chapter 3

7 1 0
                                    

"kemana pun langkah mu pergi,  takdir pasti menunjukan jejak mu yang masih tertinggal ~ destiny"

Tata berdiri mematung memandang bangunan pencakar langit yang berdiri megah di hadapan nya .

Apa lelaki ini tinggal di sini? Fikir Tata menebak nebak .

" lo mau di sini aja apa mau ikut gue ?"

Tanpa menjawab Tata mengekori Sammuel memasuki gedung megah ini hingga sampai di pintu masuk apartemen milik Sammuel .

" ayo masuk !" ujar Sammuel yang telah membukakan pintu untuk Tata.

Tata menatap nya ragu .
"yaelah gua gak bakal ngapa ngapain lo . Tenang aja , kebanyakan nonton drama si lo " ejek Sammuel yang melihat kecemasan di wajah Tata.

Memang benar apa yang di katakan Sammuel Tata sedikit takut memasuki kamar seorang pria. 
Banyak kejadian tak menyenangkan bila wanita dan pria berada dalam satu ruangan tertutup .

Tata membuang jauh jauh fikiran kotor yang bersarang di benak nya. Ia melangkah masuk , kesan pertama saat memasuki ruangan ini ialah sangat mewah dan terlihat maskulin .

Warna hitam yang lebih mendominasi semakin memperjelas pemilik nya ialah seorang lelaki .

"duduk aja yang santai kalo lo mau minum ambil sendiri aja di dapur , gue mau mandi dulu " ujar Sammuel setelah itu melesat pergi memasuki sebuah ruangan yang Tata pastikan itu kamar nya .

Tata memutar bola mata nya ke segala arah .
Sebuah foto yang berbingkai manis di atas nakas menarik perhatian nya .
Tata mendekat untuk memeperjelas pengelihatannya .

Di sebuah padang rumput ,yang Tata fikir pasti berlatar belakang luar negeri.  Sammuel kecil yang bertingkah lucu dalam gendongan ayah nya dan ibu nya tersenyum hangat,memancarkan kebahagiaan.

Tangan nya menelusuri foto foto lain nya dan terhenti pada wanita cantik dengan gaun putih membawa setangkai mawar ,senyum nya merekah bagai bidadari bergelanyut manja di lengan Sammuel .entah kenapa Tata ikut tersenyum melihat kebahagiaan yang terpancar dari semua foto itu .
Tanpa Tata sadari Sammuel yang terlihat segar setelah mandi bersender pada dinding sambil memandangi Tata yang sedang asik pada frame frame di tangan nya.

Tata merasa seperti ada yang memperhatikan dirinya dilihat nya lelaki bertubuh jangkung itu berdiri mematung menatap nya tanpa berkedip .

Tata menata kembali foto tersebut pada tempat nya ,takut kurang ajar .

"maaf aku lancang " Tata gugup mengatakan itu karena di tatap se-intens itu oleh Sammuel .

Sammuel melangkah maju mendekati Tata .
Lain dengan Tata yang memundurkan kaki nya bersiap siap jika Sammuel melakukan yang sesuatu yang tidak tidak.
Namun langkah Tata terhenti karena dinding di belakang nya .
Detak jantung Tata tak beraturan , mau apakah orang ini .

Sammuel telah berdiri di hadapan nya menarik dagu Tata ,mempertemukan pandangan mereka berdua . Ntah kenapa Tata tak bisa melawan .namun
Dengan dingin nya Sammuel berkata
"semua yang lo lihat jangan pernah keluar dari bibir manis lo ini "

Tata terperanjat . Tangan nya mengeluarkan keringat dingin dan jantung nya semakin bekerja dengan cepat . Apa yang harus ia lakukan ia telah melakukan kesalahan tapi di sisi lain kenapa sampai seperti ini  . Namun kenapa Sammuel sampai begitu marah .apa dia fikir aku seorang mata mata .

"a..aku minta maaf ..aku han..nya berniat melihat lihat" ujar Tata gugup . Tatapan tajam Sammuel membuat Tata menjadi ciut membuat Tata mengalihkan pandangan nya dari mata cokelat di depan nya .
Sammuel mengangkat dagu Tata untuk kembali melihat nya , ia memajukan wajah nya untuk lebih dekat dengan Tata.
Tata menatap Sammuel ketakutan .hidung mereka saling bertemu dan Tata menutup mata nya ,Takut.

"lo boleh pergi sekarang " ada helaan nafas setelahnya

Tata langsung mengambil tas nya di sofa , dan berlari meninggalkan Sammuel yang mematung .

"apa yang mau gue lakuin ke dia tadi " erang Sammuel .
Sammuel menjambak rambut nya yang masih basah .
Merebahkan tubuh nya di atas sofa , kenapa dia bodoh memasukan gadis itu kedalam apartemen nya . Dan apa tadi kenapa dia menatap nya saat tersenyum manis seperti itu ,fikirnya kacau .

                         ******
Tata berlari tunggang langgang , tak ia pedulikan ganti rugi yang ia butuhkan . Ia benar benar ketakutan seakan mau mati di tatap seperti itu bahkan jantung nya seperti lari marathon,sampai ia tak memperhatikan mobil yang memasuki area apartemen mewah ini .

"awww..." Tata terjatuh ,terbentur mobil putih itu .
Untung nya si pengendara tidak melajukan mobil nya dengan kecepatan penuh .

Si empunya mobil keluar untuk melihat orang yang di tabrak nya .

"kamu gak apa apa ?"

Tata meringis kesakitan , tangan dan kaki nya tergores aspal .
"gak papa... Cuma..." Tata terbengong melihat wanita cantik yang tadi ia lihat di foto sekarang ada di depan nya .
Cepat ia mengembalikan kesadaran nya .
Ia mencoba berdiri walaupun terasa nyeri di tangan dan kaki nya .

"cuma lecet biasa mbak . Ntar di kasih obat merah sembuh  "  Tata meringis , menahan sakit.

"benar . Apa gak perlu saya antar ke rumah sakit "tawar wanita cantik di depan nya.

"gak perlu.  Saya baik baik saja. Saya minta maaf karena tak melihat jalan " ujar Tata yang merasa ceroboh karena tak memperhatikan jalan nya .

"seharus nya saya yang minta maaf " ujar gadis itu lagi .

"nggak apa apa mbak . Saya permisi kalau begitu ." Tata berlalu membawa senyum nya .
Tata melihat jam di tangan nya . Sudah jam 10 , astaga pasti mbak Rani pusing nyariin aku fikir Tata .
Dengan terseok ia mencari taksi di dekat situ. 
Tata berencana kembali ke bioskop itu lagi siapa tahu mbak Rani masih menunggu dirinya .

                        ******

Suasana mall masih ramai , namun ia bingung bagaimana harus menghubungi mbak Rani.

Handphone yang terjatuh di sekitar tempatnya berdiri sudah tak ada .
Pasti nya , ntah di ambil seseorang atau di buang di tong sampah.
Tata melangkah tertatih , ia memutuskan untuk pulang . Karena nihil orang yang di cari nya belum tentu ia temukan. 

                         ******
Mentari pagi menyeruak masuk melewati celah celah kamar , membuat penghuninya terusik. Tata mengerjap beberapa kali untuk beradaptasi dengan cahaya.

Tata merintih , seluruh tubuh nya terasa membeku ,susah di gerakan. Ruam biru muncul di sekitar luka membuat tulang nya ikut merasa ngilu .

Namun Tata tetap berusaha bangun untuk mengambil minum ,karena tenggorokan nya benar benar kering .

Setelah tenggorokan nya terlintasi air yang menyegarkan , Tata menghela nafas .
Ia terus berfikir bagaimana ia menghubungi orang rumah .
"ahh besok aku pinjam ponsel mbak Rani aja " tukas Tata setelah mendapat ide . Namun hati nya benar benar dongkol , coba saja ia tak melihat lihat foto foto itu ia akan mendapatkan ganti rugi dan tak pusing , saat memikirkan lelaki itu Tata teringat tatapan mata nya.  Mata cokelat yang teduh , ntah kenapa membuat darah nya berdesir .
Tata bergidik ngeri , apa yang sedang aku fikirkan ,batin Tata .

                        ******
"kamu lagi ada masalah ya sayang ?" suara lembut di samping nya membuat Sammuel tersadar dari lamunannya .

"ahh im okay. Pulang lah.." ujar Sammuel memaksakan untuk tersenyum .

Ntah kenapa fikiran nya terus terpusat pada wanita yang tak ia kenal itu , membuat Sammuel melupakan kehadiran Bella sejak semalam .

Bella mengecup lembut dagu yang membelah milik Sammuel .
"aku tak tau apa yang sedang kamu fikirkan dan masalah apa yang mengganggumu but im with you Sammuel " biasa nya Sammuel akan mencium nya jika wanita ini mengucapkan kata kata yang romantis .  namun perasaan itu hilang karena senyuman wanita yang semalam ia usir.
Apakah ia baik baik saja pulang selarut itu ? Itu yang selalu terulang dalam fikiran Sammuel .

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang