Aku terbangun. Tapi aku sangat takut untuk membuka mataku. Aku takut aku akan kembali. Tiba-tiba terasa ada yang menggoyangkan tubuh ku.
" Yerim-a, bbali ireona!! (Cepatlah bangun) ". Aku sangat lega mendengar suara itu. Aku mulai memberanikan diri untuk membuka mata. Ini memang bukan dunia asalku, tapi ini juga bukan kamar oppa . Aku melihat oppa di depanku.
" Apa kabar? Setelah sekian lama, akhirnya bangun juga adik kecilku.. ". Katanya sambil membuka tirai.
Lagi?
" Kau tahu kau sudah tertidur selama 6 hari.. Aku sangat bosan menunggumu bangun.. Setiap hari aku berteriak di telingamu ireona! Ireona! (Bangun! Bangun!) tapi kamu tidak bangun-bangun ". Jelas oppa sambil menyiapkan sesuatu. Aku memandangi punggungnya yang terbalut seragam sekolah.
" Nih ". Oppa memberiku segelas susu. Aku mulai sadar ternyata aku dirumah sakit saat melihat ada infus tertempel di tangan kananku. Aku bangun dengan dibantu oppa, aku menerima susu hangat itu sambil menatap keliling ruangan, kulihat ada jam dinding, jam menunjukkan pukul 15.46. Ternyata aku tidur cukup lama.
Oppa melemparkan handuk dan beberapa baju dan peralatan mandi.
" Cepat mandi!! aku akan membersihkannya.. ". Katanya sambil mengambil gelas susu yang masih kupegang. Aku hanya diam ditempat membisu.
" Bagaimana aku mandi kalau ada infus ditanganku "
" Kamu ngapain? Cepat mandi.. Shower nya hangat kok! " tanpa berkata aku menunjukkan tanganku yang berinfus. Oppa menghampiriku dan melepaskan jarum infus dengan hati-hati. Aku semakin yakin duniaku bersama oppa bukanlah mimpi karena aku merasakan sakitnya saat jarum infus itu ditarik.
Aku berdiri lalu menuju kamar mandi.
" Keramas sekalian ya.. Adik manisku.. Jujur saja rambutmu sedikit.. Sangat kotor.. ".
Aku telah selesai mandi. Aku keluar dari kamar mandi. Oppa mengendusku seperti kucing.
" Hmm.. Wanginya.. ". Katanya sambil mengambil handuk ditanganku dan mengusap-usapkan ke rambutku yang basah. Aku memeluknya erat dan berkata aku tidak akan membuatnya khawatir lagi.
" Ehem.. Permisi.. Maaf mengganggu ". Tiba-tiba, temanku satu kelas menjengukku. Oppa spontan melepaskan pelukanku.
" Kalian sangat terlambat, kami sudah mau pulang.. "
" Cih.. ". aku mendecih pelan sambil melirik oppa.
" Nggak papa kok.. Duduk dulu aja.. Makasih ya.. Udah mau nengok aku.. ". Kataku kepada sekelompok orang asing yang dianggap teman dengan ramah. Tapi anehnya, disana ada teman sebangku ku yang menyebalkan. Kenapa dia ada disini. Btw.. Namanya Hani. Hanya dia yang kutahu karena dia juga ada di dunia asliku. Dan sepertinya dia masih aja menyebalkan. Dia berusaha untuk merayu oppa . Jelas kelihatan banget. Dia itu selalu merasa sangat cantik sedunia. Padahal tubuhnya sangat kurus kering dan tingginya yang berlebihan itu. Bener-bener bukan tipe oppa . Tunggu-tunggu.. Aku nggak cemburu kok dia kan kakakku..
Setelah sekian lama berbincang-bincang mereka pulang, aku dan oppa juga pulang . Dia menggandengku erat. Di jalan aku sangat lapar. Tapi aku tidak ngomong. Males aja.. Aku hanya melihat-lihat restoran-restoran di sepanjang jalan. Akhirnya aku membuka pembicaraan.
" Oppa, selama aku tidur, oppa nggak sekolah ? ". Dia menggelengkan kepala.
" Aku sekolah, lagi pula dokternya punya nomorku, jika terjadi apa-apa mereka tinggal telpon,kan? ". Aku hanya menganggukan kepala dan tetap memperhatikan rumah makan di pinggir jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Sibling
RomanceAku Tania Rosela Alfa, gadis kecil yang suka berandai-andai punya kakak laki-laki yang tampan banget, yang selalu ada untuk ku. Aku juga pernah berandai-andai seandainya aku hidup sendiri dan bekerja di sebuah grup yang tugasnya mempromosikan boygr...