Chapter 5

10K 642 60
                                    

-

(PoV Luca)

Pagi hari pun tiba...

Aku terbangun dari tidur, mengembalikanku pada kenyataan Adikku melakukan pelecehan padaku Kakaknya. Kenyataan bahwa Adikku mempunyai perasaan padaku, perasaan yang berbanding terbalik dengan apa yang aku rasakan padanya. Kenyataan Adikku sudah mencapai batasannya, gila karena perasaannya padaku begitu pula denganku. Tapi... satu kenyataan membuatku menyadari orangtuaku benar-benar tidak mempedulikanku. Kenapa? Bukankah aku anak mereka berdua? Kenapa mereka tidak mempedulikanku? Apa sebenarnya salahku? Kenapa mereka tidak menolongku? Apa mereka mendengar suaraku? Aku berteriak! Aku menangis! Apa suaraku tidak terdengar oleh mereka? Apa suaraku tidak mencapai mereka? Kenapa tidak sedikitpun mereka peduli padaku? Kenapa? Apa salahku?

Kutatap tubuhku beberapa bercak kemerahan dan juga kebiruan tersebar diseluruh tubuhku. tanganku terasa ngilu karena gigitan Lucy tadi malam. Tubuhku terasa remuk. Aku... tubuh ini sudah ternodai oleh orang yang kubenci. Kurasakan tubuhku mulai menggigil tanpa henti, napasku terasa tidak beraturan, dan aku merasa... TAKUT! TIDAK! Aku tidak ingin merasa takut padanya. Tidak! Kurasa airmata mengalir dengan sendirinya dipipiku. Aku tidak takut! Tapi... tubuhku bahkan menggigil tanpa henti. Tubuhku seakan memiliki pikirannya sendiri. Aku tidak boleh takut padanya!

Clek!! Pintu terbuka, membuatku terlonjak dan menatap kearah pintu yang terbuka. Kulihat Lucy berada disana dengan senyumannya yang membuatku lebih menggigil dari sebelumnya. Tidak! Lucy pun masuk kedalam kamar menghampiriku.

"Sudah bangun Kak. Ayo sarapan, aku sudah membuat makanan special untuk Kakak. Aaahh... sayang Ayah dan Ibu sudah tidak ada... tadi malam mereka sudah pergi karena urusan mendadak. Makanya tadi malam tidak ada yang mendengar teriakan Kakak. Syukurlah Kak... Hahaha!! Mereka tidak akan mendengar suaramu Kak... tidak akan." Ucap Lucy sambil terus mendekatiku.

"..."' jangan mendekat!!!' Tidak suaraku... suaraku tidak keluar... suaraku. Akupun berusaha menggerakan badanku yang terbaring tetapi tidak bisa, seakan tubuhku lumpuh.

"Hm? Apa sayang?" Ucap Lucy lalu duduk disampingku yang tidak bisa menggerakan badanku.

"..." 'Menjauh dariku!!!' Ucapku tanpa suara.

"Aku tidak mendengar suaramu yang manis sayang. Mungkin suaramu habis karena semangat mendesah tadi malam, Hahaha!!! Tapi tidak masalah setelah minum air hangat suaramu akan seperti semua lagi. Ayoo... kita makan. Aku yakin Kakak butuh tenaga untuk bergerak." Ucap Lucy seakan mengerti keadaanku. Lucypun menggendong keluar kamar menuju ruang makan.

Sesampainya diruang makan Lucy mendudukanku dikursi dan meninggalkanku. Beberapa saat kemudian Lucy kembali dengan nampan yang berisi dua gelas air dan juga dua mangkuk makanan yang entah apa, tapi harum makanan itu terasa sangat menggugah selera. Lucy pun menyajikan makanan yang ternyata bubur itu meja makan. Lucy pun duduk disampingku.

"Minum Kak..." Ucapnya sambil membantuku minum. Kuminum air tersebut, rasa lega mulai terasa ditenggorokanku.

"Kenapa?" Ucapku dengan suara berbisik. Suaraku keluar.

"Kenapa? Mmm... Kakak heran kenapa setelah aku melakukan itu semua ... aku masih baik pada Kakak begitu?" Ucap Lucy sambil menatapku.

"Hahaha... Kakak sudah tahukan jawabanya. Ini semua karena aku sangat mencintai Kakak." Ucap Lucy lalu membawa mangkuk berisi bubur dan menyuapkannya padaku.

"Bagaimana Kak? Enak? Ayo, makan yang banyak." UCap Lucy sambil tersenyum entah kenapa senyumnya terasa berbeda kali ini terasa... Deg! Ugh! Kenapa ini ... kurasa mukaku terasa memanas?

Setelah itu Lucy terus menyuapi bubur yang terasa lezat itu padaku. Lucy bahkan membuatku menambah satu mangkuk lagi. Selesai menyuapi Lucypun memakan buburnya. Aku pun berusaha menggerakan badanku yang mulai sedikit bertenaga setelah makan tadi.

Twins Telephaty [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang