"Apa yang sedang kau lakukan disini ?" tanya Choi Soo.
Gadis yang ditanyai oleh Choi Soo hanya diam dan tak menjawab pertanyaan yang terlontar dari Choi Soo.
"Oppa, apa benar jika Kwon Yul oppa selama ini tidak mencintaiku sepenuhnya ?"
Sekarang giliran Choi Soo yang hanya diam setelah mendengar pertanyaan dari gadis di samping kirinya itu. Bukannya dia tidak mau menjawab, hanya saja dia memang tidak tahu apa yang harus dijadikan jawaban untuk menjawab pertanyaan dari gadis itu. Pasalnya, dia tidak mengetahui sejauh mana sahabatnya itu selama ini mencintai gadis ini.
"Maafkan oppa, Son Hye. Oppa tidak tahu apa yang selama ini terjadi pada Kwon Yul. Memang kami begitu dekat, tapi kami baru mengetahui hubungan kalian beberapa hari yang lalu. Itupun hanya sekilas saja. Jika kau bertanya seperti itu, maaf, aku tidak bisa menjawab."
"Oppa, apa benar selama ini Kwon Yul suka dengan Jessica eonni ?"
"Ya. Dia menyukai Jessica sejak-" kata Choi Soo terputus. Bukan karena ada yang menyela, melainkan dia merutuki dirinya sendiri karena keceplosan telah membongkar rahasia Kwon Yul.
"Tak apa oppa, aku sudah tahu itu. Hanya saja, aku ingin memastikan, apa benar apa yang selama ini aku rasakan. Dan aku sudah menemukan jawabannya."
"Maaf, Son Hye. Bukan bermaksud membuatmu semakin sedih dan sakit hati."
"Bukan salahmu oppa. Kurasa sudah waktunya aku untuk pergi dari kehidupan Kwon Yul oppa." kata gadis itu sambil menoleh ke kanan dengan senyuman yang tersimpan kekecewaan. "Tolong jaga dia dan jangan sampai dia terluka. Jika aku mendengar dia sedih, terluka, kecewa, hingga putus asa, orang pertama yang akan kutemui adalah kau oppa."
Dengan susah payah Choi Soo menelan ludahnya setelah mendengar perjanjian sepihak Son Hye.
"Aku tak janji Son Hye. Itu hidupnya. Aku tak mau terlalu masuk ke dalam kehidupannya. Itu urusan pribadinya."
"Aku tak menyuruhmu untuk mengusik kehidupan pribadinya, oppa. Hanya saja, jangan sampai dia sedih, kecewa, terluka, dan sakit hati dengan pilihannya. Maksudku, jika Kwon Yul oppa minta pendapatmu, kau harus memiliki saran yang tidak membuat dia sedih, kecewa, terluka, dan sakit hati. Paham ?"
"Ya, aku paham. Jangan meremehkan kejeniusanku, Son Hye. Haha ..." tawanya sekaligus mencairkan suasana yang tegang ini.
"Aku percaya padamu, oppa."
- Photograph -
Di suatu tempat yang diyakini merupakan basecamp dari club seni, berkumpullah sekitar 10 orang. Mereka seperti sedang memikirkan hal serius. Hal itu bisa dibuktikan dengan beberapa orang yang sedang memejamkan mata, bermain ballpoint, mengetuk-ketuk meja, dan lain sebagainya. Mereka mungkin sedang menimbang beberapa keputusan sebelum disepakati bersama.
"Baiklah, bagaimana ? Apakah ada yang mengusulkan siapa calon direktur selanjutnya untuk menggantikan Kim Jong ?" tanya Lee Ki (22).
"Bagaimana jika itu angkatan Kim Tae. Menurutku kualitas mereka sangat bagus." kata Kim Bum (21). "Lagipula jika yang meneruskan angkatan dari Kim Seok, mereka sedikit dan menurutku mereka juga jarang aktif dan terlibat berbagai event." lanjut Kim Bum. Pria dengan rahang tegas dan suara unik itu melepas kacamata yang senatiasa bertengger di hidung mancungnya. Dia menatap rekannya dengan tatapan penuh harap.
"Bagaimana menurutmu, Kim Jong ? Kami hanya berpendapat, keputusan semuanya ada di pihakmu. Jangan sampai kau salah ambil keputusan. Aku tau kau sangat dekat dengan Kim Joon. Tapi, aku harap kau bisa profesional. Meskipun kita tidak bisa bersatu, setidaknya kau bisa menimbang-nimbang pendapat kami." kata Kim Hyun (21).
KAMU SEDANG MEMBACA
Photograph
FanfictionDuniaku terpotret dan terfokus sejak kau hadir di dalamnya. Kau penyemangat dan motifator tak langsungku ketika aku terkekang oleh keraguan. Bisakah kau menjadi milikku dan mengukir cerita seperti kamera yang mengabadikan tiap moment yang langka ?