Part 3 : With My Brother

12 1 0
                                    

      4 tahun kemudian.
     Kutiup lilin ulang tahunku yang ke 14. Ulang tahunku dihadiri oleh teman-temanku dari sekolah baruku, yaitu sekolah kakakku, Inspiration Senior High School. Teman-temanku sudah jauh lebih besar daripadaku. Mereka sudah berumur 18 tahun, seuran dengan kakakku. Beda 4 tahun denganku. Walaupun aku sudah masuk kelas 3 SMA jurusan IPA sebelum waktunya, aku bisa melewatinya dengan baik. Aku selalu mendapat juara umum. Sedangkan kakakku sudah menempuh jalur kuliah tidak sampai 2 tahun dan mendapat gelar S-1. Dia lagi menempuh jalur selanjutnya menuju S-2. Jurusan yang diambilnya adalah astronomi. Kakakku dan aku sangat menyukai ilmu astronomi. Kami mrmbahas tentang planet-planet setiap harinya. Di rumah, ada sebuah ruang, berisi miniatur-miniatur luar angkasa dan dibuat oleh kakaku dan aku.

     Setelah semua teman-temanku pulang, tersisa aku, kakak, mommy, dan juga daddy. Kami berempat kumpul bersama di ruang keluarga. Terdapat pohon natal dengan lampu kelap-kelip di samping sofa sambil meminum cokelat hangat. Tiba-tiba, jantungku terasa sakit. Aku sudah biasa merasakan ini. Aku tidak ingin membuat orang lain khawatir. Cukup aku yang merasakannya. 1 menit kemudian, rasa sakit itu lenyap seketika "Lucy, besok pergi nonton yuk,". Kakakku berkata sambil memindahkan duduknya kesmpingku. "Hmm okedeh, jam 8 aja kak. Sekalian keliling-keliling dulu,". Sudah lama aku tidak menonton bersama kakak. "Mom, kapan kita nonton lagi? Anak-anak nonton masa kita engga?" Daddy berusaha menggoda mommy. "Pls deh dad, jangan bikin malu deh" . Membuat seisi ruang keluarga tertawa.

      "Lucy, sudah siap belum?" Kakak memanggil dari mobil. Bagiku, ke mall meruapakan hari santai. Aku hanya mengenangkan kaos polos bewarna soft pink,celana pendek bewarna putih, dengan flat shoes bewarna putih. Kubiarkan rambut panjangku tergerai. Aku segera menuju ke mobil putih bermerek BMW. Kami mulai jalan, melewati gedung-gedung yang menjulang tinggi, jalanan yang macet, beserta klaksonan-klaksonan pengendara yang tidak sabaran. Terdengar petir di luar. Aku melihat keatas langit dan membuka jendela mobil. Awan-awan yang mulanya cerah menjadi abu-abu seketika. Gemuruhpun semakin banyak. Rintik rintik hujan mulai terasa berjatuhan di tanganku. Kututup jendela mobil ini. Aku sangat menyukai hujan. Bagiku, hujan adalah pertanda Tuhanlah yang mengerti perasaanku. Dia menunjukkan lewat langit yang ikut menangis. Hujan semakin lebat, membasahi jalanan yang semenjak setengah jam lalu macet. Terdapat embun di jendela mobilku. Aku melukis bentuk love dengan tulisan Lucy Is Good Girl and Aiden Is Crazy Boy. Kakakku yang melihatnya langsung menghapusnya. Aku tertawa-tawa melihatnya. Sudah smenejak satu jam yang lalu kendaraan ini tidak bergerak. Sepertinya kami hanya akan nonton film di rumah. Sangat tidak mungkin kami sampai di mall dalam waktu 2 jam. Bahkan, melewati jalan yang sama ini sangat susah. Jalan ini terbagi dua ruas. Sebelah kiri tempatku sekarang. Sebelah kanan tempat orang balik. 2 ruas jalan ini sangat berbeda. Sebelah kiri ramai dan sebelah kanan sangat lancar. Kebetulan aku berada tempat dimana kita bisa memutar balik. Kakakku memutar setir sedan putih ini menuju jalan pulang. Akhirnya, kami bebas dari kemacetan ini. Mobil ini melaju dengan cepat. Melewati kendaraan lainnya.

     Sedan ini melambat dan berhenti di salah cafe kesukaanku. Cafe ini bernama Sweet Cafe, dimana cafe ini berisi makanan-makanan atau dessert yang terbuat dari cokelat. Aku dan kakakku masuk. Banyak permen-permen dipajangan etalase dekat kasir. Kami menuju salah satu tempat duduk di dekat pintu masuk. Aroma cokelat tercium dihidungku. "Selamat datang, ingin memesan apa?" Kata salah satu pegawai cafe. Pegawai itu menyodorkan menu makanan sambil menjelaskan produk-produk yang sering dibeli ataupun menu baru. Aku memilih sebuah pai cokelat dengan bola-bola dari permen diatasnya. Sedangkan kakakku, memesan brownies cokelat yang terbentuk menjadi sebuah bentuk bola kaki. Selagi menunggu, aku memainkan ponselku. Dadaku tiba-tiba terasa sangat sakit. Jantungku mulai kambu lagi. Aku tidak tahan lagi. Kakakku yang melihatku langsung panik tidak karuan. Kakak langsung menggendongku ke mobil dan membawaku ke rumah sakit terdekat.

     Badanku terbaring tidak bernyawa di tempat tidur. Seketika aku ingat, bahwa besok ada penampilan drama musikal di sekolahku. Aku akan menampilkan sebuah drama berjudul swan lake. Dan yaa, aku menjadi tokoh utama dalam cerita itu, karena aku bisa menarikan tarian balet. Kakakku yang sedang memakan brownies yang dia pesan lewat delivery dan duduk di samping tempat tidurku. "Kak, mommy dan daddy dimana? Aku mau pulang kak, besok aku ada penampilan drama musikal,". Dahi kakakku mengkerut, tanda bahwa dia tidak setuju dengan perkataanku. "Kamu ini, kamu sudah tau baru bisa pulang besok. Kakak tidak akan mengizinkanmu, nanti kakak akan bilang keguru kamu,".  Aku mulai mendesak agar kakaku mau,"Ayolah kak, kalau kakak gamau, aku bilang kemama semua yang kakak buat, dari mulai uang yang kakak habisin cuma buat pesawat-pesawat control itu,". Aku tahu, kakak ingin berdebat denganku, tapi karena aku lagi sakit, kakak mengurungkan niatnya. Dia diam sebentar dan mulai berkata,"Yaudadeh, tapi kamu jangan kecapean,". Aku bersorak dalam hati," Makasih kak,".

Lucy's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang