Funt - 5

83 63 47
                                    

Dret..Drett..

Panggilan masuk dari nomor yang tak di kenal oleh Echa membingungkannya. Siapa orang yang mungkin tak di kenalnya menghubunginya? Tangannya gemetar, hatinya mengucapkan untuk menerimanya namun pikirannya mengatakan jangan, ia bingung. Akhirnya ia menerima panggilan tersebut.

"Haa..looo?" Echa gagap.

...

Tak ada suara dari sana. 

"Haaalooo? Iniii siapaa ya?"

Tutttt..ttuuuttt....tuttt..

Echa menatap ponselnya dengan kikuk. Panggilan tersebut terputus dan tak ada orang di sana. Pikirannya melayang entah kemana. Hatinya berdetak lebih cepat dari biasanya.

**

Malamnya saat Echa sedang duduk di balkon rumahnya panggilan masuk dari orang yang tidak ia ketahui tadi kembali menghantuinya. Getaran dari ponselnya membuat hatinya semakin penasaran siapa orang tersebut. Dengan kekuatan hati Echa mengangkat telepon tersebut.

"Halo?"

Tak ada jawaban. Hanya suara angin yang terdengar dari sana.

"Halo? Siapa ya?"

tutttt...tutttt..

Panggilan kembali terputus. Ah siapa sih ini? Geramnya.

**

Pagi ini Echa datang  ke sekolah lebih awal dari biasanya. Echa buru-buru berjalan menuju ke kelasnya dengan buku-buku dan novel di tangannya. Kecepatan berjalannya itu membuat kakinya tak bisa terkontrol. Selanjutnya Echa terduduk sambil memijit kaki kirinya yang terasa ngilu.

"Aaaww.." Echa perlahan-lahan mengambil buku-buku dan novel yang berserantakan di lantai koridor.

Tiba-tiba seseorang dengan postur tinggi dan berbadan tegak mengulurkan tangannya memberikan bantuan kepada Echa. Echa menerima tangan itu tanpa melihat siapa sosok yang menolongnya.

"Makasih." Kata Echa sambil membenarkan seragamnya.

"Hm."

Cowok itu meninggalkan Echa. Echa menatap punggung cowok itu dan tak percaya dengan kejadian barusan. Ketua geng "cowpop" menolongnya-Ata. 

"Gue gak salah nih? Gak mimpi nih?" Echa mencubit tangannya. Ternyata bukan mimpi.

"Aw.. Bukan mimpi ternyata.. hehe.." 

Echa berjalan menuju kelasnya. Duduk sambil tersenyum sendiri. Teman-temannya yang sedang ngobrol asik mendadak berhenti lalu bersama-sama menatap Echa yang masih senyum-senyum bengong.

"Echaaaaa..." Ucap teman-temannya serentak, membuat Echa terpelonjak kaget.

"Apaan sih kalian nih? Udah kayak TOA aja."

"Lha elo senyum-senyum sendiri kayak orang gila bego." Acha menepuk pundak Echa.

"Hehe.. Gue tadi ditolongin sama salah satu cowpop."

"Kok bisa?" Acha terheran-heran dengan perkataan Echa.

"Yakin lo?" Nina menimpali.

"Boong lo, yakan?" Zera menambahkan lagi.

"Please deh.. Masak ya gue boong. Tanyanya satu-satu dong udah kayak wartawan aja kalian ni." Ucap Echa santai.

"Gimana ceritanya? Siapa yang nolongin?" Nina gak sabar menunggu jawaban dari Echa.

"Jadi tadi gue jatuh terus gue ditolongin deh.. Sama.. Ata."

"Gila lo. Kok bisa sih?" Zera tak percaya.

"Yaelah masak gue bohong sih."

**

"Woy!" Ata menepuk pundak Vino yang lagi nulis PR.

"Oi! Gimana bro?"

"Aelah lu PR bukannya di rumah malah disekolah. Gue tadi nolongin Echa."

"Yang bener lo? Kemajuan lo bro. Sikat bro! Gue dukung lo!" Vino beralih menatap Ata.

"Sikat gigi kali sikat-sikat. Gigi lo noh di sikat." Ata menoyor kepala Vino dibalas Vino dengan cepat.

"Lo ah main kepala." Protes Ata.

Sampai kapan Ata terus bersembunyi dari balik semua ini? Akan sampai kapan?

**

Part 5 baru aja di update baca ulang yuk.

Jangan lupa vomment ya :)

See you next chapter..

Say SomethingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang