1

65 13 2
                                    

Pagi ini adalah pagi seperti biasanya.ibu menyiapkan makanan di dapur,ayah membaca koran,Misa bersiap diri di kamar,dan Shaim masih sibuk di alam mimpinya.

"Shaim,Misa turun nak,kita sarapan dulu nanti kalian bisa telat" teriak ibu dari meja makan.

"Baik bu aku sudah siap,aku akan turun" balas Misa dari dalam kamar.

Misa berjalan melewati kamar Shaim menuju ruang makan dan melihat kamar Shaim masih tertutup rapat,Misa tau pasti Shaim masih tertidur padahal 15 menit lagi mereka akan berangkat sekolah.

"Hey makhluk nokturnal.ayo bangunnn!!!" Paksa Misa sambil mengguncang guncangkan badan Shaim dengan keras.

"Apa sih,kau tidak lihat? Sekarang baru jam setengah lima tau." Jawab Shaim dan kembali melanjutkan tiren-nya,maksudnya tidur keren bukan mati kemaren.

Misa langsung melihat jam di kamar Shaim dan ternyata jam itu masih menunjukkan jam 4:30 karena jam tersebut sudah mati.

"Hey sekarang itu sudah jam setengah enam,jam itu baterainya sudah habis.ayo cepat bangun!!" Ucap misa memaksa.

"Apa? Kenapa kau tidak membangunkan aku Misaaa!!!!" Ucap Shaim dengan mengeluarkan jurus gerakan silat dan langsung pergi ke kamar mandi.

"Untung sahabat" Balas Misa sambil merapikan kamar Shaim yang sudah seperti Padang Kurukshetra setelah perang Mahabharata.

Lima menit kemudian.

"Hey ayo cepat kita sarapan!" Ucap Shaim yang sudah siap dengan sangat rapi bahkan mungkin lebih rapi dari Misa yang sudah bangun dari pukul 5:30 tadi.

"Hah? Sejak kapan kau selesai mandi? Dan kapan kau berpakaian? Lalu kapan kau merapikan rambutmu?" tanya Misa dengan wajah menyelidik.

"Kau tidak tau ya? Kamar mandiku itu sudah seperti rumah kedua bagiku" jawab Shaim dengan menaik turunkan alisnya.

"Sudah ayo cepat" sambung Shaim dan langsung berlari ke ruang makan.

- - - - -
Saat Shaim dan Misa sampai di sekolah,suasana sudah cukup ramai padahal biasanya mereka adalah murid pertama yang datang pertama ke sekolah.

"Hola Misa and Shaim" Sapa teman mereka yang juga menjabat sebagai ketua osis di sekolah mereka.

"Hai Raj" balas Misa dengan senyuman.

"Helo cucunya amitha bachan,anaknya shahrukhan,dan sodara Salman khan.selamat pagi!!!" Jawab Shaim sambil mencubit pipi Raj.hal itu sudah biasa dilakukan Shaim kepada Raj.

"Ihhh Baim iseng deh" ucap Raj sambil mengelus elus pipi berotot miliknya.

"Hey sejak kapan namaku menjadi Baim?" Kesal Shaim.

"Sejak aku mencintaimu..." jail raj dengan memonyong mongyongkan bibirnya,selama ini orang lain hanya melihat

"Ish dasar meyimpang" ucap Shaim jijik melihat perilaku salah satu teman dekatnya itu,dan langsung pergi ke kelas tanpa melihat Raj sedikit pun.

"Hey aku hanya bercanda,Shaim tungguuu" teriak Raj sambil mengejar Shaim.Dan Misa hanya tersenyum melihat kelakuan sahabat dan teman dekatnya itu.

"Hanya cinta seperti ini yang aku rasakan,tapi ibu bilang cinta yang sesungguhnya berbeda dengan ini.aku jadi penasaran" ucap Misa pelan dan langsung menyusul kedua temannya.

*di kelas*

Saat ini sedang pelajaran sejarah,dan ini adalah pelajaran favorit Misa.

"Seyummu bagaikan busur panah yang melepaskan anak panahnya tepat di hatiku" ucap Shaim dalam hati sambil tersenyum melihat keseriusan Misa.

Misa belum pernah merasakan cinta sekalipun,tapi Shaim malah sudah merasakan cinta sejak berumur 5 tahun dan lebih tepatnya saat pertama kali bertemu dengan Misa.

"Ayah,ibu maafkan aku,karena aku telah melakukan hal yang tidak sepantasnya aku lakukan" batin Shaim.

SHAIMISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang