01

64 41 22
                                    

"Hello, guys!"sapa gadis itu dengan senyuman yang selalu ia paparkan, ketiga temannya yang sedang duduk dibangku taman tak menanggapinya karena kesal akan teman satunya itu. Shantieka, atau biasa dipanggil Shan itu selalu saja telat, jika hanya telat satu atau dua menit tidak masalah, ini lebih dari satu jam. Ivana, Veren, dan Landra sangat kesal dibuatnya.

"Kau tahu? Kita akan telat!"bentak Landra melihat jam tangannya, Veren langsung berdiri dan berkata, "cepat! Nanti Rahma menunggu."

Shan hanya tersenyum dengan mata yang ia sipit-sipitkan, Ivana yang baru saja mengetik sesuatu langsung menatap teman-temannya, "supir aku udah nunggu didepan."

***

Gadis bernama Rahma itu sudah berdandan sangat cantik, ia memakai long dress berwarna hitam membuatnya semakin cantik, rambutnya dikepang kedepan dengan hiasan bunga dirambutnya. Rumahnya sudah dipenuhi teman-teman sekolahnya, Rahma mulai gelisah saat keempat temannya belum menampakkan batang hidungnya.

Bibirnya terangkat saat empat gadis berlari kearahnya, "Happy Birthday, Sweety!"

"Thanks, girls!"Rahma memeluk teman-temannya satu persatu.

"Aku ngasih kado, nih!"teriak Shan yang langsung disambut dengan toyoran teman-temannya.

"Maksudmya,"kata Ivana, "itu kado dari kita. Shan paling pelit dalam acara-patungan-ini."

Rahma tersenyum, tak ada hari yang lebih berharga dari hari-harinya bersama keempat sahabatnya ini. Mereka tertawa dan melanjutkan obrolan.

Ruangan itu menjadi sunyi saat seorang pria yang masih memakai baju seragam SMA yang dilapisi dengan jaket kulit berwarna hitam masuk keruangan itu.

Pria bernama Fitrah itu menghampiri Ivana, Landra, Shan, Veren, dan Rahma yang terdiam memandangnya.

"Hai guys,"sapa Fitrah dengan senyuman manisnya, Shan lah yang menyapa balik Fitrah.

"Gila! Ngapain masih pake baju sekolah?"tanya Landra, Fitrah hanya menggaruk-garuk tengkuk lehernya. Veren menunjuk Fitrah penuh selidik, "habis main kan, kamu? Ngaku!"

Fitrah cengengesan, "maaf, aku lupa ada acara ulang tahun Rahma."

"Ihh gila! Masa sahabat sendiri dilupain!"Ivana memukul pundak Fitrah yang jelas-jelas tidak akan kesakitan.

"Udah-udah! Karena kalian udah disini, aku mau mulai acaranya!"Rahma berjalan kedepan kue tart yang disediain, Rahma tersenyum, "halo semua!"

"Makasih ya, kalian sudah datang ke acara ulang tahunku,"Rahma memperlihatkan rentetan giginya yang putih bersih bersinar bak bintang iklan pepsoden, "kita bisa mulai kan acaranya?"

Semuanya bersorak dan mengumpul mengitari Rahma, mereka menyanyikan lagu ulang tahun dan doa-doa untuk Rahma.

"Panjang umurnya! Panjang umurnya serta mulia! Serta mulia!"

"Tiup lilinnya! Tiup lilinnya! Tiup lilinnya sekarang juga! Sekarang juga! Sekarang juga!"

Rahma meniup lilin yang berbentuk angka 1 dan 6 diatas kue tart, kue tart yang dibuat oleh kelima sahabatnya kemarin. Semua bertepuk tangan saat api diatas lilin itu padam. Sekarang, mereka menyanyikan lagu untuk potong kuenya,

Rahma langsung memotong kuenya, Shan berseru, "bagaimana, jika Rahma memberikan potongan kue pertamanya untuk cowok, sekalian disuapin."

"Setuju!"sorak Landra dan Veren berbarengan, Ivana pun ikut mendukung. Rahma tersenyum salah tingkah, ia mengambil potongan kue dan menaruhnya di piring kecil. Dia menelan ludah untuk menghilangkan kegugupannya, ia menyendok kue dan secara perlahan mengarahkan pada Fitrah

"Ohh, jadi prianya Fitrah,"goda Ivana

Fitrah membuka mulutnya dan hap! Rahma berhasil menyuapi Fitrah, Fitrah mencomot kue dipiring kecil itu dengan tangannya, "sini, aku suapin!"

"Ihh apaan sih, Fitrah! Jorok pake tangan!"Rahma merucutkan bibirnya, tapi melihat senyuman Fitrah membuat ia membuka mulutnya

"Kapal terbang mau lewat!"saat tangan Fitrah telah mendekati mulut Rahma, Fitrah malah memasukkan comotan kue kedalam mulutnya. Semua tertawa terbahak-bahak.

Fitrah hanya tersenyum melihat Rahma yang terlihat sangat kesal, ia mencomot kue lagi dan mengarahkan pada mulut Rahma. Rahma menggeleng, "gak usah, bisa makan sendiri, kok!"

"Ini beneran,"kata Fitrah dan Rahma membuka mulutnya, dan Fitrah benar-benar menyuapi Rahma. Semuanya bersorak gembira, Fitrah mendekatkan mulutnya ke telinga Rahma,

"Kadonya nyusul ya,"bisik Fitrah

Malam itu, adalah malam spesial bagi Rahma. Mereka melanjutkan pestanya dengan memakan makanan yang disediakan

************

Woahahahahaha...... Cerita aneh bin ajaib ini kupersembahkan pada group ku tercinta, Divergent Writers. Pisss✌jangan tampar Dita.

Friends Together Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang