Bagian I

60 3 0
                                    


" Cepat keluar!! Bawa barang kotormu itu "

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Cepat keluar!! Bawa barang kotormu itu "

Aku cepat-cepat membuka mataku dan melihat seorang ibu tua yang marah-marah, dan aku sudah dilantai.. Hanya ada kebingungan dipikiran ku. Aku melihat sekeliling, dan hanya ada lingkungan asing.

Kriing kriing...

Terasa getaran HP dari sakuku.

-Hoon-i Oppa-

Tulisan itulah yang keluar dari HP asing yang kupegang.

" Oppa? ( sebutan Korea untuk lelaki yang lebih tua, bisa kakak atau pacar ) ". Aku mengangkat telepon.

" Yerim-a ! jemput aku di stasiun, aku sudah sampai ". Terdengar jawaban dari sebrang.

Yerim-a?

Aku yang kebingungan mulai berpikir bahwa itu..

Sontak aku langsung berdiri, mengambil barangku lalu menjemput Hoon-i oppa. Aku berharap dia akan sangat baik kepadaku. Tidak seperti kakak laki-laki yang jahat yang biasanya diceritakan teman-teman di sekolah. Aku tidak menjemput oppa dengan jalan kaki. Aku naik angkot dengan uang yang ada di sakuku.

~Di stasiun kereta~

Tiba-tiba seorang laki-laki yang tingginya sekitar 168 cm, berkulit putih, dan berambut hitam kecoklatan lurus berlari dan memeluk ku.

" Aa.. Jadi ini yang namanya Hoon-i Oppa " . Pikirku sambil membalas pelukan nya yang sangat hangat.

" Oppa, kapan datang ? ".

Dia orang Korea kan? Aku menyesuaikan dengan bahasa Korea, sehingga dia akan lebih nyaman.

" Baru saja ". Jawabnya dengan suara cerahnya.

" Kenapa kamu membawa barang-barangmu? ". Tanya nya.

Aku bercerita kepada dia kalau aku diusir dari kos-kosan ku. Anehnya dia tidak bertanya kenapa.

" Ooo.. Baguslah, aku juga tidak mau kamu tinggal di kos-kosan kumuh seperti itu. Aku sudah beli rumah.. Kecil sih.. Tapi cukup besar kok buat kita berdua "

Berdua? Dia akan tinggal bersama ku?!". Entah seberapa merahnya pipiku sekarang. Hal ini memang yang sering kubayangkan. Tapi rasanya lebih menyenangkan melihatnya langsung dan menggandengnya seperti ini.

Kami pergi dari stasiun dengan jalan kaki. Kami berbincang-bincang banyak hal.

" Oppa ?"

" Oh ?"

" Bicaranya indonesia aja bisa nggak? Orang-orang ngeliatin tuh! "

" Hah? Baiklah(korea), maksudku baiklah(indonesia) ".

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Kami pun sampai di rumah yang dibeli oppa. Memang benar rumahnya nggak terlalu besar. Tapi sangat bagus. Saat masuk, rumahnya berdinding bermotif kayu yang berwarna agak tua, lantainya juga seperti itu tetapi warnanya lebih muda. Ada dua kamar. Kamarku sangat bagus ranjangnya tidak terlalu tinggi dan ada meja belajar serta lemari kecil, disitu juga ada satu komputer, disamping komputer ada laptop di dalam tas. Akupun menata pakaian ku di lemari. Aku juga menata bukuku di laci meja belajar. O iya, tadi kata oppa rumahnya juga ada wifi - nya. Walapun kecil rumahnya lengkap banget. Aku penasaran dengan kamar oppa , waktu aku lihat, ternyata nggak terlalu beda jauh sama kamarku.

Dream SiblingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang