chapter 1

13 2 0
                                    

"mungkin jalan yang ku pijak terdapat jejak langkah mu ~destiny"

Kebisingan kota Jakarta dari kendaraan kendaraan dan teriakan para kernek bis yang nyaring membangunkan Tata dari tidur nya .
Bis yang di tumpangi nya telah sampai di terminal pasar minggu.
Dengan berbekal ijazah sma nya ,Tata membulat kan tekad nya untuk merantau di ibukota .

"bismillahirohmanirrohim . Fighting fighting " ia menghembuskan nafas nya dalam dalam menyemangati diri nya sendiri .

Tata berencana mencari kontrakan untuk tempat nya tinggal , dia menyusuri trotoar dan langkah nya terhenti saat melihat patung pancoran
Yang menjadi ciri khas Jakarta .
Dan dia tak ingin menyianyiakan momen ini , di keluarkan nya ponsel nya untuk berfoto , belum sempat ia berfoto ponsel nya terpelanting ke jalanan , seseorang dengan masker dan kaca mata hitam menabrak nya hingga ia berikut ponsel nya terjatuh .

Tanpa meminta maaf lelaki itu berlari kalang kabut karena banyak orang yang mengejar nya sambil meneriaki nama nya .

"hp ku ... Hiks... " dengan muka berang Tata memunguti ponsel nya yang tercerai berai .
Dia hendak mengejar lelaki yang menabrak nya namun lelaki itu sudah sangat jauh dari jangkauan nya .

"dasar orang sinting , ngapa nggak aku jegal aja tadi biar gak bisa lari " sungut nya sambil merakit ponsel nya kembali .

Syukurlah ponsel nya masih bisa hidup .
Acara foto foto nya gagal ,dia melanjutkan langkah nya masih dengan mulut meracau tak jelas karena kekesalan nya pada lelaki itu .

Dengan sneackers nya yang lusuh yang sudah beberapa minggu tak pernah ia cuci Tata menendang batu batu jalanan , dia memegang perut nya yang mulai lapar karena terakhir kali dia mengisi perut nya saat di kapal  .

Tata memutuskan membeli mie cup karena uang yang di bawa nya harus cukup untuk kehidupan kedepan nya sampai dia mendapatkan pekerjaan . dengan lahap nya ia menghabiskan semua nya dan meneguk sebotol air mineral .  Dia menatap orang yang memeperhatikan nya sejak ia duduk di sini

"ngapa om ngeliatin aja " ujar Tata ketus .

Lelaki dengan pakaian rapih memandangi Tata sedari Tata duduk di depan mini market

Dia tersenyum ramah ,berbeda dengan Tata yang langsung pergi sekaligus membuang sampah sampah nya di tong .

"sekarang gak tua gak muda sama aja pada genit genit . Idih " ucap Tata bergidik ngeri .

Tata memandang langit senja ,yang menandakan malam hampir tiba . Ia bergegas mempercepat langkah nya mencari tempat untuk nya beristirahat .

Tata memasuki gang kecil , di mana banyak anak anak kecil bermain dengan riang nya dan ibu ibu yang saling berceloteh membicarakan harga cabe yang meningkat .

"permisi bu , di sini ada kontrakan yang masih kosong nggak ya bu "

Semua menghentikan pembicaraan mereka , dan menatap Tata ramah .

"cari kontrakan ya nduk " tanya ibu ibu yang lumayan gemuk .

"iya buk . Kira kira ada nggak ya bu"

"di sebelah sana ada nduk "

Tata mengucap kan terimakasih , setelah itu dia menuju ke tempat si empunya kontrakan .

Setelah berundingan tentang harga dan melihat kondisi kontrakan Tata menyetujui dan membayar DP untuk sewa nya .

Ruangan yang tidak terlalu kecil untuk dirinya, pikir nya . Tata merenggangkan otot otot nya yang terasa kaku karena perjalan dan merebahkan tubuh lelah nya di atas kasur ,tanpa terasa kegelapan menariknya .

                        *****
Suara gaduh penghuni kontrakan lain membuat Tata terbangun , dengan malas ia melangkahkan kaki nya untuk mandi karena seharian kemarin ia sama sekali tak menyentuh air.

Dengan Handuk merah melilit tubuh nya yang basah , ia membongkar isi tas nya mencari sabun dan mengambil beberapa pakaian .

Setelah mandi ia membereskan barang barang nya yang belum sempat ia bereskan .

Tata memikirkan mungkin esok dia bisa mulai mencari pekerjaan.
"ahhh aku lupa . Emak pasti khawatir" dia mengambil ponsel nya untuk menelfon ibu nya di kampung .

"Assalamualaikum "

"Waalaikum salam mbak . Gimana sih mbak dari kemaren aku telfonin gak di angkat angkat mamak udah khawatir "

"iya maaf Res. Mbak kemaren capek lupa buat nelfon udah kasihin mamak dulu mbak mau ngomong "

"halo.. "

"mak, Tata udah nyampe dari kemaren maaf telat kasih kabar Tata juga udah dapet kontrakan mak "

"iya Ta , hati hati di sana uang nya di simpen baik baik jangan tinggalin solat nya. Sering telfon rumah Ta biar mama tenang tau kabar kamu terus  "

"iya mak . Mamak juga hati hati ama Ressa . Doain Tata biar cepet dapet kerjaan mak"

"iya Ta pasti mamak doain . beli rescooker buat masak nasi jangan kebanyakan makan mie Ta"

"iya mak , udah dulu ya mak aku mau cari sarapan nanti Tata telfon lagi "

"iya ndok . Assalamualaikum "

"waalaikum salam"

                        *****
"Sammuel Dirga dengan ketampanan nya mampu membuat para wanita tak akan berhenti membicarakan nya , kemarin aktor yang sedang naik daun ini tertangkap kamera , tengah melarikan diri dari para fans yang mengejar nya........ "

Tata tengah membayar mie cup dan sebotol mineral , mata nya tertuju pada sebuah televisi di mini market yang menayangkan ,
seorang lelaki tengah di kejar kejar .

"eh itu kan cowok gila yang kemaren " ujar Tata kesal .

"mbak ketemu Sammuel.  Wah beruntung banget mbak " ujar kasir wanita yang juga tengah memperhatikan televisi .

Tata hanya tersenyum dan mengambil belanjaan nya .

"terimakasih , selamat datang kembali "

Tata duduk di tempat kemarin,  sembari menunggu mie nya matang ia mengoceh sendiri .

"pa*tat ku beruntung. Hp ku hampir rusak gara gara dia "

Tata mendongak ke atas saat kursi di depan nya di tarik seseorang . Dia melihat sekeliling .

"om di sana masih kosong " ujar nya memberi kode untuk lelaki di depan nya pergi

Dan orang itu hanya tersenyum , memperlihatkan gigi nya yang tersusun rapi .

"di sini juga kosong . Lagian kamu duduk sendiri , ngomong sendiri mending saya temenin kan "

"sorry om aku gak minat ama orang tua walaupun om banyak duit"

"hahaha . Emang saya mau ngapain kamu "

"ya dari kemarin om ngeliatin aku muluk . Sambil Senyum senyum gitu " ujar Tata , dan melahap mie cup nya tanpa memperhatikan lagi orang di depan nya yang terus  menatap dirinya.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang