part 1

48 2 0
                                    

Dua mobil kini sudah berhenti di salah satu sekolah, sekolah favorite tentunya tapi sayangnya disekolah itu sangat sepi tidak ada penghuni yang ada disekolah itu kecuali lima orang lelaki tampan yang baru saja keluar dari mobil sport yang mereka kendarai.

Jimmy, rafael, risky dan mikael. Siapa yang tidak mengenal pria tampan yang sangat populer di sekolah SMA Kasih. Tetapi mereka bukan hanya ber empat sekarang karena ada seorang lelaki yang ikut dengan mereka, lelaki itu yang memohon untuk ikut genk mereka disekolah.

Tidak ada yang salah dari lelaki itu, tetapi memang mereka tidak suka banyak orang yang ikut dalam kelompok mereka, cukup hanya mereka yang saling memahami satu sama yang lain nya.

"Risky, bawa roni kemari" Risky pun membawa roni menghadap Mikael dan akhirnya mereka sudah berdiri di salah satu kolam renang yang ada di belakang sekolah mereka.

"Baiklah Ron, elo mau jadi genk kita kan, elo harus berani lompat dari kolam renang itu". Mikael memberikan persyaratan.

"Hah...Bos, jangan donk inikan sudah malam, belum lagi kolam berenangnya tinggi banget kalau aku terjun dari atas, kau kan tahu bos kalau aku kurang tahu berenang" Rony hanya bisa memelas, sedangkan Mikael hanya tersenyum dengan kecut, Mikael yakin kalau Roni pasti akan mundurkan diri dari taruhan ini.

"Ya, terserah elo dhe Ron, berarti itu tandanya elo gk bisa gue jamin untuk ikut grup kita"

"Jangan Bos, oke gue akan lompat kalau itu memang persyaratan nya" Rony sudah tunduk di bawah kaki Mikael, Mikael penuh kemenangan.

"Ayo...kita ke atas, kau tenang saja aku akan bersama mu"

"Nah, kalian bertiga lihat penjaga kalau ada yang datang, gue akan bawa Roni ke atas" Mikael dan Roni akhirnya berjalan menghadap ke atas, kini jantung Roni sudah berdetak dengan kencang.

"Nah, Ron...silahkan mulai".Mikael memberikan perintah, sedangkan Risky, Jimmy, Dan Rafael hanya melihat dari bawah.

"Gila benar Mikael, kasih persyaratan sama Roni, gue gak yakin Roni bisa selamat" kini Rafael yang memberikan komentarnya adri bawah.

"Bos, Bos yakin gue akan lompat" Roni penuh ketakutan dengan sesekali dia melihat ke tinggian kolam renang.

"Ayo, cepat gue hitung sampai tiga" perintah Mikael

"1....2...3..." Ronipun tidak melompat, Roni masih ketakutan di tempat.

"Oke kalau begitu, elo gk sanggup dengan pesryaratan gue, gue mau turun, gk nyangka gue badan lo yg gede tapi nyali lo bacot" hina Mikael

"Baiklha gue lompat" karena terlalu lama Roni berdiri dengan ketakutanya, akhirnya Mikael mendorongnya dari atas.

Byurrrr..... Roni sudah terjatuh.

"Help...help...." Roni hanya mengangkat kedua tanganya berharap group empat serangkai akan menolongnya.

Tinut...tinut...Sebuah alarm sekolah berbunyi.

"Gawat, penjaga sekolah datang, ayo lari, Mikael elo cepat turun dari atas, petugas keamanan sekolah datang" Rafael memberikan berteriak kepada teman-teman nya, kini Risky, Rafael, dan Jimmy sudah berlari diluan.

Ukh...Mikael pun harus cepat lari, kalau tidak dia yakin dia akan ketangkap oleh penjaga keamanan itu, tapi saat dia sudah di depan pintu kolam, Mikael mengurungkan niatnya untuk kabur bersama teman-teman nya, Mikael kembali lagi ke kolam, dia melompat ke dalam kolam dan menarik Roni, kini Roni sudah di dasar atas tapi sayang Roni ngak sadarkan diri, kini penjaga Keamananpun sudah datang dan melihat Roni bersama Mikael, penjagapun akhirnya membawa Roni ke rumah sakit terdekat dan Mikael ke kantor polisi untuk memberikan keterangan.

****

"Mikael, sekarang kau keluar" seorang polisi memberikan perintah dan membebaskan Mikael dari jerjak penjara.

"Terima kasih pak" Mikael keluar, tiba tiba dia sudah melihat seorang lelaki tampan yang sangat mirip dengan nya walaupun usia nya sudah setengah abad.

"Mikael, apa yang sudah kau lakukan, kau hampir membuat temanmu mati hah". Lelaki itu sangat marah, wajahnya terlihat merah.

"Aku tidak membunuhnya, dia saja yang ingin melompat, dan syukur saja aku berhasil menolong nya" Mikael membela dirinya.

"Kau pikir Papa tidak tahu hah, anak itu sudah cerita kepada pengacara papa semuanya, dan bersyukurnya mereka mencabut perkara, kalau tidak ntah bagaimana malunya papa melihat tingkahmu"

"Mikael..." seru Gabriella yang baru saja datang.

"Mikael, apa yang kau lakukan nak, kenapa bisa begini." Gabriel kini hanya bisa menatap Mikael dengan tangisan nya.

"Aku tidak apa-apa Mom, sudahlah tidak usah mengkhawatirkan aku" Mikael menghapus air mata mama nya dengan tangan nya, beginilha Mikael dia tidak bisa melihat mamanya harus menangis karena kenakalan nya.

"Gabriella, aku minta tolong padamu, tolong jaga anak ini, kali ini dia memang sudah keterlaluan" Mark menasehati Gabriella.

"Baiklah Mark, maafkan aku, aku belum bisa mendidik Mikael menjadi anak yang baik"

Cukup Mom, Mama ngomong apa sama pria ini, Mama adalah orangtua terbaik yang pernah aku miliki didunia ini, Ayah sekaligus Ibu untuk ku.

"Mikael, aku ini ayahmu" Mark, merasa dirinya tidak dianggap oleh putera nya sendiri.

"Kau bukan ayahku Mark, saat kau sudah meninggalkan aku dan Mama demi wanita lain" Mikael menarik tangan Ibunya, dan melangkah keluar meninggalkan Mark.

PELANGI SEHABIS HUJANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang