Bab 4

157 11 5
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bab 4

Sebisa mungkin Linggar berusaha menipu diri untuk menganggap apa yang dikatakan Sobo barusan adalah pujian. Karena ia sadar, semisalpun dirinya sendiri marah, akan terasa semakin menyiksa batin, menyika diri sendiri. Karena toh tak mungkin juga ia bisa melampiaskan rasa marahnya dengan memukul si majikan dadakan.

Linggar sadar dirinya mungkin 'agak' pengecut, namun setidaknya ia tidak bodoh untuk membalas segala kata-kata pedas dari Sobo. Sebab jika ia membalas kata-kata si majikan dadakan, lalu semisal pemuda kekar di hadapannya itu marah, yang demikian akan lebih menyulitkn diri sendiri. Linggar selalu ingat, Sobo sangat jauh lebih kuat dibanding dirinya.

"Kuanggap perkataanmu tadi adalah sebuah pujian. Dan kuharap kau segera menjelaskan apa yang seharusnya aku dengar," kata Linggar kemudian.

"Hmm .." Sobo nampak mulai sedikit serius, senyum santainya masih jelas terlihat.

"Yang pertama-tama harus kau tahu adalah tentang isi dunia ini. Bahwa dunia manusia bukan hanya di desamu saja. Bahwa bumi ini tidak hanya antara desamu dan Hutan Hitam ini," kata Sobo.

"Aku sangat percaya diri, bahwa kau juga tak jauh beda dengan penduduk desamu yang menganggap bahwa mahkluk berkaki dua yang selain warga desamu adalah bukan manusia. Dan aku juga sangat percaya diri dengan pendapatku, bahwa orang-orang yang bukan dari desamu pasti kalian anggap penghuni Hutan Hitam. Ya, kan?" masih kata Sobo.

"Ya," jawab Linggar namun dalam hatinya berkata, Kau bisa menyobek daging sapi tebal dengan tangan kosong, menyebut kucing raksasa itu sebagai teman lama. Tubuhmu kekar, tinggi, berbahu lebar, terlebih kau banyak dikagumi para gadis desa ketimbang aku dan kau masih menyuruh aku untuk percaya bahwa kau manusia?

"Sebaiknya kau harus mulai faham bahwa di luar sana, di luar desamu dan Hutan Hitam terdapat peradaban manusia yang lebih besar. Dan sejatinya aku bukanlah mahkluk penghuni Hutan Hitam ini, justru sejatinya kau dan penduduk desamu lah yang kami—orang-orang di luar sana—anggap sebagai penghuni Hutan Hitam."

"Ya, aku akan mencoba percaya dengan ucapanmu."

"Aku tahu kau tak akan mudah percaya dengan apa yang kujelaskan ini. Tapi paling tidak aku sudah memberi tahumu."

"Ya, dan kau masih belum menjawab apa yang seharusnya aku dengar," sela Linggar.

"Baiklah, dengarkan ini baik-baik. Kami, orang-orang dari luar desamu, membagi (menganggap) bumi ini menjadi dua bagian. Yakni, Bumi Timur dan Bumi Barat. Pada setiap wilayah Bumi Timur dan Bumi Barat, terdapat banyak negeri atau kerajaan. Sekitar 200 tahun yang lalu ada sebuah kerajaan di Benua Barat yang mengukuhkan dirinya sebagai pemerintah tertinggi di Benua Barat setelah menaklukan negeri-negeri di sekitarnya. Negeri yang sedang berkuasa ini bernama Majuj. Rajanya bernama Yaj, putra dari Juj.

"Raja Yaj berusia sudah lebih dari 200 tahun. Konon raja Yaj putra dari Juj itu menguasai ilmu persekutuan dengan dunia iblis, atau lazim disebut sihir, sehingga ia bisa hidup dalam masa yang lama.

LINGGARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang