Jeonghan mematikan mesin mobil begitu mendapat tempat parkir. Helaan napas dikeluarkan ketika dirinya merasa gugup. Gugup karena tak lama lagi ia akan menemui Jisoo dan keluarganya. Dirasakan jantungnya berdegup lebih cepat dari biasanya.
“Wajahmu tegang sekali, hyung. Jisoo hyung tidak akan membunuhmu disana.”
Jeonghan mendengus, Mingyu dan mulutnya yg senang berucap asal, namun setidaknya lelucon aneh pemuda ini sedikit mengurangi rasa gugup. Lagipula mana berani seorang Hong Jisoo membunuh sesama, tidak sengaja menginjak serangga saja langsung panik.
“Ayo turun.”
Mingyu mengekori hyungnya hingga memasuki gedung tempat acara diadakan. Pemuda kelahiran 96 nampak takjub dengan dekorasi yg serba merah muda dan putih, warna kesukaan Jisoo. Tidak sadar kalau dirinya tertinggal jauh Jeonghan yg berjalan tergesa-gesa menuju ke pasangan yg tengah berbahagia.
“Jisoo-ya,” serta merta melayangkan pelukan erat pada Jisoo, pemuda yg pernah mewarnai hari-hari suramnya.
“Han-Hannie--”
“Happy wedding!” potong Jeonghan cepat.
Apa yg dilakukan si pemuda tampan sontak menjadi tontonan gratis seluruh tamu undangan dan pihak keluarga Jisoo-- jangan lupakan Jun yg melotot horror di sisi Jisoo. Berani sekali pemuda ini memeluk ‘istri’ sahnya, begitu yg dipikirkan Jun. Meskipun dia tahu siapa pemuda yg kini tengah membisikkan sesuatu di telinga Jisoo, tapi-- loh kok ini orang makin ngelunjak?!
“Ehm!” pemuda Wen berdehem keras.
“Ha-Han!” buru-buru melepas pelukan mantan kekasihnya, untung Jisoo peka, “Kau menghalangi tamu lain, tuh!” lanjutnya menahan malu.
Malu karena tertangkap basah membiarkan mantan kekasih memeluknya di depan ‘suami’ sah. Untuk sesaat Jisoo terjebak di ruang nostalgia bersama Jeonghan.
“Wen Junhui! Selamat ya,” memberi pelukan singkat, tak lupa tepukan (sangat) keras di punggung pasangan Jisoo.
“Terima kasih, ini semua berkatmu juga, Yoon Jeonghan,” mendekat ke sisi kanan ‘kompetitor’nya.
“Berkat kepengecutanmu Jisoo jadi milikku, selamanya.” imbuhnya penuh kemenangan.
Ingin rasanya melayangkan kepalan tangannya ke wajah Wen-sialan-Junhui, namun Jeonghan cukup tahu diri untuk tidak merusak acara orang terkasihnya. Iya, sampai kapanpun cintanya hanya untuk Hong Jisoo seorang, sulit melupakan pemuda berwajah manis itu. Dan sindiran dari ‘saingan terberat’ membuatnya berpikir mungkin Jisoo tak memiliki rasa yg sama lagi padanya.
Yoon Jeonghan yg malang.
“Jeonghan?” jantungnya seakan ingin melompat keluar ketika mendengar suara orang yg sangat ia hindari. Nyonya Hong, ibu kandung Jisoo.
“Ha-halo, Hong eomma”
Kegugupannya muncul lagi karena sosok wanita setengah paruh baya yg tetap terlihat cantik ini. Senyumnya yg cerah entah mengapa membuat Jeonghan bergidik ngeri. Nyonya Hong sangat menyukainya dan tidak keberatan menyerahkan putra tunggal keluarga Hong untuknya. Namun Jeonghan tidak yakin apakah wanita cantik ini masih menyukainya setelah menghilang tanpa kabar dan membuat putra kesayangan menangis.
“Masih ingat rupanya,” sindir halus Nyonya Hong, “Terima kasih sudah menyempatkan diri hadir di acara pernikahan putraku dan menantuku.”
Jeonghan menelan air liurnya kasar, atmosfir disekitarnya terasa berat dan menakutkan kendati disambut senyuman secerah matahari, “Iya, eomma.”
Sampai si pemuda Yoon tak berani bersitatap dalam waktu yg lama dengan Nyonya Hong karena menurutnya tatapan itu menyiratkan aku-ingin-menelanmu-hidup-hidup-Yoon-brengsek-Jeonghan.
“Kau tahu? Aku masih menganggapmu calon menantu terbaik, Jeonghan-ah. Namun sepertinya kau bukan takdir anakku jadi tolong relakan dia dan biarkan mereka bahagia.”
Terdengar seperti ancaman terselubung. Mungkin Nyonya Hong beranggapan pemuda di depannya ini berniat menghancurkan kebahagiaan putra dan menantunya kelak. Tak dipungkiri Jeonghan memiliki sedikit niat untuk merebut kesayangannya kembali-- bahkan sebuah rencana menculik Hong Jisoo setelah acara sudah tersusun rapi. Sampai kapanpun dia tidak rela Jisoonya disentuh pemuda lain, apalagi si Wen Junhui.
“Aku tak akan berani melakukannya jadi eomma tak perlu khawatir.”
Namun Jeonghan kubur dalam-dalam pemikiran jahat barusan. Toh ini semua terjadi akibat ulahnya yg ‘membuang’ Jisoo karena belum siap ke tahap yg lebih serius. Pemuda pengecut sepertinya tidak pantas bersanding dengan orang sebaik Hong Jisoo, (mungkin) Wen Junhui lebih pantas.
‘Lagipula kalau jodoh tidak akan kemana, kan?’
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi(S)tory
Fiksi PenggemarAll Joshua Hong Jisoo pairing; CheolSoo ✅ JeongSoo ✅ JunShua ✅ WonShua✅ MinShua SeokSoo HanSoo