan ingatan?" kataku sambil tertawa.

Maria menghentikan mobil angkutan umum, dan masuk ke dalamnya. Aku masih heran melihat tingkah laku Maria hari ini. Aku kembali ke mobil, dan mengantar Kapten ke rumah.

Aku kembali di tugaskan mengawal perjudian di arena tinju. Beberapa uang yang terkumpul, aku masukkan ke dalam kopor. Aku mencatat semua daftar pemasang taruhan, dengan di bantu temanku lainnya Sandi.

Terdapat dua pertandingan malam itu. Semuanya petinju lokal, ada yang berasal dari jawa timur dan jawa tengah. Aku menyaksikan serunya pertandingan. Ada keinginan ku untuk bertanding di atas arena itu. Tapi tidak bisa ku wujudkan.

Pertandingan itu selesai. Dan bandar menang banyak malam itu. Aku merapikan lagi semua uang ke dalam kopor. Aku tak bisa membawanya sendirian. Dan sebagian lainnya dibawa teman ku Sandi. Setibanya kami di rumah, kami menghitung kembali uang itu.

"Bagus Lex. Sudah beberapa kali pekerjaan lu rapi. Lu termasuk professional Lex." Ucap Kapten dengan tersenyum lebar.

Aku hanya menganggukkan kepala ku. Dan aku berkata; 'semua ini bukan karena gue aja Kapten. Tapi karena kerjasama teman-teman lainnya.'

"Iya Lex gue paham. Oke, sekarang gue bagi komisi kalian. Semuanya harap duduk ya!" kata Kapten seraya memanggil semua penghuni rumah.

Aku diberikan komisi dari pekerjaan ku. Dan esok paginya, aku pulang ke rumah ku untuk pertama kalinya. Aku tidak melihat adik ku Shinta di rumah. Lalu aku bergegas ke rumah paman Farid.

"Tante Tatik, dimana Shinta?"

'Sebentar lagi juga pulang sekolah. Kamu makanlah dulu Lex.' Tawarnya padaku.

"Aku sudah makan tante. Baiklah aku tunggu saja."

'Bagaimana pekerjaan mu Lex? Kamu kemana aja selama ini?'

"Aku kerja di luar kota tante. Aku pulang ke rumahku dulu ya, tolong kastau Shinta untuk temui akudi rumah."

'Iya nak Alex.'

Siang harinya, Shinta menemui ku di rumah. Aku berbicara seperlunya saja dengan Shinta. Dan aku memberinya juga uangdengan jumlah yang banyak.

Di tempat lain, markas geng kobra...

"Kalau kita terus begini, bisa rusak bisnis kita wan. Apa kau tidak tau siapa nama anak itu?" kata bos kobra.

'Anak buahku sudah dapat info tentang dia bos. Dia Alex, anak buahnya Jimmy.' Jawab Wawan.

"Kau urus itu Alex. Bunuh dia dalam 24 jam!"

'Baik bos.'

"Satu lagi wan, ada tamu besar dari Jakarta yang mau datang besok. Siapkan segalanya. Kita ga boleh mengecewakan dia."

PREMAN dan WANITA BERCADARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang