terkadang seseorang pergi meninggalkan seorang lainnya
tanpa alasan
tanpa suatu pertanda
tanpa lambaian tangan dan kata-kata perpisahan
hanya perlahan punggungnya berbalik
semakin lama menjauh
mengecil
menjelma titik serupa debu yang haru.
suatu kali pula, hujan melakukan hal yang sama
ia pergi
tak lagi kunjungi bumi
tanah pecah
kakinya berdarah
entah kepanasan atau hanya musibah.
ke mana perginya hujan? tanya sebuah suara
mencari cinta, jawabku.
di mana cintanya? tanya suara itu lagi
entah.
hanya suatu ketika rinainya tak menjelma derai
melainkan rintik terkulai
sebelum akhirnya berlari hilang
tak berpamitan.
Omahku, 26 Februari 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
SAJAK-SAJAK HUJAN
PoetryDi atas kertas, tintaku gemetar mendekap sajak-sajak basah sehabis tertikam hujan seharian. Kata-kata gigil, terbata mengeja aksara yang kadung beku membiru. Lalu, satu dua huruf bertanggalan terlalu lama kedinginan. "Siapa nanti yang akan membaca k...