03

44 36 23
                                    

Pagi telah menyambut gadis yang sudah berseragam putih abu-abu. Rahma berdiri di depan cermin untuk memasangkan dasinya, setalah rapih, ia langsung mengambil tas dan pergi. Ponselnya terus ia gunakan untuk mengetik pesan dan mengirimkannya ke Dita. Semalam setelah mengirim pesan, Dita tak bisa dihubungi. Gadis itu pasti sedang terluka.

Saat keluar gerbang, Rahma tercengang melihat motor yang sangat ia kenali. Fitrah berdiri disana, tersenyum dengan senyuman manisnya seperti biasa. Rahma menjadi salah tingkah mengetahui Fitrah menjemputnya.

"Hi!"sapa Fitrah, dan Rahma hanya menyahut, "hi."

Mereka terlihat canggung sampai Fitrah berkata, "kita akan telat. Ayo cepat naik!"

***

Fitrah duduk dibangku taman SMA Tunas Bangsa, ia memainkan ponselnya, melihat tampilan visual di ponselnya.

"Lihat apa kak?"tanya seorang gadis dari belakangnya. Gadis itu langsung duduk disamping Fitrah

"Dita kok kemarin gak datang? Rahma nyariin tahu,"kata Fitrah yang masih sibuk dengan ponselnya.

Dita mengintip kearah ponsel Fitrah yang menampilkan informasi visual. Fitrah sedang membuka artikel-artikel di google, Dita tertawa saat berhasil mengetahui apa yang dibaca oleh Fitrah.

Cara Menembak Wanita

"Kak, mau nembak siapa?"tanya Dita, secara reflek Fitrah mematikan ponselnya dan menatap tajam kearah Dita.

"Aku putus sama Harry,"kata Dita, Dita sangat menyukai Fitrah, heem, maksudnya sebagai calon kakak ipar. Fitrah sudah sangat akrab dengannya, dan Fitrah adalah satu-satunya orang yang akan mendengarkannya, setelah Rahma.

"Kok bisa?"tanya Fitrah, Dita menggeleng. Seorang pria berambut keriting berjalan menghampiri mereka, itu Harry.

"Dita, aku mau ngomong sama kamu,"katanya. Fitrah hanya memperhatikan keduanya yang diam-diaman, dan ia melihat raut wajah Dita yang terlihat tidak ingin berbicara dengan Harry.

"Aku minta maaf, oke? Aku benar-benar minta maaf."

"Harry,"panggil Fitrah dan yang dipanggil menoleh, "lu apain anak orang?"

"Salah paham, kak! Cuma salah paham, sumpah!"

Fitrah bisa melihat wajah keseriusan dari wajah Harry, maka ia tak mau ikut campur. Harry masih terus berusaha berbicara dengan Dita, sementara mata Fitrah terfokus pada gadis yang berjalan dikoridor, tangannya memegang banyak sekali buku, ada kelelahan dari wajahnya.

"Gue duluan, ya!"Fitrah bangkit berdiri, "Dit, dengerin dia dulu!"

Firrah langsung berlari dan berdiri dihadapan Rahma, Rahma yang tidak menyadari keberadaan Fitrah langsung menabraknya. Buku-buku yang sangat tebal itu jatuh menjatuhi kakinya.

"Aww!"ringis Rahma, wajah Rahma menjadi kesal saat melihat Fitrah yang seperti tidak merasa bersalah, "FITRAH! SAKIT TAHU! GAUSAH KAYAK SETAN DEH, TIBA-TIBA NONGOL!"

Fitrah tertawa dan membantu Rahma merapihkan buku-buku dan membantu membawanya, "mau dibawa kemana?"tanya Fitrah, Rahma menunjuk ruangan paling pojok, "perpustakaan."

"Oke,"Fitrah dengan semangat membawa buku-buku itu.

Cara Menembak Wanita

1. Bantu dia jika kesusahan

2. Buatlah drama seperti buku terjatuh, dan kamu membantunya

3. Terus dekati dia, sampai tahu apa perasaannya kekamu

Setelah menaruh buku-buku itu keperpustakaan, mereka berjalan menuju kelas, karena kelas mereka harus melewati taman lagi, mereka melihat Dita yang sedang duduk dengan Harry, Harry terlihat jelas berusaha untuk menjelaskan sesuatu. Namun, Dita selalu menolak untuk mendengarnya.

"Katanya Harry sama Dita putus,"kata Rahma menatap adiknya itu. Fitrah mengangguk, "kayaknya ada salah paham deh diantara mereka."

Rahma baru saja ingin menghampiri adiknya itu, namun sama Fitrah ditahan, "jangan diganggu! Biar mereka selesaiin masalahnya."

Rahma menatap Fitrah, dan langsung mengangguk. Mereka kembali kekelas.

***

Rahma tiduran dikasur dan hanya memandang ponselnya, tiba-tiba Dita masuk kedalam kamar dan ikutan tiduran disampingnya.

"Ganti baju dulu, dek!"perintah Rahma tanpa melihat adiknya itu. Dita mengangguk samar, "aku sakit."

Rahma langsung bangkit yang diikuti oleh Dita. Rahma memegang dahi Dita, "mana? Gak panas, kok!"

Dita menghela nafas lalu menyingkirkan tangan Rahma, "hati aku yang sakit!"

Rahma mengangguk, "masalah sama si Harry Styles itu?"

Dita hanya mengangguk, "dia yang bikin aku sakit,"Dita kembali tiduran

"Cerita deh sama kakak, apa sih yang terjadi?"Rahma menatap Dita yang terfokus pada langit-langit kamarnya.

"Jadi tuh,"Dita memulai cerita, "kemarin dia ngajak jalan. Terus, aku sama Dika udah nungguin dia. Tapi dia gak dateng-dateng,"

"Ehh yaudah tuh, aku sama Dika duluan ke PENVIL, ternyata dia di bioskop, sama cewek."

"Ahh cewek?"

"Iya cewek, "Dita menghela nafasnya dan melanjutkan cerita, "dia udah janji sama kita, terus dia malah pacaran sama cewek lain. Sumpah ya tuh orang! Playboy banget."

Dita duduk dan menatap Rahma, "padahal kan ya, aku udah bela-belain minta uang tambahan sama mamah."

"Mamah ngasih uang tambahan kekamu?"tanya Rahma dan Dita hanya mengangguk, "tadinya dimarahin, tapi habis itu dikasih, deh."

"Coba deh, Dita dengerin penjelasan Harry dulu. Mungkin aja itu siapanya Harry, jangan salah paham. Kakak lihat, Harry tulus kok minta maaf ke kamu."

"Tau ah, kepala aku sakit banget,"Dita mengambil ponselnya lalu menatap Rahma, "kak minta uang."

"Dita jangan boros-biros!"teriak Rahma

"Sekali kak, bukan depan diganti, deh!"Dita menyatukan kedua tangannya bak orang memohon, Rahma menghela nafasnya.

"Bakal dibalikin, gak?"tanya Rahma, "soalnya Shan juga habis minjem uang kakak, katanya mau diganti, tapi sudah seminggu gak diganti."

"Bulan depan kak aku gantinya."

"Iya kakak percaya,"Rahma memberikan dua lembar uang berwarna biru kepada Dita. Setelah mengucapkan terimakasih pada Rahma, Dita langsung kabur dari kamar Rahma.

Rahma menggeleng-geleng tidak percaya memiliki adik seperti itu.

***

Sumpah Dita ngakak pas nulis nih chapter! Behahahahahaha

Friends Together Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang