selamat pagi...
selamat pagi parkit bersayap embun
bagaimana malammu malam tadi?
apakah begitu nyaman dalam pejam
apakah cukup terhangatkan doa-doa
sepertinya kau tampak nyenyak sekali
aku belum melihat rekah senyummu pagi ini
mungkin kau cukup pulas mensyukuri nikmat Tuhan
maaf aku hanya ingin dengar kicau semangatmu
seperti pagi biasanya dalam status ceriamu
agar aku tau kau tak pernah terluka oleh apapun
aku hanya bisa melihat,
tak bisa menangkap keceriaanmu yang entah pada siapa itu
aku selalu suka manis, aku selalu suka semangatmu
seperti waktu kemarin
"kau tak pernah terlalu menangis"
seperti waktu kemarin
"kau tak pernah terlalu bahagia"
"kecewamu hanya untuk ibadahmu yang belum sempurna"
seperti itu yang kau kutip, ya seperti itu kau kutip...
ah, betapa semakin kau jatuhkan aku jelita
aku semakin dalam menjatuhkan cinta padamu
lantas bagaimana aku menggapainya kelak
aku semakin tak kuasa, namun juga semakin ingin
aku yang bergelimang dosa entah sebanyak apa ini
semakin malu menatap bidadari bernafas surga sepertimu...
"ah, ingin sekali aku menjadi imammu kelak...
namun apa aku pantas untuk bidadari berhijab sepertimu..?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dew.
Poetry"Apa itu Dew?" tanyamu. Aku juga tak ingat persis mungkin sesuatu seperti embun? Atau sebuah inisial yang suka menyelinap dalam doa-doa? Tak perlu kau fikirkan dew, ini hanya jejak-jejak rindu...
