"Assalamualaikum" hari minggu pagi Hadi sudah datang ke rumahku. Kita memang hendak belajar bersama.
"Waalaikumsalam" sebenarnya pintu dalam keadaan terbuka, aku membiarkan udara pagi memasuki rumah
"ih kepagian datengnya masih bebenah nih" jawabku sambil menunjukan tongkat kain pel yang sedang ku pegang.
Sebenarnya tak hanya kami berdua ada yang akan belajar bersama. Feby juga kita ajak tapi ternyata yang rumahnya lebih jauh lebih dulu datang kemari. Dia tetanggaku rumahku sekaligus tetangga kelas, aku selalu pergi dan pulang sekolah bersamanya. Asep juga akan datang kemari. Kita sangat sibuk persiapan untuk UN.
"Dah kumpul nih kita, buruan mulai" kata Feby
"Bentar, si Asep juga mau ke sini"
"Bukan dijemput atuh kamu kan bawa motor Di?"
"Tadi pas Hadi mau berangkat, Hadi hubungin dia dulu katanya udah ada di angkot"
"Hah, naek angkot kapan nyampenya?" Feby menjawab sambil menghela napas
"Bentar Hadi telpon dulu"
Sementara Hadi menelepon Asep aku dan Feby malah bergosip
"Dasar cewe, ditinggal bentar langsung ngagosip"
"Diem deuh, bukan urusan cowo" balasku
"Oh, si Asep dah deket, tapi dia jalan kaki kataya?"
"Dari rumah?"
"Ya bukanlah, dari rumah mah naek angkot. Di tengah jalan kejebak macet, trus turun deh dilanjut jalan kaki. Juara kelas kok gitu doang gak ngerti, Hadi ke depan dulu Asep gak tau gangnya ceunah"
Tak berapa lama Asep dan Hadi datang
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam, meni ngosngosan. Ayo duduk!"
Kemudian aku ke dapur untuk menyuguhi mereka
"Nih buat yang kecapean abis jalan kaki"
"Sampe segitunya pengen belajar bersama" Feby bicara pada Asep
"Wajarlah gitu-gitu dia tuh 'haus' nilai" malah Hadi yang membalas
"Bener kata si Hadi tapi, sebenernya Asep juga pengen liat rumahnya Eneng"
Ok, hampir saja aku dibuat salah tingkah
"Sepi amat rumah?" pertanyaan Hadi sukses mengalihkanku
"Bapak udah berangkat pagi-pagi banget Ibu ke rumah Uwa. Hayu ah kita belajar!"
~~~
Diriwayatkan oleh Hakim, Khatib, Ibnu Asakir, Dailami dan lainnya; Raulullah bersabda;
"Barang siapa yang jatuh cinta, lalu tetap menjaga kesucian dirinya, menyembunyikan rasa cintanya dan bersabar hingga mati maka dia mati syahid"
Aku memilih untuk menyembunyikan rasa cinta ini, karena ingin menjaga kesucianku. Tapi ada poin yang kurang. Aku tidaklah bersabar, seharusnya aku bisa bersabar dan menerima ini dengan ikhlas. Daripada ngagalau terus lebih baik aku curhat pada yang Maha Cinta.
Mungkin ini efek keseringan nonton drama Korea, jadi kemakan romansa drama deh. Seharusnya aku banyak mengambil pelajaran dari kisah cinta Nabi dan Rasul, seperti Nabi Adam dan Siti Hawa, Rasulullah dan Siti Khadijah, atau Siti Asiah yang tetap tabah bersuamikan Firaun, bahkan Nabi Nuh dan Nabi Luth tidak bisa bersatu bersama istrinya. Tidak ada kisah yang sempurna macam dongeng disney, kalau aku menjadikan mereka sebagai teladan, mungkin aku gak bakal segalau sekarang.
Seharusnya jika kita jatuh cinta, kita mengejar sang Maha Cinta. Allah. Lebih baik aku lebih memantaskan diri, dan bukan menjadikan manusia sebagai tujuan, tapi melakukan semuanya karena Allah. Allah pasti sudah pilihkan waktu yang tepat untuk membuat jodohku datang bertamu.
Selain itu Bapakku sekarang sering banget keluar kalu habis pulang kerja, katanya ada urusan dengan temannya. Tadinya aku ingin bertanya memangnya urusan apa yang sampai bikin Bapak ke rumah temannya itu hampir tiap hari, tapi aku urungkan niat itu tanpa ku tahu urusan Bapak itu yang akan mengubah hidupku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asep Bukan Untuk Eneng
RomanceInginku mengukir namamu di hatiku Namun sang pemilik pena kehidupan tak menulis namamu di lauhul mahfudz Izinkan ku menulis namamu dalam sebuah kisah fiksi.