"Jadi bagaimana, istriku? Kau mau aku menginap atau tidak malam ini??"
****
Hera menatap Baekhyun gamang. Baekhyun yang gemas akhirnya mengacak-ngacak rambut Hera.
"Sudahlah. Aku akan pulang. Tidak usah berpikir terlalu keras sampai alis mu berkerut seperti ini. Hehehe.." tunjuk Baekhyun pada kedua alis Hera.Hera tersenyum malu dan menatap arah lain.
Apa terlihat sangat jelas dari wajahku? Tanya Hera dalam hatinya.Baekhyun memeluk Hera dari samping.
"Pipi mu semakin tebal..."celetuk Baekhyun.
"Iya aku tahu.. Aku sekarang tambah gendut dan jelek."
"Siapa yang bilang istriku ini jelek. Kau itu wanita hamil tercantik di dunia.""Hahaha.. Bohong.!"
"Aku jujur.."
"Terimakasih.."
"Ahhhh.. aku sudah lama tidak memelukmuuuuu.. rasanya seperti ratusan tahun" sahut Baekhyun mengeratkan pelukannya."Oppa, apa kau tidak makan? Kenapa kau semakin kurus?"
"Bagaimana aku bisa makan, kalau istriku saja tidak disamping ku."
"Maaf.."
"Tidak, Hera. Ini salah ku.."Hera menatap Baekhyun lama dan mengucapkan terimakasih, sampai ia merasa bibir tipis Baekhyun mencium bibirnya. Awalnya kecupan biasa sampai suaminya memperdalam ciumannya.
Baekhyun melepaskan ciumannya saat ia merasakan 'tendangan' dari dalam perut Hera.
"Hei.. Anak ini.. Masih dalam perut saja sudah cemburu kalau Ayahnya mencium ibunya.." Ujar Baekhyun yang berbicara diatas perut Hera lalu mencium perutnya gemas.
"Banyak sekali Ayah mu ini melewatkan perkembangan mu. Maafkan ayahmu ya." Gumamnya.
Hera terharu melihat sikap Baekhyun. Ia mengelus pelan rambut suaminya.
"Hera, ayo teruskan yang tadi. Ayo kita ke kamar sekarang. Sepertinya dia sudah tidur." Sahut Baekhyun pelan dengan cengirannya. Hera menjadi salah tingkah dengan ucapan suaminya.
"Kenapa wajahmu jadi merah seperti tomat?" Tanya Baekhyun meledek.
"A-aku ti-tidak.. Siapa juga yang merah mukanya?!" Jawab Hera tergagap.
"Hahahahahaha.... Tidak usah malu-malu begitu. Kau pasti memikirkan yang iya-iya kan?"
"Ahh.. Tidak. Sudah ah, aku lelah. Aku mau tidur. Pulang lah, Oppa."
"Benar hanya tidur???"
"Yak!"
"Hahaha.... Aku berubah pikiran. Aku tidak jadi pulang. Aku sudah lama tidak tidur memelukmu."
"Tidur ya, tidak lebih."
"Lebih juga tidak apa-apa kan?"
"Oopppaaa..!"***
Hera berdiri di balkon dan memandang ke arah perkebunan. Udara yang dingin membuat ia mengeratkan sweaternya. Saat ini ia merasa gundah. Sejujurnya ada perasaan cemas dan takut yang menghinggapinya.
Hera melirik Baekhyun yang masih terlelap diatas kasur. Matanya menatap sedih tubuh suaminya yang terlihat jauh lebih kurus dari terakhir mereka bertemu.
Hera bimbang dengan keputusan yang diambilnya. Semalam, Baekhyun memintanya pulang ke Seoul.
Awalnya Baekhyun mengajaknya untuk ikut beberapa minggu ke apartemen Seoul, tapi tiba-tiba Ibunya menelpon dan mengatakan kalau Ayahnya sakit. Dan itu artinya, ia harus kembali bertemu dengan ibu mertuanya.
Hera masuk ke dalam dan melanjutkan untuk memasukkan pakaiannya ke dalam tas. Setelahnya ia kembali duduk termenung di pinggir jendela. Entah berapa lama Hera melamun, ia tersentak saat ada sepasang tangan memeluk pinggangnya.
"Apa yang kau pikirkan?" Tanya Baekhyun sambil mengecup rambutnya.
"Eh? Kau sudah bangun?"
"Lima menit yang lalu saat kau masih asik melamun."Hera tersenyum menanggapi ucapan Baekhyun.
"Kau lapar?" Tanya Hera.
Baekhyun mengangguk.
"Tapi sebelumnya, beritahu dulu apa yang mengganggu pikiran mu?"
"Aku tidak memikirkan apa-apa."
"Kau tau, kau payah dalam urusan berbohong. Cepat katakan."