Lima hari berlalu...
Akhirnya Kayla dapat kembali berangkat ke sekolah setelah kemarin dinyatakan 'sakit' . Kayla tidak suka dengan kata itu. Namun entah kadang kata lima huruf itu bisa jadi menyerangnya secara tiba-tiba. Namun lupakan. Sekarang yang ada hanya Kayla yang kembali seperti sedia kala. Ceria dan kuat. Kayla berjalan tegas menuju ruang kelasnya. Melewati lapangan basket yang mulai ramai dilalui para siswa menuju kelasnya. Ada hawa sejuk menyertai diri Kayla di pagi itu. Rasanya kembali sehat adalah suatu anugrah terindaah dari Tuhan untuk dirinya.
Karna terlaluu semangat dan menikmati pagi yang cerah ini, konsentrasi Kayla menjadi kacau. Ia dapat merasakan sebuah tubuh jangkung menabrak dirinya dari arah berlawanan. Tubuh itu sedikit berlari hingga akhirnya menyenggol bahu Kayla, hingga membuatnya terjatuh. "Aww..!!" Kayla meringis. Lalu mencoba melihat si pelaku yang menabrak dirinya barusan.
Perawakan tinggi jangkung itu berdiri tegak di depan Kayla. Tangannya terulur, berniat membantu Kayla untuk berdiri. Namun wajahnya tidak menoleh ke arah bawah. Karna silau, Kayla tidak begitu jelas melihat wajah cowok tersebut. Tangan Kayla menggenggam erat tangan cowok itu. Dengan cepat cowok itu menarik tangan Kayla , membantunya berdiri.
"Makasih.." ucap Kayla sambil sibuk membersihan roknya. cowok itu sempat menoleh sekilas, namun akhirnya ia berlalu begitu saja. Berjalan santai meninggalkan Kayla yang masih bengong.
"Woy... Makasiih!!!" teriak Kayla , mengucapkan terima kasih sekali lagi. Cowok itu hanya mengangkat satu tanganya dan megacungkan jempolnya pertanda ia mendengar ucapan terima kasih dari Kayla. "Kenapa gue yang makasih? Harusnya dia juga minta maaf dong? Ah bodo amat . Kenal juga enggak.."
Sesaat Kayla teringat wajah dan perawakan jangkung itu. Mencoba menghapus praduga yang sebelumnya. "Eh tapi yakin nih gue nggak kenal? Kayanyaa....." Kayla menggantungkan kalimatnya sampai akhirnya sebuah tangan menepuk bahu Kayla.
"Woyy malah bengong lagi.." Tiba-tiba saja muncul gadis berambut panjang berparas babyface itu. Siapa lagi kalau bukan Tasya. Ia memasang wajah sok manis sekaligus heran . "Kelas loe masih jauh Kay.. Nohh disana nooh.. Ngapain nge-time di sini?"
"Mangkal.." singkat Kayla. Ia masih sibuk dengan pikirannya sendiri.
"Aduh salah ngomong ya gue.. Udah deh Kay, nggak guna juga mangkal disini. Nggak ada Om-om lewat. Udah yuk masuk kelas aja ."
"Bentar deh Sya, gue tuh kaya lagi d'javu gitu.."
"Maksud loe, loe ngulangin peristiwa yang pernah loe alami sebelumnya?"
"Ya nggak tau pasti sih. Yang jelas ini aneh banget. Dan gue rasa harus mikirin ini baik-baik."
"Loe nggak mau cerita ke gue Kay?"
"Ya oke sih, tapi jangan sekarang juga kali. Kelas loe disana kelas gue di sana." ujar Kayla sambil menunjukkan dua arah yang berlawanan.
"Sorry Kay, kadang gue suka o'on hehehe"
"Yee baru tau loe."
Mereka berpisah di sebuah pertigaan. Kayla belok kiri sedangan Tasya belok ke kanan. "Daahh gue duluan ya Sya." . "Eh tapi janji ya ntar cerita pas istirahat!" ancamm Tasya. "Iya Tasya sayaangg.. muaahh"
* * *
Saat pelajaran Bahasa Indonesia, semua siswa disuruh untuk mengumpulkan buku tugasnya masing-masing. Kebetulan Kayla sempat ngebut untuk mengejar materi. Dan untunglah, sikap cekatan Kayla membuahkan hasil. Kali ini dengan senyum selebar daun kelor, Kayla mengeluarkan buku tugasnya. Seluruh siswa satu persatu sudah mengumpulkan buku tugasnya. Dan seperti yang selalu di duga, Darrenlah orang pertama yang mengumpulkan tugas itu. Selalu begitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amazing Girl
Teen FictionBukan salah Kayla kalau ia terlahir sebagai cewek superpower yang seakan tidak pernah kehabisan stok baterai dalam tubuhnya. Cantik? Itu relatif. Namun menjadi cewek periang, semangat dan tulus, bukankah itu jadi nilai plus? Musuh? Banyak. Teman...