part 6

14 1 0
                                    

Ibadahpun sudah selesai, semua anak-anak yang ikut sudah pulang, tinggal Ana dan Shine yang sekarang sedang berjalan menuju parkiran sekolah.

"Oh iya Ana, gue lucu dhe lihat Mikael tadi, dia itu menggemaskan" Shine memuji Mikael

"Akh, apanya yang lucu, kayak genduruwo gitu"

"Ikh Ana, elo gak tahu apa Mikael itu cowok populer di sekolah kita udah ganteng, lucu lagi"

"Iya gue tahu"

"Oh sudah dulu ya Na, supir gue udah nunggu, sampe jumpa besok ya, By" Ana pun ikut melambaikan tanganya dan melangkah ke parkiran.

Hah, itukan Mikael gue yakin mobilnya pasti rusak, habis si anaknya kualat, batin Ana.

"Hai" Ana menyapa Mikael yang sedang sibuk memperbaiki mesin  mobilnya yang kelihatan tidak bisa hidup.

"Apa, elo lihat-lihat." Mikael menjawab ketus.

"Ngak pa pa, gue lihat ja mobil elo keknya mogok"

"Emangnya kenapa, elo bisa memperbaikinya?"

"Ya, ngak si"

"Kalau ngak bisa, ngapain masih disini, sana pergi!"

"Yo da kalau gitu, by"

Ana menghidupkan motor nya, dan mulai melajukan motornya, tiba-tiba Mikael berhenti di depan Motor Ana.

"Ekh...ngapain elo disitu?"Ana menghentikan motornya.

"Mau bunuh diri gue, ya minta bantuan lha ma elo" Ana tertawa.

"Tadi katanya ngak mau dibantu, sekarang baru nyadar, yo da naik di belakang, biar gue antar elo pulang." Mikaelpun naik dan duduk manis dibelakang Ana, diperjalanan pulang hanya suara kendaraan yang menghampiri keduanya.

"Sudah sampai dirumah elo thu" Ana dan Mikael sudah berada di depan gerbang rumah.

"Ekh, tunggu berhenti disini ja" Mikael melihat teman-temanya sudah ada di halaman rumahnya, Mikael tak mau semua temannya ntar meledeknya.

"Oke dhe" Ana langsung melajukan motornya.

"Gila thu cewek, langsung pergi ja, gue belum bilang terima kasih"

"Ekh...itu Mikael baru pulang" Rafael dan Jimmy menyambut Mikael di teras rumah.

"Ciek, lagi PDKT nie ma si Ana, heran gue ma lo Mike, banyak cewek cantik lo tolak, ekh giliran cewek cupu elo sikat". Ledek Rafael.

"Enak ja, mobil gue tadi rusak di sekolah, ya mumpung thu cewek lewat, ya gue numpang lha".

"Alah, banyak alasan lo, suka bilang".

"Gak tipe gue, jauh banget".

"Oh iya Ada apa klen kemari, kenapa ngak masuk ja ke dalam rumah"

"lebih enak di teras ja nunggu elo, habis di kamar lo menunggunya suntuk, kamar Mikael ganteng seperti piring pecah" ledek Risky

"Bukan piring pecah Ky, tapi kapal pecah" Rafael memperbaiki kosa kata Risky

"Akh, iya itu lha itu"

Hahaha...Mikael dan Rafael tertawa.

"gmana ibadah pertama lo, udah jadi berubah lo jadi anak soleh"

"Mantap lha, pertama kali datang udah di sambut sama jatuhan kursi, jadi sakit ni badan gue"

"Hahaha..."kini Risky dan Rafael yang tertawa

"Udah akh, gue mau ngasih ini juga ma elo" Risky menyodorkan sebuah undangan untuk Mikael

"Undangan siapa nie?"

"Thu dari Monic, tadi dia nunggu elo tapi kami bilang elo mau ibadah pulang sekolah, jadi dititipkan dhe ma kita"

"Undang kawinan dia ma Jimmy?"

"Gila lo Mike, undangan ulang tahun" Rafael berkomentar.

"Oh, yo da dhe kita ke dalam yuk ngobrol."

"Oke, asal ada makanan ja di dalam rumah lo" cibir Rafael.

****

"Selamat pagi Mikael dan Rafael" Monic dan Ambar sudah ada di depan mereka.

"Ekh Monic" sapa Rafael

"Oh, ya Mike elo sudah terima undangan  ulang tahunku kan" Monic duduk disamping Mike dan merangkul tangan nya.

"Oh, iya semalam Risky dan Rafael yang memberikan padaku".

Oh, jangan telat datang ya, karena aku mau mengumumkan sesuatu ma elo"

"Oke dhe Mon, thanks ya undanganya"

"Permisi, selamat pagi" kini Ana yang muncul di depan mereka.

"Ekh, ngapain elo kemari cupu?" Monic menatap Ana dengan sinis.

"Maaf gue mau kemari karena mau menyampaikan sesuatu sama Mikael"

"Mike lihat thu pengemar baru lo udah datang" Rafael tersenyum meledek Ana.

"Gue disuruh bu Mieke untuk mengajakmu rapat di aula sekarang" Ana tidak peduli dengan tatapan ketiga teman Mike dengan sinis, Ana hanya menatap cuek.

"rapat apa, sorry gue lagi malas, bilang ja gue lagi gak enak badan" Monic tersenyum dengan jawaban Mike.

"Elo sudah dengar sendirikan apa kata Mike, jadi sana pergi dari sini" cibir Monic, Anapun pergi tanpa meniggalkan kata kata.

"Udah dhe teman-teman kita lanjutkan ngobrol kita sekalian pesan makanan" Ambar memecahkan keheningan.

"Em...kalian pesan diluan ja ya, gue mau ikut rapat" Monic, Ambar, dan Rafael heran melihat sikap Mikael yang tiba-tiba berubah pikiran.

"Elo itu ngomong apa si Mike, tadikan elo yang bilang gak mau ikut rapat" tanya Monic

Iya, emang si gue malas ikut rapat, tapi gue takut ntar bu Mieke ngadu lagi sama pak Herder.

"Hm...iya pak herderkan seram" sambung Rafael

"Oke dhe kalau gitu aku diluan y" Monic menunjukkan wajah kesalnya.












PELANGI SEHABIS HUJANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang