#3 Hidup Dalam Badai

144K 9K 111
                                    

Pikiranku masih melayang ke peristiwa 2 bulan yang lalu. Hidupku yang indah selama 21 tahun mendadak hancur. Aku tak lagi normal sejak kedatangan nama Airlangga Sakha Handojo. Laki-laki berumur 29 tahun yang tiba-tiba dijodohkan denganku. Lelaki 29 tahun itu harusnya menikahi kakak sulungku, Anindya Larasati Atmaja. Tapi dia malah menikahiku, Nabilla Larasati Atmaja, seorang gadis remaja akhir yang masih suka jalan-jalan, shoping, nonton, main sama teman-teman. Dia adalah bencana di hidupku. Entah mengapa Papa dan Mama mempertemukanku pada sebuah bencana.

Andai saja Kak Nindy tidak kabur, pasti dia yang akan menikah dengan laki-laki menyebalkan itu. Aku juga tak menyangka kalau kakakku yang pendiam, penurut, dan solehah itu bisa kabur dari rumah dan mengecewakan orang tua kami. Padahal awalnya dia sudah setuju dikenalkan pada Erlan. Dia malah senang karena dia bisa menikah tanpa pacaran. Ya, kakakku memang seorang wanita muslimah yang sangat mencintai hijabnya. Beda denganku yang berjilbab seperti kelambu warteg, buka tutup. Dia tidak suka pacaran dan memilih ta'aruf untuk menemukan jodohnya. Beda denganku yang suka mengumbar janji pada lelaki yang menyukaiku.

Mungkin ini hukuman Tuhan untukku. Untuk wanita tidak taat sepertiku. Kakakku mendadak meninggalkan rumah dan membatalkan pernikahannya karena alasan sepele. Dia hanya meninggalkan surat pendek berisi permohonan maafnya. Dasar kakakku. Dia tak berpikir sejauh itu. Setelah kepergiannya, rumahku sibuk bagai ada kebakaran. Papa uring-uringan karena merasa malu. Bagaimana tidak berita pernikahan Kak Nindy sudah tersebar kemana-mana. Mama yang banyak menangis karena khawatir pada Kak Nindy. Serta aku yang ada di tengah-tengah mereka seperti kambing congek. Dan memang iya, aku adalah tumbal keluarga ini. Dengan mudahnya mama menemukan ide untuk menyelamatkan nama keluarga kami.

Jadi, aku anak gadis bungsunya menjadi korban pernikahan perjodohan ini. Sempat menangis, putus asa tapi tak sampai gantung diri sih. Sempat mengutuki kakakku yang cantik dan kalem itu. Kenapa dia yang seperti bidadari berubah menjadi malaikat pencabut nyawa untuk adiknya sendiri. Oh Tuhan, apa ini peleburan dosa-dosa Hamba. Doaku setiap hari begitu.

Jadi hari kekonyolan itu dimulai. Keesokan harinya setelah aku menjadi tumbal, kami bertemu dengan keluarga Pak Firman yang awalnya terlihat kecewa. Mereka tampak kesal karena seperti dipermainkan oleh keluargaku. Aku yang didandani ala muslimah taat hanya bisa menahan ketidaknyamananku. Apalagi setelah lelaki bernama Erlan itu datang masih dengan seragam lorengnya. Dia terlihat kaku dan datar. Iya, mungkin dia merasa marah juga karena pernikahannya dijadikan lelucon seperti ini. Kalau dia bisa bersikap seperti itu, lain halnya denganku yang harus mematut wajah manis. Padahal hatiku tak lagi berbentuk.

Ya Tuhan inginku menghilang saat ini juga. Aku tak mau menikah secepat ini. Dengan cara seaneh ini. Dengan lelaki seperti itu. Dia memang sempurna dari segi fisik. Tapi, sifatnya, mending aku gak kenal dia saja. Jutek, dingin, cuek, angkuh, tak banyak bicara, setidaknya itu yang kutangkap sedari tadi.

Yap, hari ini kami memang sedang ada di sebuah butik baju pengantin. Karena pembatalan pernikahan oleh Kak Nindy, keluarga harus mengulang sejak awal. Baju pengantin harus dipas ulang. Riasannya harus disesuaikan dengan wajahku. Tentu saja keluarga kami tak ingin pernikahan ini tampak seperti pernikahan mendadak karena 'kecelakaan'.

"Cantik sekali gaunnya. Pas dengan karakter wajah Mbak Nabilla yang seperti putri salju," puji desainer baju pengantin yang terdengar absurd di telingaku. Aku menoleh ke arah perempuan berusia 35 tahun itu dengan senyum kaku. Lalu kupatut sendiri tubuhku di kaca besar.

Sebuah gaun renda panjang berwarna pink dengan semburat renda putih di bagian bawahnya. Hiasan kristal swarovski warna lime kalem tertempel di bagian dada hingga ke kakiku. Aku juga memakai kerudung warna putih dengan hiasan kristal dan mahkota yang berkelip-kelip. Cantik sekali gaun pengantin ini. Andaikan aku menikah sesuai dengan keinginanku, ini pasti menjadi gaun terbaik yang pernah kupakai.

Stuck in Love (Completed) Sudah TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang