"SATU"

183 14 1
                                    


***

Laki-laki.


Mungkin laki-laki itu terlihat tidak asing lagi dihadapan perempuan yang lain. Tapi tidak dengan Aretha. Aretha bahkan tidak pernah melihatnya apalagi kenal dengan laki-laki itu. Justru laki-laki itu terlihat asing dimata Aretha. Sehingga membuat Aretha penasaran dengan laki-laki yang baru dilihatnya itu dan ingin tau siapa sebenarnya laki-laki itu. Namun Aretha gengsi untuk menanyakan hal ini kepada sahabatnya Cintya, dan akhirnya Aretha memutuskan untuk menyebunyikan hal ini terhadap sahabatnya.

----------------------------------------------

Saat Siang hari yang lumayan panas membuat mood Aretha hilang begitu saja, tetapi saat Aretha melihat salah seorang laki-laki yang terlambat datang sekolah dan dihukum untuk berdiri di depan tiang bendera, tiba-tiba mood Aretha kembali dan merasakan keanehan pada perasaannya dengan tatapan yang tidak beralih dari dirinya..


"SIAPA DIA?" kata itulah yg pertama terlintas pada pikiran Aretha.

"Lagian udah siang begini baru datang! Itu mah bolos setengah hari namanya bukan terlambat lagi." pikir Aretha. "Tapi siapa dia?"

Aretha terkejut ketika temannya membangunkan dalam lamunan dengan menepuk bahunya "Hey,, ngapain lo Aretha? Ciiie ngeliatin dia terus.." ucap Cintya.

"Hah!?" Aretha tercengang dan langsung tersadar setelah Cintya menepuk bahunya barusan.

"Tuhkan pasti feeling gue bener, elo ngelamun! Mikirin apa si lo?" tanya Cintya heran.

"Ehh maaf maaf Cintya, ngga ko gue ngga mikirin apa-apa."

"Aaah masa sih? Serius ga mikirin apa-apa??" jawabny agak sedikit meledek.

"Lebih baik gue ga usah bilang deh sama Cintya, yang ada kalo gue ngomong pasti dia bakalan kaget+bawel+makin suka juga ledekin gue!" pikir Aretha.

"Iiish elu mah suka banget ngeledek gue, benar Cintyaaa gue ga mikirin apa-apa ko." sambil menghela nafas.

"Ooooh.. Hah!! atau jangan-jangan elo.. Elo suka ya sama dia? Atau pandangan pertama elo?? Oh tidaaaak."

"Ssst apa-apaan sih elu Cintya ngomongnya asal jeplak mulu niih, udah ah gue mau ke kelas." seraya meninggalkan Cintya Rizqi Perdana yang masih penasaran akan dirinya.

"..."

***

Kriiiing.... Kriiiiing....


Bel masuk setelah istirahat keduapun berbunyi. Lama dari bel berbunyi guru di kelas 10 pun tak kunjung datang untuk mengajar.

"Ini guru pada kemana sih? Ko kita jadi di gantung gini ? Diantara belajar dan tidak belajar? Digantung itu rasanya sakit tau!" gumam Aretha sedikit berteriak.

"Jeeeh itu ngomong? Udah kaya burung beo ajah! Baper pula!" celetuk Reihan. Reihan adalah teman sekelas Aretha yang suka meledek dirinya.

"Enak aja burung beo, suka-suka gue dong masalah banget gitu buat loh?"

"Lah bocah ngegas.. Masalah banget lah, orang lo teriak-teriak! Berisik tau!!" ledek Rei,sambil melirik dengan tatapan sinis, tatapan yang paling Aretha benci.

"Suka-suka ARETHA dong! Mau teriak, mau ngga ya terserah ARETHA. Dan satu biasa aja kali bang liatinnya, itu mata sampe mau keluar!" Jawab Aretha ketus.

Cinta Yang Tak Sempat Ku Gapai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang