Sudah lebih dari dua minggu Hera tinggal di rumah keluarga Baekhyun, namun Ibu mertuanya belum juga memberikan lampu hijau kepada Hera.
Tapi ia bersyukur dengan sikap Baekhyun saat ini. Sejak malam itu, mereka tidur seranjang. Walaupun tidak terjadi hal apapun dan hanya sekedar memeluk, Hera merasa senang karna Baekhyun tidak meminta lebih. Atau mungkin karna Baekhyun memang tidak tertarik, pikir Hera.
Sore ini seperti biasa, Hera menyiapkan makan malam untuk keluarga. Setelah semua selesai, ia keluar menunggu suaminya pulang di tempat favoritnya. Tak lama, terdengar suara mobil masuk. Hera menoleh dan menyambut suaminya.
"Kau mau makan atau mandi dulu?"
"Aku lapar. Lebih baik aku makan dulu." Ujar Baekhyun sambil memeluk Hera.
Hera sedikit kaget. "Tunggulah di meja makan. Aku akan panggil ibu dan ayah"Hera lalu memanggil Tn. dan Ny. Byun untuk makan malam bersama. Makan malam terasa agak ramai karna Ayah Baekhyun bercerita mengenai lahirnya cucu dari kerabatnya.
"Hyunnie.. kapan kau memberi kami cucu?"
Suasana pun hening seketika dengan pertanyaan Tn. Byun.
"Hahaha.. Sabar ayah.. Membuat anak kan tidak seperti membuat kue. " Canda Baekhyun.Bagaimana anak bisa dibuat kalau proses nya membuatnya saja belum sama sekali. Pikir Baekhyun
"Hahahaha..." Ayah Baekhyun ikut tertawa. "Kau benar Hyunnie. Hera.. makanlah yang bergizi supaya cucuku cepat tumbuh di dalam sana."
"Ne.." jawab Hera dengan pipi yang merona.Ny. Byun melihat tidak suka kepada Hera.
"Apa kau yakin ingin cucu dari wanita sepertinya."
"Ibu.... sudahlah. Jangan memulai.." sanggah Baekhyun.
"Apa maksudmu istriku? Tentu saja. Hera menantu kita."
"Tapi aku ragu ia wanita baik-baik. Kau mau cucu kita lahir dari seorang wanita pe-..."
"CUKUP!" Tn. Byun menaruh sendok makan ke piring dengan kasar membuat semua terlonjak kaget."Tak bisakah kau berdamai dengan kenyataan. Kau harusnya coba menerima Hera sebagai menantumu. Ia pilihan anak kita dan sekarang ia sudah menjadi bagian keluarga kita. Seharusnya kau bicara dengannya. Cari tau tentangnya. Bukan menuduh sesuatu yang bahkan kau pun tidak tau kebenarannya.!!"
"Ternyata selain anakku, suamiku sendiri benar-benar sudah termakan rayuan wanita ular ini!" seru Ny. Byun marah sambil menunjuk Hera.
"HENTIKAN..!!" Hardik Tn. Byun dengan memukul meja sangat keras.
Hera dan Baekhyun memandang keduanya. Ia tidak percaya Tn. Byun yang lembut bisa membentak sang istri.
"Semua gara-gara kau!!!". Ny. Byun yang merasa dipermalukan apalagi di depan Hera, semakin marah lalu pergi ke kamar dan membanting pintunya.
Suasana kembali hening diatas meja makan. Tidak ada yg berselera untuk melanjutkan makan malam mereka. Hera tertunduk sedalam-dalamnya. Baekhyun melirik Hera sekilas.
"Maafkan aku." Ujar Hera tiba-tiba. Ia merasa semua ini salahnya. Tn. Byun dan Baekhyun menatap Hera.
"Sudahlah jangan menangis. Kalian lebih baik masuk ke dalam kamar. Biarkan saja dulu Ibu melampiaskan amarahnya. Nanti ayah akan membujuknya."
Baekhyun mengangguk dan membawa Hera ke dalam kamar. Hera terdiam sejak meninggalkan ruang makan. Baekhyun akhirnya menyuruhnya untuk tidur dan Hera menurut tanpa membantah.
*****
Pagi ini, Baekhyun harus berangkat ke kantor lebih awal. Ia bahkan tidak sempat sarapan. Ia sebenarnya khawatir. Ia takut ibunya berlaku buruk pada Hera karna kejadian semalam. Tapi rapat pagi ini sangat penting dan tidak bisa dialihkan waktunya.
"Kau dikamar saja. Jangan berdekatan dulu dengan ibu. Lebih baik menghindar atau jaga jarak." Ujar Baekhyun cemas.
Hera hanya mengangguk dan tersenyum. "Sudahlah Oppa. Aku akan baik-baik saja. Bekerjalah dengan tenang."