CHAPTER 8 : PERASAAN

8 3 0
                                    

"A feel never Fade, Even the old one, It still There and wait till U found it again"

Vanesa memutuskan untuk Absen pagi ini, Ia terlalu pusing untuk setidaknya bangun dari Tempat tidurnya, Bukan hanya karena Ia memiliki banyak masalah yang belum terpecahkan, bahkan bertambah rumit setiap harinya, Tapi karena Ia tidak tidur semalaman memikirkan Pernyataan "TEMAN lAMA"

Penjelasan Teman lamanya itu terus terngiang dalam pikirannya Seolah memaksa untuk terus diingat dan tak akan mungkin terhapus dari otak Vanesa.Ia terus bertanya tanya dalam otak nya

"Mengapa?"

"Mengapa baru sekarang?"

"Mengapa lo baru kasih tau gue sekarang"

Ia terus memikirkan Hal itu terus tanpa ada rasa tertarik untuk memikirkan hal Lainnya. Ia tidak bisa memikirkan Setidaknya Distraksi untuk mengilangkan pernyataan itu, Walaupun Distraksi itu hanya untuk sesaat, setidaknya Ia mendapat Waktu istirahat dari segala permasalahannya.

Vanesa masih berbaring di tempat tidurnya membentuk bintang besar sambil menatap langit langit kamarnya dengan nyalang,tanpa tahu apa yang harus Ia lakukan. Tanpa sadar Air mata mengalir dengan mudahnya dari pelupuk mata Vanesa, Ia tak tahu sudah berapa kali Ia menangis karena tak tahu apa yang harus Ia lakukan untuk memecahkan masalahnya dengan Putra.

PUTRA

PUTRA

PUTRA

Nama itu terus terngiang dikepala Vanesa, membuat Vanesa berpikir seketika

Apa Vanesa bisa memaafkan Putra

Kenapa Putra rela meninggalkannya tanpa memikirkan apapun

Salah siapa sebenarnya?

Kepala Vanesa Pening jika ia harus memikirkan hal ini terus menerus, Dengan badan yang sepenuhnya malas untuk bergerak dari tempat tidurnya saat ini, Ia memaksa dirinya bangun untuk pergi ke Mandi dengan harapan bahwa ia bisa masalahnya bisa ikut mengalir bersama Air menuju pembuangan tanpa harus khawatir bahwa Air itu akan kembali Kepadanya.

Dengan langkah yang gontai Ia masuk ke kamar mandi yang mana tak lupa Ia Kunci, Karena Ia tak mau seseorang tahu bahwa saat ini Vanesa pada titik Terapuhnya, titik Dimana Ia tidak menemukan secuil motivasi dalam Dirinya.

Vanesa hanya berdiri di Shower untuk waktu yang cukup lama. Bahkan Vanesa tidak melepas baju tidurnya, Ia hanya menyalakan Shower dan berdiri Disana, Merasakan setiap tetesan Air dingin menyentuh kulitnya yang Rapuh dan mendinginkan kepalanya yang Panas dan mencoba menyembuhkan luka pada hatinya yang menganga, Ditambah dengan Air matanya yang tidak berhenti mengalir.

Vanesa berdiri di Shower selama 20 menit lebih, Sampai akhirnya Ia memutuskan untuk duduk bersandar pada tembok, memeluk kedua kakinya dan menenggelamkan kepalanya dalam dalam, sampai Ia lupa berapa lama Ia terduduk disana, Sampai Suara ketukan dipintu menyadarkannya, namun hanya di abaikan

"Nes, Kamu didalem? masih lama ga Nes? Abang mau mandi nih Nes, kamar mandi bawah Dipake Mama tuh, Abang mau pergi nih buru..." Celoteh Abangnya dari luar kamar mandi yang lagi lagi Ia acuhkan

"Nes, Cepetan dong, yaelah abang buru buru nihh.. Mana dikunci segala" celotehnya lagi.

Salahkan Kakak Vanesa yang kurang peka tentang perasaan Adiknya saat ini

Karena geram Vanesa bangkit dari tempatnya terduduk dan berjalan kearah pintu dan membuka pintu kamar mandi dengan mata sembab dan badan yang basah

"APA SIH BANG!!! GANGGU AJAA.. BISA GAK SIH ABANG PEKA SEDIKIT SAMA KEADAAN VANESA!!!!!" Bentak Vanesa sengit, yang hanya dibalas dengan tatapan bingung kakaknya

Sesaat kemudian Kakak Vanesa merengkuh badan basah Vanesa ke pelukannya, Memberinya kenyamanan, kehangatan, dan memberinya dukungan secara emosional

"Ssshhh... Maaf kalau Abang Kurang Peka sama Adik abang yang cengeng ini, abisnya Kamu ngurung diri dikamar gamau ngomong atau cerita ya Abang gatau deh masalah kamu" Jawab Kakaknya lembut sambil mengusap rambut Vanesa yang basah

"Ihh.. Abang mah suka gitu..." jawab Vanesa masih sedikit terisak.

"Udah jangan nangis, nanti pasti ada waktunya buat dia ngejelasin sendiri, yang penting tinggal nunggu aja, kalau dia Sayang pasti dia perjuangin Kamu kok. Kalau nggak, kan dia gamungkin balik ke Indo, Ya gak" tanya kakanya lagi sambil menatap Adiknya lalu mencubit hidungnya

"Ihh Abang.. Sakit gila..Vanesa benci tapi Vanesa masih Cinta"

"Abang udah tau.. kalau ga cinta gamungkin nangis sampe kaya gini kan?" Kakaknya memberikan senyum hangat yang membuat nyaman adiknya,

"Sok tau, udah sono keluar, Mau ganti baju...." kata Vanesa melepaskan pelukan dari kakaknya sambil mendorong kakaknya menuju pintu Kamarnya lalu menutup pintunya

"Dasar GILA" teriaknya dari luar kamar Vanesa lalu beranjak Pergi.

Setelah semuanya kembali Hening Vanesa menyadari Sesuatu, Menyadari bahawaa semua masalahnya kini telah hilang, Dan kakaknya benar jika Putra masih Sayang pasti dia akan memperjuangkan, Jika Tidak untuk apa Ia kembali ke Indonesia?

Untuk saat ini Vanesa menemukan Solusi untuk masalah dalam Pikirannya. Walaupun Hanya Sesaat, Tapi setidaknya Pikiran Vanesa bisa Beristirahat untuk sejenak

Dan Vanesa Sadar akan 1 hal yang sangat penting lainnya

Bahwa Dia Vanesa Caitlyn Pallavi Masih mempunyai Perasaan yang dalam dan perasaan yang Sama untuk Seorang Denny Putra Anggara, Dan Ia sudah menemukan sebuah jawaban dari setiap jawabannya.

Dan itu Lebih dari cukup untuk Seorang Vanesa Caitlyn Pallavi.

------------------------------------------------------------------------------------------

HALOOOO GUYS :))

Finally NEW CHAPTER UP !!!!

Sorry karena ga update setelah 1 bulan lebih, karena Saya banyak urusan yang harus diselesaikan. hehe

VOTE

COMMENT

SHARE

ADVICE PLEASE LET ME KNOW ABOUT IT :))

BEST LOVE

ZAC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 24, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE PAST : BETWEEN LOVE & HATE [TheWattys2017]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang