Love Me

430 33 2
                                    

Burung-burung berkicau menyambut datangnya sang surya yang muncul di ufuk timur. Kicauan burung-burung itu bahkan seperti alunan lagu. Ceria dan penuh dengan kebahagiaan. Kebahagiaan bagi orang yang bisa mensyukuri apa yang sudah Tuhan berikan. 

"Taeng, aku akan pergi hari ini."

"Kemana ?" tanya Kim Tae sambil meniup susu panasnya di meja makan.

Kwon Yul tidak menjawab pertanyaan Kim Tae. Dia masuk ke kamarnya dan menyiapkan peralatan 'berburu'nya. Kim Tae yang penasaran, melangkah menuju kamar Kwon Yul. Sesekali dia meminum susu panasnya. Tak ayal, lidahnya pun memerah karena kepanasan.

"Yoong, kemana ?"

"Dia mengantarkan Seo Hyun ke Daegu untuk melakukan penelitian. Sebentar lagi akan pulang," jawab Kim Tae.

"Apa kau tak punya acara hari ini ?". Kwon Yul bertanya dengan tidak menatap Kim Tae.

Kim Tae memerhatikan sahabatnya yang begitu lincah memasukkan 'kekasih-kekasih'nya ke dalam tas yang bertuliskan National Geographic. Kwon Yul merupakan anggota aktif di National Geographic khusus Korea Selatan. Terkadang hasil jepretannya dimuat di majalah National Geographic. Keahliannya dalam memotret, ternyata bukan sekedar hobi dan kesenangan sesaat.

Banyak teknik dan genre fotografi yang dia ketahui. Seperti, deapth of field, panning, bulb, human interest, macro, micro, street photography, dan lain-lain. Kwon Yul juga pernah menjadi pemateri dalam seminar yang membahas tentang fotografi. Kecintaannya pada fotografi tidak lepas dari tangan dingin ayahnya, Kwon Han. Kwon Han merupakan jurnalistik senior yang kerap keliling dunia untuk mencari berita terbaru dan langsung disiarkan di televisi Korea Selatan maupun majalah. Dia mengajarkan banyak hal tentang dunia fotografi pada Kwon Yul. Kwon Han juga termasuk senior di National Geographic Korea.

"Semalam, aku jujur tentang perasaanku pada Jessica," kata Kwon Yul tiba-tiba. Dia berjalan menghampiri Kim Tae yang duduk di tepi ranjang Kwon Yul.

"Lalu ?"

"Awalnya dia menolak ketika aku mengatakan kalau aku mencintai dia. Aku mencoba menjelaskan, akhirnya dia bisa menerima. Hanya saja, hatinya masih menyimpan sosok Lee Hae."

Kim Tae tersenyum tipis dan menatap Kwon Yul yang tertunduk pasrah. Dia yakin kalau sebenarnya Jessica juga memiliki perasaan yang sama pada Kwon Yul.

"Apa kau akan menyerah ?"

"Aku tak tau, Taeng. Dalam hatiku, aku begitu marah ketika mengetahui dia masih suka dengan Lee Hae. Bukan, bahkan dia sudah mencintai Lee Hae. Aku ingin marah dan meluapkan amarahku padanya. Tetapi, ketika aku melihat dalam matanya, marahku hilang dan aku mulai mendapatkan ketenangan dengan menatap matanya," kata Kwon Yul.

"Aku tau kau begitu mencintainya, Yul. Apa kau tak pernah mendengar, jika cinta tak harus memiliki."

"Ya, aku tau. Dekat dengannya seperti ini, aku sudah sangat bersyukur kepada Tuhan, apalagi jika aku bisa mendapatkannya," ujar Kwon Yul sambil merebahkan tubuhnya di ranjang. "Bagaimana denganmu ?"

Kim Tae tersedak ketika mendengar pertanyaan dari Kwon Yul. Saat yang tidak tepat untuk menanyakan hal seperti itu ketika dirinya sedang minum.

"Aku ... sejauh ini tak ada hambatan untuk mendekati Tiffany. Dia juga sudah menjelaskan hubungannya dengan mantannya. Aku bisa mengerti itu dan tak ingin membahas lagi. Biarkan itu menjadi cerita hidupnya."

"Hah ... Kau, Yoong, Soo, begitu mudah mendekati gadis-gadis yang kalian suka. Kenapa hanya aku saja yang seperti ini ?"

"Jangan lupakan Hyo," ucap cepat Kim Tae.

PhotographTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang