Perkenalan Pertama

19 3 0
                                    

Aku mengenal 'dia' mungkin saat aku berusia 5 tahun. Ya di usia semuda itu Aku sudah berkenalan dengannya.

Aku terlahir di keluarga sederhana yang bahagia, itu menurut cerita eyang putriku. Menjadi putri kedua dalam keluarga yang dinantikan karena kakakku saat itu sudah berusia 5 tahun.

Entah karena apa aku dan saudaraku harus tinggal bersama dengan eyang putri saat aku berusia 5 tahun. Saat itu aku tak begitu paham apa yang diucap oleh Mama dan Bapak kalau mereka harus berpisah demi kebaikan bersama. Kata yang baru aku tahu artinya saat aku melihat keluarga teman sekolahku bersama sementara keluargaku terpisah. Ya perceraian itu terjadi tepat disaat aku belum tahu apa pun.

Aku yang selalu ceria (lagi-lagi menurut eyang putriku) itu mulai kenal dengan arti menunggu. Menunggu Bapak berkunjung di hari Minggu, menunggu Mama menelpon di malam hari dan menunggu kabar kalau akan ada saat dimana akan dijemput pulang.

Tak ada sore yang terlewat tanpa menunggu di depan pintu rumah dengan baju terbaik dan wangi sabun setelah mandi. Harapan yang selalu ada untuk melihat Bapak atau Mama datang.

Tak satu dua kali kecewa karena ternyata tak ada yang datang sore hingga suara Eyang menyuruhku untuk masuk kedalam rumah.

Lalu aku berkenalan dengan 'dia'. Hal yang aku belum tahu apa dan disebut apa. Hanya kata Eyang itu bernama 'RINDU'.

Ya Rindu dan aku berteman baik saat aku jatuh sakit dan mengigau memanggil Mama dan Bapak dalam ketidaksadaranku.

Kata Eyang pada Mama ditelpon aku sakit kangen. Dan dari sambungan telpon itu Mama mengatakan juga kangen pada kami. Tapi waktu belum bisa membuat Mama pulang. Selalu kuingat kata Mama saat itu kalau beliau minta aku bersabar menunggu beliau pulang dan akan membawakan kami hadiah yang begitu banyak bila kami jadi anak baik yang nurut pada Eyang.

Bapak datang dengan peluh malam itu. Memelukku dan menangis. Entah kenapa aku juga ikut menangis. Mungkin itu yang namanya ikatan hati. Bapak tersenyum hangat dan menyuapkanku sepotong roti coklat kesukaanku. Kulihat Kakak duduk disudut ranjangku dan berkata agar aku cepat sembuh dan tak membuat Bapak dan Mama menangis. Sementara adik kecilku masih asyik bermain dengan mainan baru yang tadi dibawa Bapak.

Sejak itu aku tahu bahwa saat aku menunggu ada yang bernama Rindu menemaniku. Dan mau tidak mau aku harus berteman baik dengannya karena menunggu Bapak dan Mama akan begitu lama dan akan menyedihkan bila aku sendirian.

Jadi kenalkan 'dia' bernama RINDU

Menunggu PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang