part 13

5 0 0
                                    

Ana, terdengar suara mike memanggil Ana, sehingga langkah kaki Ana juga terhenti dan menoleh ke belakang. Dilihatnya Mike berlari dengan kencang ke arahnya.

"Ada apa elo manggil gue mike?"

"Gak papa ja, gue minta tagihan ma elo". Mike menyodorkan tangan nya tanda meminta.

"Gue gak ngerti maksud elo, emangnya gue punya hutang apa ma elo?" Ana bingung, dia tidak ingat kalau dia memiliki hutang.

"Gini nie, udah tua lupa dianya sama uang salon nya, biar lo tahu ya, itu make up elo gue yang bayarin" Mikael terlihat angkuh.

"Oh...maaf gue gak tahu, gue pikir, ini gratis" Ana cemberut, dan mengambil selembaran uang merah di saku celana nya, Ana memberikan uang itu kepada Mike.

"Apaan si Lo, gue bukan mau uang elo, tapi gue minta traktiran elo malam ini, elo mau kan?" Mike menunjukan senyum nakalnya.

"hmhm...baik lha kalau begitu, gue setuju" Mike dan Ana saling bersalaman dengan senyuman.

"Tapi bolehkan kalau gue yang menentukan tempat makannya" tutur Ana dan Mike menganggukkan kepala nya petanda setuju.

Akhirnya keduanya pun makan di pinggiran kota, sebuah lesehan kecil di pinggir pasar, terlihat angin sepoi-sepoi sekali-sekali datang menghampiri mereka.

"Kamu, mau pesan apa Mike?" Ana menyodorkan sebuah kertas yang berisi menu makanan yang ditawarkan oleh si warung makan.

"Emangnya disini apa menu yang enak, sorry gue ngak terbiasa makan ditempat kekgini" Mike menaikkan alisnya.

"Kalau gue si sukanya makan bakso, tapi kalau elo ngak suka bakso, nasi ayam penyet atau ayam yang lainnya juga ada" Ana memberikan tawaran.

"Yo da dhe sama ja, bakso juga sama gue, dari pada ayam yang lainnya, ntar ayam hidup lagi dikasih sama gue" Ana tertawa melihat candaan Mike, itulah Mike ngak bisa diam, selalu saja ada celotehnya.

"Mbak" Ana memanggil petugas warung dan memberikan kertas yang berisikan menu makanan yang mereka pesan, sampai akhirnya menu makanan itupun datang dengan cepat, walaupun tempatnya kecil tapi memang tempat ini memiliki banyak pengunjung, bahkan sampai malam hari. Selain enak, harga yang diberikan juga disesuaikan dengan kantung anak sekolah, makanya di lesehan nongkrong ini tidak diragukan lagi kalau pengunjungnya lebih banyak anak sekolahan.

"Ternyata bakso nya enak juga ya, gue belum pernah makan bakso selejat ini" Ana senang, tumben Mike kali ini memuji nya.

"Iya, bakso ini memang terkenal dengan kelejatan nya, cita rasanya gurih." Ana menambahi.

"Hmhm...habis bakso gue" Mike memukul perutnya yang mulai gembung karena kenyang makan bakso.

Ana tersenyum, melihat tingkah Mike...tapi Mike menatap Ana dengan bahagia.

"Ana, elo cantik banget hari ini" Mike ngak tahu ntah kenapa tiba-tiba kata itu keluar lagi dari bibirnya begitu saja saat melihat Ana tersenyum.

"Apa, elo bilang apa"

"Udah dhe ngak usah pura-pura budek, ntar tua benaran baru tahu rasa" Mike bersyukur Ana tidak mendengar suaranya tadi, kalau tidak dia pasti sangat malu.

bunyi handphonepun terdengar dari dalam tas Ana, terlihat pak Ridwan, Ayah Ana menelpon dari seberang sana.

"Papa, yang nelpon?" Ana mengangkat telponnya, tanpa perduli melihat Mike yang dari tadi menatap Ana dengan senyum-senyum sendiri. Beda dengan Mike yang tersenyum melihat Ana, Ana justru ketakutan, Ana yakin Papanya pasti sekarang sedang mencemaskan nya.

"Hallo pa"

"Kamu dimana sekarang sayang, ini sudah malam"

"Hm...ini lagi makan bakso sama teman pa, ini juga sudah mau pulang"

"Baiklah, papa tunggu kamu dirumah, jangan lama pulang ya"

"Oke pa"

Sambungan telpon pun terputus.

"Mike" Ana memanggil Mike dengan keras tapi Mike tidak menghiraukan panggilan nya, padahal Ana harus pulang sekarang, Ana tidak mau papa nya mengkhwatirkanya. Mike melamun menatap Ana di depan nya.

"Mike" Ana memanggil Mike sekali lagi, tetapi tetap Mike tidak mengubris panggilan nya, Akhirnya Ana mencubit pipi Mike dengan keras.

"Waduh...sakit" Mike mengelus-ngelus kedua pipi nya yang dicubit Ana.

"Sorry ya, habis dari tadi kamu dipanggili ngak dengar- dengar, padahal aku sudah teriak tahu" Ana memberikan penjelasan.

"Habis, tumben hari ini elo terlihat cantik" Ana tersenyum melihat komentar Mike yang memuji nya sekali lagi. Ana merasa pasti ada sejenis malaikat natal yang masuk ke dalam tubuhnya. Sementara Mike sudah mulai salah tingkah kali ini Ana pasti mendengar ucapanya.

"Terima kasih ya Santa Clause sudah memuji saya malam ini" Ana tersenyum melihat Mike salah tingkah.

"Santa clause, siapa santa Clause,,,,gue Mikael" Jantung Mike berdebar dengan cepat sekarang, karena Ana menatapnya dengan tajam.

"ngak mungkin seorang Mikael memuji Ana".

"Terserah dhe" Mike menjawab datar, dan tidak melanjutkan pembicaraanya, Mike takut jantungnya akan lepas seketika melihat tatapan Ana padanya.




PELANGI SEHABIS HUJANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang