5

15.6K 1K 30
                                    

Mereka berdua tiba di apartemen pukul 11 malam.

"Oppa, apa kau lapar?" Tanya nya sebelum masuk ke dalam kamar.

Baekhyun sebenarnya lapar tapi mengingat ini sudah malam dan Baekhyun juga tau Hera bangun lebih awal untuk membuat kue dan sarapan, ia menggeleng.

"Tidak. Ini sudah malam. Tidurlah.."

Baekhyun merasa sedih bila ingat kue Hera yang tadi dilempar ibunya. Ibunya terlalu terhasut oleh omongan tantenya dan Taeyeon. Ia akan bicarakan hal ini dengan ayahnya nanti.

Hera lalu permisi masuk ke kamarnya.
Baekhyun diam terduduk di sofa. Ia memikirkan kejadian tadi. Baekhyun tau, tidak mungkin Hera menampar pipi Taeyeon. Lagipula pipi yang merah itu Hera sedangkan pipi Taeyeon baik-baik saja.

Tanpa sadar Baekhyun meremas tangannya. Ia tidak terima Hera direndahkan dan diperlakukan tidak adil. Ia pun melenggang ke kamar untuk mandi dan tidur.

****

Hera merebahkan tubuhnya di ranjang setelah mandi. Ia memegang kedua pipinya.

Kenapa aku harus masuk ke lingkaran ini? Ya Tuhan bagaimana aku menjalani semua ini..?

Hera menghapus butiran air mata yang meleleh di pipinya. Untuk dihina Hera sudah kebal. Tapi baru kali ini ia ditampar. Rasa perihnya sampai terasa ke dalam hati.

Tiba-tiba, Hera mendengar suara berisik dari luar. Ia membuka pelan-pelan pintunya dan keluar kamar. Ia melihat dapur yang seperti kapal pecah. Hera lalu menghampiri pembuat onar di dapur.

"Oppa apa yang kau lakukan?"
Baekhyun yang kaget langsung menjatuhkan wajan diatas kompor. Makanannya pun berhamburan.

"Yakkkk!! Kau membuat ku kaget. Lihat telur ku..!" Sentak Baekhyun.

Hera tersenyum menanggapi sentakan Baekhyun. Ia mendekat dan mengambil wajan di atas kompor.
"Duduklah di ruang makan. Biar aku buatkan." Ujar Hera.

Baekhyun menyerah dan duduk manis di ruang makan. Tak lama sebuah omelet rice dibalut telur dadar mendarat di hadapan Baekhyun. Ia langsung menyantap makanan tersebut dengan lahap. Tanpa Baekhyun sadari, Hera terus memperhatikannya sambil tersenyum.

"Kalau kau memang lapar, seharusnya bilang saja. Itu kan sudah jadi tugas ku di rumah ini." Tutur Hera.

Baekhyun menghentikan kegiatan makannya. Entah kenapa perasaannya tak menentu saat Hera bilang 'tugas' ku.

"Kau tidak makan? Kau juga belum makan dari sore?"

"Tidak. Aku masih kenyang. Boleh aku ke kamar?"

"Nanti dulu. Temani aku makan sampai selesai." Ujar Baekhyun.

Hera lalu duduk di hadapan Baekhyun. Ia sesekali mengunyah keripik dari toples yang ada di depannya. Baekhyun memperhatikan Hera yang terdiam. Pipinya masih merah dan agak sedikit membiru di atas tulang pipinya. Baekhyun meringis melihatnya.

"Kau tidak apa-apa?"
"Eh?"
"Aku tau kalau yang menampar tadi sebenarnya adalah Taeyeon kan?"
Hera diam. Ia juga tidak ingin terlihat seperti pengadu.
"Kadang diam berarti iya."
"Eh?"

"Tolong ambilkan es batu dan handuk kecil."
"Untuk apa?"
"Sudah ambil saja."
Hera pun bergegas pergi menuruti perintah Baekhyun.

Baekhyun menunggunya di ruang TV.
"Bawa kemari"
Hera kemudian meletakkan mangkuk berisi es batu dan handuk kecil di atas meja.
"Duduklah disini" perintah Baekhyun sambil menepuk posisi di sebelahnya.

Hera ragu dan tidak enak hati untuk mendekat. Lagipula untuk apa ia duduk disebelah Baekhyun.

"Cepatlah..!"

Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang