part 4

11 0 0
                                    

ke empat serangkai sedang asik meminum bersama di cafe biasa mereka nongkrong, banyak wanita yang diam-diam memperhatikan mereka dengan kekaguman.

"Oh, iya tadi elo kenapa dipanggil pak herder ke ruanganya Mike, elo gak diterkam kan?" Rafael memulai pembicaraan.

"Ngak, justru pak herder lagi baik ma gue" jawab Mikael, ke tiga teman nya pun bengong serasa tak percaya.

"Serius lo, hadiah apa? Tonjokan, cubitan, keroyokan, atau ciuman" tambah Rafael.

"Enak ja lo, justru gue mulai besok disuruh mengikuti organisasi baru disekolah" Mikael melempar pipet ke arah Rafael.

"Emangnya organisasi apa Mike?" Jimmy penasaran.

"Gue ikut kelompok PA disekolah" semua pun tertawa.

"Kenapa klen tertawa, bukannya bersyukur gue mau berubah, mau jadi anak soleh" Mikael kesal melihat ledekan teman nya.

"Ngak ko, kami ngak meledek elo, justru kami senang ja ngelihat elo ntar berubah, ehm berubah jadi superman" Semua makin tertawa.

Akh...bawel lo pada.

Kring...kring....handphone Mikael berbunyi, Mikael langsung memgambil Handphone nya dari saku celana yang dia pakai.

"Siapa Mike" tanya Risky

"Biasa Monic, bentar y gue angkat dulu"

"Halo mon, ada apa"

"Gak apa apa si, o iya kamu dimana sekarang Mike"

"Gue lagi ma empat serangkai ni ngumpul di cafe biasa".

"Oh....gue kesana ya ma ambar ikutan"

"Ngak usah dhe, karena gue mau pulang ni ma yang lain nya"

"Ya, padahal gue pengen banget ngobrol ma kamu nya."

"Besok ja ya mon di sekolah"

"By..." Mikael mematikan handphone nya.

"Kenala elo bilang kita mau pulang Mike, kita kan baru kumpul disini". Seru Jimmy

"Habis gue lagi malas, elo tahukan gmana Monic"

"Sebenarnya elo suka ngak si ma Monic".

"Ya, ngak lha".

"Kalau emang elo gak suka ma Monic, lebih baik elo ngomog ma dia, jangan sampe Monic berharap". Jimmy menaikkan suara nya.

"Percuma ja gue bilang, Monic terus kasih perhatian, dan gue ngak suka ma cewek pecicilan". Mikael menjawab cuek

"Tapi kan Monic itu punya hati dan elo gak pantas mau mempermainkan dia".

"Elo kenapa si Jim? Ko sewot banget ma Monic, elo suka ma dia?"

"Udah dhe apaan si klen, ko jadi perang mulut gini, apalagi gara-gara cewek, malu kita". Risky dan Rafael menengahi kedua nya.

"Udah dhe gue mau pulang guys, lagi kurang enak badan gue" Jimmy langsung pergi meninggalkan ketiga teman nya.

"Jimmy,kenapa kok tiba-tiba pergi gitu" Risky heran melihat sikap Jimmy

"Bodoh banget si lo Ky, ya jelas lah kalau Jimmy tuh suka banget ma monic, iya kan.."Rafael menjelaskan, lihat ja sikap nya sampe kekgitu amat.

****

Bukan dengan barang fana,
Kau membayar dosaku
Dengan darah yang mahal
Tiada noda dan cela...

Suara tepuk tangan terdengar di kamar Ana saat dia menyanyikan sebuah lagu rohani dengan diiringi sebuah dentuman merdu piano, siapa lagi kalau bukan Ridwan Ayah Ana.

"Kenapa berhenti sayang?" Ridwan duduk disamping Ana.

"Tidak apa-apa Ayah, ada apa yah?"

"Tidak apa-apa, ayah hanya ingin berada disamping putri kecil Ayah sambil mendengarkan nya bernyanyi" Ridwan mengelus kepala Ana, Ridwan begitu menyayangi putri tunggal nya itu.

"Makasih Ayah, tapi Ana bukan anak kecil lagi, Ana sudah gede tau" Ana menunjukkan wajah cemberutnya di depan Ridwan.

"Iya dhe putri kesayangan Ayah" Ridwan dan Ana saling berpelukan.

"Kau tahu sayank, kau dan Ibu mu sangat mirip"

"Ayah merindukan Ibu?"tanya Ana

"Iya, kadang Ayah merindukanya." Tiba-tiba air mata Ridwan terjatuh, dan itu terasa bagi Ana.

"Ayah, Ana janji ngak akan meninggalkan Ayah seperti Ibu, Ana akan menjaga Ayah selalu" Ana terbangun dari pelukan Ridwan,dan menghapus air mata Ayahnya.

Ayah tahu itu sayank, kau akan selalu bersama Ayah.

****

"Permisi tante" Mikael menyapa seorang wanita cantik yang sedang menghias kuku-kuku tangan nya. Wanita cantik itu bernama Jessica ibu Jimmy.

"Ekh, Mikael tumben datang kemari, sudah lama ngak datang" sapa wanita cantik itu dengan ramah.

"Iya tante, lagi banyak kerjaan diluar" Mikael mencium tangan Jessica.

"Oh ya tante Jimmy ada ngak?"

"Ada thu dikamar nya"

"Oh, yo da dhe tante,makasih ya tan." Mikael pergi meninggalkan Jessica dan pergi ke kamar Jimmy.

Tok...tok...suara pintu berbunyi, Jimmy sedang asyik main game dikamarnya.

"Ada apa Ma, masuk ja ngak dikunci ko pintu nya!"

"Aku bukan tante jessica, aku Mikael ganteng" Mikael terlihat narsis

"Ekh elo, ada apa malam-malam begini datang" Jimmy mematikam gamenya.

"Ya ngak apa apa, mau ngobrol ja ma elo." Mikael duduk di dekat Jimmy

"Kalau masalah yang tadi siang lupakan ja dhe" Jimmy menjawab ketus.

"Justru karena itu gue mau datang kemari, gue mau minta maaf ma elo, gue gak mau gara-gara cewek kita jadi kekgini" Mikael menarik tangan Jimmy, dan memeluknya.

"Apaan si Mike, gue masih normal kali gue masih suka ma cewek" Jimmy melepaskan pelukanya dari Mikael.

"Iya dhe gue tahu elo normal, makanya elo suka sama Monic" Jimmy merasa malu-malu.

"Tapi sayang tetap ja gue lebih ganteng dari elo" Mikael makin narsis.

"Iya dhe Mike gue akui elo lebih ganteng tapi dari lubang pipet lihatnya" Jimmy tertawa.

"Gitu dunk sob, gue suka ma elo yang kekgini, kalau elo emang suka ma Monic, elo harus berjuang tunjukin cinta elo ma dia, jangan ntar diambil ma Rafael dan Risky"

"Iya, elo juga" jimmy menambahi.

Hahaha...keduanya pun berpelukan sambil tertawa








PELANGI SEHABIS HUJANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang