Aku hanya ingin kau tinggal. Tetap bersamaku, menjadi milikku.
•••
"udah seminggu."
"gue masih kuat kaya gini untuk satu tahun ke depan, Jen."
"Anya, nggak seharusnya-"
"terus gue harus apa Jen? Gue sayang sama dia, gue nggak bisa lepasin dia."
"Dia terus sakitin lo Nya, nyadar dong."
"Mark nggak pernah minta putus. Mark nggak pernah minta mutusin hubungan yang udah gue sama dia jalin."
"Liat ke depan."
Gue liat, bahkan udah daritadi. Mark lagi makan sama Hina.
Mejanya persis berhadapan sama meja yang gue dan Jeno tempatin.
But,
His eyes always can ignore me, his girlfriend.
I don't know, how?
"udah liat?"
Gue ngangguk, "nggak perlu lo kasih tau juga gue tau dimana pacar gue."
"then?" tanya Jeno lagi.
Gue natap Mark dan menjawab dengan mantap,"Gue masih sayang dia."
Jeno membuang nafasnya berat, "too stupid."
"Nenek-nenek ompong juga kalo ngeliat pasangannya jalan bareng cewe lain depan mata bakal tau, kalo pasangan mereka udah nggak ada rasa lagi sama dia."
"I'm not nenek-nenek ompon."
Jeno keliatan greget sambil mencak-mencak matiin notebooknya, "udah nggak sayang lagi, Anya. Mark udah nggak sayang lagi sama lo, Kapan sih lo nyadar?" Jelas Jeno dengan nada agak nggak enak hati.
"tapi dia nggak ngajakin gue putus, Jen." kata gue dengan penuh penekanan.
"itu karena dia pengen elo yang mutusin duluan. Masih nggak nyadar lagi?"
Gue masih natap Mark yang nyaman banget ketawa bareng Hina, "sampe dia yang minta putus duluan. Sampai saat itu terjadi, gue nggak akan menyadarkan diri gue."
Jeno ngambil ranselnya, "terserah. Lo keras kepala." terus ninggalin gue sendirian.
Gue masih diem.
Natap Mark.
Senyumnya Indah.
"Sini lo ikut gue balik, jangan nangis di tempat orang." kata Jeno sambil narik tangan gue.
Cuman Jeno yang care, gue juga bingung kenapa dia selalu ada waktu buat gue.
Sahabat? Mungkin ini yang disebut sahabat.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUCH A LIAR / MARK ✓
Historia Corta❛❛Bisa nggak kali ini lo jujur ke gue. Lo habis jalan sama siapa, Mark?❞ ーprivated.