CV

46 3 0
                                    

Kak Syahid udah ngirimin CV di kantor ke emailku, saat komputer di mejaku memunculkan notification pesan baru dan kulihat pengirimnya adalah Kak Syahid dan aku langsung melihat ke mejanya ternyata dia tersenyyum ke arahku, aduh mukaku terasa panas.

Aku membuka pesan Kak Syahid secara sembunyi-sembunyi, jangan sampai dilihat karyawan lain dan langsung mengkopinya ke flashdisk.

Lalu aku mengirimkan CVku ke Kak Syahid dari email pribadiku melalui ponsel. Kemudian aku melihat kembali Kak Syahid dan dia sedang tertawa sambil memandangi ponselnya.

'Kenapa musti dikirim ke email domain kantor sih? Kalo gak tau email pribadiku kenapa gak nanya dulu? Atau dicetak aja dan dititipin ke Bapak bisa kan? Kalo karyawan lain tau bisa gawat' Aku terus saja menggerutu sendiri

***

Sepulang kerja aku langsung kembali ke rumah, sebentar lagi maghrib lebih baik aku mandi. Selesai shalat maghrib berjamaah bersama Ibu di rumah kemudian kita mengaji.

Sebagai Pria tentu saja Bapak shalat di masjid, dia kan sholeh bukan sholehah. Terus mengaji di sana sampai isya kemudian ketika pulang ke rumah kita akan makan malam bersama.

Kita sekarang sedang berada di meja makan dan sedang menikmati hidangan makan malam

"Gimana CVnya udah dibaca?"

"Belum sempet, kenapa Bapak gak minta CVnya dicetak aja sih?"

"Emang kenapa?"

"Dia ngirimnya ke email Eneng yang kantor Pak, kalo ketauan temen kantor Eneng yang lain gimana?"

"He.. he.."

Ih, Bapakku malah tertawa. Selesai makan aku mencuci piring kemudian menuju kamar untuk membaca CV Kak Syahid yang udah aku copy ke flashdisk tadi, juga aku harus mengerjakan visualisasi 3d untuk presentasi.

Setelah selesai mengerjakan tugas kantor, aku membaca CV Kak Syahid, ternyata dia lulusan dari Smp dan Sma yang sama denganku. Umur kita beda tiga tahun jadi tentu belum pernah bertemu di sekolah, dia lulus aku masuk.

Aku tertawa dan berkomentar ketika membaca kolomgambaran diri Kak Syahid.    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Moto hidup : Manjaddawajaa.

Hobi : Menggambar, main game, main basket.

Hobinya main doang.

Bacaan favorit : Serial Komik.

Tontonan/acara televisi favorit : Serial Anime.

Favoritnya cemen doang.

Hal-hal yang disukai : Makanan manis.

Hal-hal yang tidak disukai : Tempat Gelap.

Sifat/karakter diri positif : Disiplin, berani, setia, hemat, cermat dan bersahaja.

Kaya dasa dharma pramuka.

Sifat/karakter diri negatif : Mudah bosan, pemilih makanan, tak sabaran.

Gak nyangka, ternyata orang yang terlihat memilki kharisma seorang pemimpin punya jiwa kekanak-kanakan. Aku juga tersenyum karena aku pikir ini lucu, seorang pria yang gagah tapi takut gelap dan suka makanan manis. Ada sedikit kemiripan antara kami, ternyata kita sama-sama suka kartun, juga kita satu passion.

Aku jadi benar-benar ingin mengenal Kak Syahid lebih lagi, apa aku bisa jatuh cinta padanya? Apa dia bisa menghilangkan Asep di hatiku? Apa aku harus istikharah lagi? Untuk menolak pun aku tak enak, karena Pak Izzudin sudah terlalu sering membantu Bapak.

Mungkin hanya satu solusinya, yaitu mencoba membuka hatiku untuk Kak Syahid.

"Hoammm"

Aku sudah mulai menguap, segera aku menyelesaikan memcaba CV Kak Syahid kemudian pergi ke pulau kapuk tak lupa memasang alarm agar aku bisa bangun di sepertiga malam.

SyahidHikmawan bin Izzudin jelas banget kan tu karakter inspirasinya siapa, tapibingung yang jadi Enengnya siapa. Yaudah, Ressa Rere aja. Jadi berasa fanficTausyiah Cinta. hehe    

Asep Bukan Untuk EnengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang