Epilog

1.8K 305 89
                                    

Chanyeol sedang berjalan menyusuri kawasan pertokoan di kota Berlin, sekarang di Berlin sedang musim semi. jadi udara cukup menusuk tulang jika tidak mengenakan baju hangat.

dengan kaca mata hitam dan coat abu-abunya Chanyeol menyusuri setiap toko yang sedang ramai dengan orang-orang. 

melihat pemandangan pejalan kaki yang ramai disini sudah tidak asing lagi untuk Chanyeol, meskipun baru beberapa bulan disini. tapi, tiba-tiba saja dia jadi kangen dengan Indonesia, terutama Jakarta. sulit sekai belajar bahasa Jerman, Chanyeol sekarang jadi orang yang pendiam karena keterbatasan kemampuan berbahasanya.

Chanyeol memasuki kedai eskrim, dan melihat beberapa tawaran rasa disana.

"was möchten sie bestellen?" tanya seorang pelayan yang berdiri di balik etalase.

"ich möchte Vanille und Mango, bitte." jawab Chanyeol.

kemudian si pelayan menyiapkan pesanan Chanyeol.

setelah mendapat satu cone es krim dengan rasa vanila dan mangga, Chanyeol yang hendak keluar kedai tiba-tiba terhenti tepat di pintu masuk.

"Chan?" kata gadis dengan rambut hitam se-dada itu.

mata Chanyeol membulat, tidak percaya dengan apa yang dia liat sekarang.

"Gi?"

ekspresi kaget Seulgi sekarang berubah menjadi senang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ekspresi kaget Seulgi sekarang berubah menjadi senang. kedua ujung bibirnya terangkat, matanya menyipit membentuk bulan sabit.

"can we talk for a minute?" tanya Seulgi sambil senyum.

Chanyeol yang masih kaget berusaha menguasai kembali dirinya dan mengangguk.

mereka memilih tempat duduk di sudut kedai. dinding yang terbuat dari kaca itu membuat Chanyeol memiliki alasan untuk memalingkan pandangannya dari Seulgi. orang yang sudah dia relakan untuk pergi dan berharaap untuk tidak bertemu lagi, setidaknya untuk beberapa bulan kedepan, sampai hatinya siap.

berbeda dengan Chanyeol, Seulgi sedang memandang wajah Chanyeol yang sama sekali tidak berubah. wajah yang sangat dia rindukan.

"Chan..." Seulgi membuka suara.

Chanyeol menoleh.

"itu es krimnya meleleh." kata Seulgi.

Chanyeol melihat es krim yang sedang ia pegang, "mau?"

"no, thanks." Seulgi terkekeh.

Chanyeol menjilat es krimnya, "gimana kabar lo?"

"as well as you see." 

Chanyeol mengangguk.

"lo gimana?"

"as well as you see." Chanyeol membeo.

Seulgi tertawa, "syukurlah. gimana hidup di Berlin?"

"mahal." desis Chanyeol.

"Chan.. maaf waktu itu-"

Photograph; Chanyeol Seulgi ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang