Cinta Pertama

112 1 0
                                    

Akan kuceritakan sedikit tentang cinta pertamaku . Namanya Prana, sebenarnya ia jauh sekali dari tipe laki-laki idamanku. Laki-laki bertubuh gemuk dan pendek tapi entah mengapa sejak awal wajahnya tampak begitu manis bagiku.
Aku masih ingat betul hari itu. Hari dimana aku pertama kali bertemu dengannya. Kira-kira pukul 11:00 wib, entah ia datang dari mana ia tiba beberapa saat setelah aku tiba.
Aku masih sangat awam tentang laki-laki. Bahkan menatap pun aku sangat malu. Ya aku memang seorang pemalu.
Ia melirikku sekilas . "Siapa namamu." ucapnya kemudian.
"Nita tapi kau boleh memanggilku Sasya."
"Kau masuk sendiri?"
Keningku berkerut, ia menatapku sekilas "Maksudku kau tahu dari mana perusahaan ini membuka lowongan setahuku hanya orang-orang dalam yang tahu tentang lowongan disini terutama mereka yang berada di divisi utama."
"Oh , iya . Kakak laki-laki mbak Astri yang membawaku kemari."
"Kau mengenal mbak Astri?"
"Ah ,iya kami masih kerabat jauh. Keluarga besan."
Setelahnya kami kembali sibuk dengan pekerjaan kami masing-masing.
"Cie ngapain berduaan? Baru juga masuk udah di gebet aja Pran." ucap seorang laki-laki bertubuh mungil.
Aku hanya tersenyum simpul saat itu dan Prana ia pun demikian. Hari itu adalah yang singkat dan berkesan bagiku. Sabtu 13 Desember 2014 tepatnya.
Entah mengapa dari banyaknya karyawan di perusahaan ini hanya Prana yang terus kuingat. Juga hari itu adalah awal bagi hatiku untuk merasakan patah hati berkepanjangan.
Ah iya Syarif, kala itu aku belum mengenalnya. Dia sebenarnya baru saja resign dari perusahaan saat aku masuk. Kira-kira pada bulan kelima ia kembali bergabung di perusahaan.
Sedikit banyak aku mulai mengenal Syarif karna Prana pula, mungkin nanti pada bab lain akan kuceritakan bagaimana awal pertemuan kami.
16 Desember 2014, hari itu kudengar di daerah sekitar perusahaan mengadakan acara saparan . Sebuah tradisi turun temurun sebagai bentuk rasa syukur dan penolak balak ,dimana para penduduk sebuah desa atau wilayah memberikan jamuan serta mengundang kerabat atau teman untuk ikut serta meramaikan acara. Biasanya ada hiburan pula yang disiapkan entah itu wayang kulit atau reog.
Ah iya kembali ke Prana. Kasak kusuk acara saparan telah mengisi topik sepanjang hari. Para rekan kerjaku saling berlomba mengajak satu sama lain untuk ikut serta meramaikannya. Aku sendiri memilih diam tak ingin ikut dalam acara. Kau tahu sungguh aku masih teramat canggung di tempat ini.
"Kau ikut Saparan Nit? Kau bisa pergi dengan Riko, akan kubicarakan dengannya nanti." ajak mbak Dian padaku.
Siapa pula Riko? Kalau dengan Prana bisalah. Pikirku saat itu.
Setelahnya kulihat Prana berbicara pada mbk Dian sambil sesekali ia menunjuk dan melirikku.
"Nit kau berangkat dengan Prana saja ya?" pinta mbk Dian sekembalinya ia padaku.
Aku mengangguk ragu. Sedikit banyak mbak Dian lah yang membuatku semakin dekat dengan Prana.




#Assalamu'alaikum .. Saya cuma mau bilang terima kasih sudah mau baca cerita saya yang nggak  jelas ini. Juga maaf kalo updatenya nggak jelas 😆😆. Kalo boleh saya mau minta kritik sarannya juga. 😄😄

Remember YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang