Mereka bilang ketika kita mencintai seseorang, dia akan selalu hadir dalam mimpimu. Lalu bagaimana denganmu? Kau yang selalu hadir dalam pikiranku, dan kau yang tak pernah hadir dalam mimpiku. Cukup lama otakku berputar mencari jawaban atas tanyaku. Apa arti dirimu untukku? Apa arti diriku untukmu?
Semua hal itu membuatku pening. Untuk pertama kalinya akhirnya kau datang dalam mimpiku. Mengendarai "FU 125" berwarna biru. Entah apa warna bajumu semalam. Kau tampak berbeda. Kau tampak... Seperti orang linglung.
Tanganku melambai antusias "Kemari!" spontan kupanggil Syarif dari balik jendela kayu.
Bola matanya menyelidik seakan bertanya "Aku? Ada apa?"
Ia memundurkan motor untuk berada tepat didepanku. Kebetulan rumahku terletak di tengah jalan yang menanjak.
" Ada apa? Bagaimana dengan kabarmu?" ucap Syarif berbasa basi. Ia bergegas menghampiriku dan berhenti tepat di depan pintu. Mataku berbinar "Seperti yang kau lihat? Aku baik-baik saja."
"Ada apa dengan jilbabmu? Kemana ia pergi?" Alis matanya terpaut.
"Oh itu?" Aku meraba kepalaku pelan, pipiku merona saat menyadari kecerobohanku. "Emm, ah biasa aku sedang dalam keadaan gila saat ini." ucapku pada akhirnya. Aku tak henti merutuk dalam hati.
"Kau sudah makan siang?"
Ia menggeleng perlahan sebagai jawaban. "Belum." Ucapnya agak ragu.
"Mau makan bersamaku?"
"Ya? Tentu." ucapnya tertahan.
Aku tersenyum tipis. Sedetik kemudian aku menyeret Syarif pergi.
"Emm , Nit ? Aku bonceng ya?" Ucap Syarif meminta persetujuan.
"Ok."
Siang ini cuaca tak begitu terik. Tak heran beberapa orang bergegas keluar untuk sekedar jalan-jalan atau menghabiskan waktu makan siangnya.
" Kamu mau makan apa?" ucapku mencoba mencairkan suasana.
"Emm, apapun. Maksudku apapun yang kamu pesan." Bola mata Syarif terus berputar mengamati gerak gerik setiap orang yang ia temui. Aku menatapnya lekat. "Emm maaf maksudku sama seperti yang kamu pesan. " ralatnya begitu menyadari tatapanku.
"Oh ,ok ." Aku tersenyum simpul seraya bergegas untuk memesan makanan kami. Belum sempat aku berdiri Syarif menangkap tanganku lembut. " Ada lagi yang ingin kau pesan?"
"Tidak . Bisa kita makan di rumah saja?"
"Tentu." Sedetik kemudian Syarif melepas genggaman tangannya padaku. Aku meninggalkan Syarif yang masih sibuk dengan dunianya.
Restoran ini cukup lengang di bandingkan resto yang lain. Restoran dengan konsep prasmanan dengan interior yang di desain seklasik mungkin. Di ujung dalam restoran tertata rapi berbagai menu makanan khas indonesia.
"Kamu kenapa rif ? Sepertinya kamu tidak nyaman?" tanyaku saat melihat Syarif terlihat gusar.
"Ha?"
"Ada yang menunggumu?"
"Tidak." ucapnya canggung.
"Lalu ? Kenapa seperti ini? Tak biasanya kamu diam. Ada yang di pikirkan?"
"Tidak." Syarif tersenyum samar.
"Boleh aku pergi duluan?" ia melanjutkan kata-katanya.
Aku tersentak "Apa?"
Tanpa mendengar jawabanku Syarif melangkah terburu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember You
Random"Bagiku kamu adalah satu-satunya teman laki-laki yang aku miliki, dan mungkin akan selamanya begitu. Ketika aku benar-benar pergi nanti aku hanya berharap kau akan mengingatku sebagai sebuah kenangan indah dalam perjalanan hidupmu nantinya." Nita