04

30 34 6
                                    

Shan berlari dengan kekuatan penuh dikoridor sekolah, tak ada yang bisa menyangka kalau gadis bernama Shan itu datang setengah jam sebelum bel. Ia membanting tasnya ketempat duduknya, ia mengeluarkan buku latihan Sosiologi dan mendekati kumpulan teman sekelasnya yang sednag nimbrung dimeja Rahma.

Rahma sendiri hanya memainkan ponselnya. Shan berteriak, "Rahma, aku liat PR ya!"

"Lihat aja, asal jangan dimirip-miripin!"balas Rahma

"Hi, Rahma!"sapa Fitrah yang langsung duduk disamping Rahma, Rahma yang terfokus pada ponselnya mengabaikan Fitrah.

Bagaimana mau nembak kalau si cewek gak pernah nunjukin kalau ada perasaan sama dia.

"Rahma label!"teriak Shan, Rahma melemparkan tempat pensilnya. Mendengar kata label, Ivana berteriak, "fitrahhh!!!! Mana labelnya!"

"Oh iya,"Fitrah menabok jidatnya, "dirumah, ip!"

"Ah elah! Label mahal tuh!"

"Paling juga seribu dapat dua,"sahut Landra yang masih menyalin tugas Rahma. Ivana hanya diam, karena memang benar apa yang dikatakan Landra.

Saat istirahat, Landra dan Rahma memutuskan untuk ke perpustakaan. Mereka sama-sama membaca buku. Dan keadaan sangat hening sampai Landra bertanya, "kamu gak suka sama Fitrah?"

"Hah?"Rahma melirik kearah Landra, "aku? Suka sama siapa? Fitrah? Enggak!"

"Serius?"tanya Landra dan Rahma mengangguk.

Wajah landra berbinar, "kalau gitu, aku boleh kan ya, ngegebet Fitrah."

"Apa?"tanya Rahma terkejut, apa maksud Landra?

"Iya, aku suka Fitrah,"Landra menutup buku, "aku jatuh cinta pada pandangan pertama sama dia. Aku takut bilang karena aku takut kamu suka sama dia. Tapi, karena kamu bilang gak suka, berarti aku gak nikung kamu, kan?"

Wajah Rahma masih menampilkan ekspresi terkejut, baru saja Landra menyatakan bahwa dia mencintai Fitrah. Rahma tertawa kaku, "aku gak suka dia kok. Cuma dekat aja, kan komplek aku sama dia sebelahan."

Landra berdiri, "yaudah, yuk kekantin!"

Rahma menggeleng, "kamu duluan aja. Aku pengen nyelesain buku ini.".

Landra mengangguk, "bye Rahma!"

Sepeninggal Landra, Rahma memegang dadanya, kok sesak ya? Mungkin bunyi yang diterima gendang telinganya ikut mengalir masuk kedalam paru-paru.

***

Harry berlari membawa sebuket bunga dan boneka, ia berlari kearah seseorang yang duduk dibangku taman. Orang itu sedang sibuk membaca sesuatu di ponselnya.

"Kak Fitrah!"teriak Harry menaruh boneka disamping Fitrah, "ini bunga dan bonekanya."

"Makasih her,"ucap Fitrah tanpa menoleh.

"Kak, janji ya buat bujuk Dita,"kata Harry dan Fitrah hanya mengguk.

"Kak Harry! Kak Fitrah!"

Spontan mereka berdua menoleh ke sumber suara. Ada dua gadis berdiri disana, terlihat sih mereka masih berada dikelas satu. Dua gadis itu menghampiri mereka.

"Kak boleh minta foto, gak?"tanya slaah satu gadis itu. Harry dan Fitrah saling bertatapan. Fitrah mengangguk namun Harry menggeleng. Gadis yang dibioskop itu adalah salah satu anak kelas satu, dan Harry gak mau berurusan lagi dengan para--heem--fansnya.

"Aku fotoin aja ya,"ucap Harry mengambil ponsel dari tangan gadis dengan badge name Annisa.

"Tapi aku juga mau foto sama Kak Harry, kemarin kakak aja mau nganterin Vee ke bioskop,"ucap gadis satunya lagi, saat dilihat Fitrah, badge name gadis itu juga bernama Annisa.

"Oke, tapi aku fotoin kalian dulu,"

Kedua Annisa itu langsung berdiri disamping Fitrah.

"Satu. Dua. Tiga."

Cekrik

"Rahma!"teriak Fitrah saat melihat Rahma. Fitrah langsung mengambil boneka dan bunga yang disiapkan oleh Harry, ia langsung berlari kearah Rahma, tak lupa untuk menyembunyikannya dibelakang.

"Hai, Rahma!"

Rahma hanya menatap Fitrah.

"Aku pengen ngomong sama kamu,"Fitrah tersenyum, "aku suka kamu. Mau gak jadi pacar aku?"

Mata Rahma terbelalak, apa ada lagi hal yang mengejutkannya hari ini? Ya, ada, melihat Harry sedang akrabnya mengobrol dengan gadis-gadis dari kelas 10 dengan tawa canda sementara adiknya sedang uring-uringan gak jelas.

"Apa sih Fitrah! Bercandanya gak lucu!"

"Kok malah dibilang bercanda sih,"Fitrah menunjukkan boneka beruang dan buket bunga mawar.

Rasanya, Rahma ingin sekali melompat kegirangan, hanya saja ia tak bisa. Setelah mendengar pengakuan sahabatnya.

"Maaf fit, aku gak bisa,"Rahma ingin pergi namun Andi menahannya,

Rahma menggeleng, "kita sahabatan Fitrah! Kenapa sih pake acara nembak-nembakan!"

"Aku udah bilang, kan. Aku suka kamu."

"Aku juga,"jawab Rahma, "aku suka sama sifat kamu, aku suka itu. Aku sayang kamu sebagai sahabat."

"Serius?"

Rahma mengangguk, "aku udah nganggep kamu itu kakak aku. Dan bagi kamu, aku itu adik kamu."

"Itukah yang selama ini kamu pikirkan tentang kita?"

Lagi-lagi Rahma mengangguk. Fitrah melepaskan kedua hadiah itu yang terjatuh ketanah. Fitrah memegang pundak Rahma, "kamu gak pernah sayang sama aku?"

"Terus, maksud semuanya apa? Kenapa kamu nyuapin aku? Kenapa aku orang yang dapat kue pertama kamu?"

"Karena kamu satu-satunya pria yang dekat sama aku!"teriak Rahma menepis tangan Fitrah.

"Nggak, kamu ngelakuin itu bukan karena hal itu!"

"Itu benar, Fitrah!"mata Rahma sudah berkaca-kaca, bisa-bisanya ia dengan Fitrah berada di dalam argumen yang aneh karena pacar?

"Aku gak pernah jatuh cinta sama kamu! Maaf kalau sikap aku kayak gitu, aku gak pernah cinta sama kamu!"

Rahma pun berlari menjauhi Fitrah. Ternyata, banyak anak yang melihat kejadian itu. Fitrah, pria populer, gsnteng, multi talenta, pintar ditolak sama cewek? Didepan banyak orang lagi. Duhh...

***

Rahma duduk dilantai dengan menyender tempat tidur. Hari ini, benar-benar hari yang mengejutkan. Seseorang mengetuk pintu kamar dan pintu itu terbuka.

Dita masuk dan duduk disamping Rahma.

"Aku kacau."

Rahma mengangguk, "sama. Kamu kenapa?"

"Cowok,"jawab Dita, "kakak kenapa?"

"Mirip kayak kamu. Cowok."

Friends Together Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang