6

442 32 2
                                    

Tertawa miris.

Tidak taukah, ketika kau mengajakku bicara, seutas harapan tampak untuk memperbaiki hubungan ini.

Senyum yang paling aku nantikan setelah beberapa hari lampau.

Namun, tampaknya senyum yang paling aku nantikan itu tidak pernah terkabulkan ya.

Kau mengajakku bicara tentang dia.

Kau berharap agar aku memberimu lampu hijau.

Ha.

Aku benci diriku yang lemah.

Aku benci diriku yang pengecut ini.

Hujan itu kembali kurasakan.

Hujan✔ || BbhWhere stories live. Discover now