Setelah menempuh perjalanan berjam-jam akhirnya gue dan yang lainnya udah nyampe dilokasi perkemahan. Hawa sejuk pedesaan mulai terasa. Gue mulai mendirikan tenda karena waktu yang menunjukkan hampir gelap.
Gue sekelompok sama sikembar diana, dania dan tyas."Hei Kembar mending kita bagi tugas" ucap gue pada ketiga anggota gue. Karena disini gue sebagai ketua tenda
"Maksudlo prill?" tanya slah satu dari sikembar entah itu diana atau dania. Karena gue sendiri susah bedainnya
"Gini deh biar gue yang bikin tenda. Lo berdua yang cari kayu bakar. Dan lo yas, ambil air dibawah sana" tunjuk gue pada sungai yang airnya jernih banget
"Setuju. Itu ide yang bagus" ucap tyas sembari menjentikkan jemarinya
******
Setelah duapuluh menit tenda ini selesai juga. Gue liat sikembar udah balik dengan kayu bakar ditangan mereka. Tapi kenapa Tyas belum balik juga sih. Gue mulai khawatir pasalnya jarak sungai dengan bumi perkemahan ini gak jauh-jauh amat. Gue mutusin buat nyusul Tyas kesungai sebelum hari gelap
"Kembar gue izin nyusul Tyas ya. Gue khawatir hampir setengah jam dia gak balik balik" pamit gue pada dania dan diana. Yang dibalas anggukan
"Duhh yas. Lo dimana sih. Bentar lagi gelap dan lo belum balik juga" gue membatin
Gue terus menyusuri jalan setapak ini kearah sungai. Tanpa gue sadari jalan setapak ini terbagi 2arah kekanan dan kekiri. Harusnya gue melangkah berbelok kearah kiri dimana sungai itu berada. Tetapi rasa penasaran akan tanda X di belokan sebelah kanan membawa gue melangkah kesana.
Gue terus melangkah mengikuti jalanan ini. Jalan setapak ini berbeda dengan yang ada diarah sungai. Jalanan ini ditumbuhi semak belukar dan ilalang. Jalan setapak itu terhenti pada sebuah rumah minimalis. Yang Bisa gue pastiin itu sebuah villa. Halaman villa ini terlihat rapi dan begitu terawat. Beragam jenis bunga ada dihalaman ini.
"Cantik banget" gumam gue pelan.
Setelah beberapa menit gue tersadar kalo Gue pergi buat nyusul Tyas. Sebelum gue melangkah pergi. Gue sempat mengambil setangkai bunga Lily dari halaman itu. Gue gak peduli sama sipemiliknya, yang pasti dari awal gue lihat ni bunga gue mulai tertarik. Setelah mendapatnya gue melangkah terburu-buru kearah bumi perkemahan. Hari sudah senja dan sebentar lagi gelap.
Hampir 10 menit gue berlari. Gue sampe juga ditenda. Gue liat Tyas dan Pak wisnu tengah memasang wajah marahnya. Gue bisa liat mimik muka itu menggambarkan kekhawatiran
"Sekarang sudah jam berapa prilly? Apa jam tangan kamu mati? Dari mana saja kamu ?" tanya Pak Wisnu to the point
"Maaf pak. Tadi saya nyasar saat akan menyusul tyas disungai. Bukannya belok kiri malah belok kanan.." jawab gue menunduk dan gue liat Pak wisnu mengusap wajahnya kasar.
" dan aku menemukan tempat terindah disana pak" tambah gue dihati ini
"Jangan ulangi lagi. Sekarang kamu masuk tenda sebentar lagi acara makan malam akan dimulai" pesanya melangkah pergi
****
Kini tiba acara pertunjukan. Tiap-tiap tenda wajib menampilkan satu pertunjukan. Kebanyakan banyak anak-anak yang menapilkan duet lagu ada pula yang musikalisasi puisi. Acara pertunjukan ini dimulai dari jam setengah delapan dan berakhir tepat di jam sepuluh malam. Pak Wisnu memperbolehkan anak-anak kembali ketenda untuk istirahat, untuk yang masih ingin menikmati suasana malam disekitar api unggunpun diperbolehkan dengan syarat jam sebelas malam semua harus sudah berada didalam tenda, dan tugas ketua tenda adalah mengecek anggotanya.
Pak wisnu juga menambahkan bagi siapapun yang ingin pergi kesungai saat malam hari. Jangan sendirian, setidaknya ada yang menemani.

KAMU SEDANG MEMBACA
Disudut Kota
Fanfiction"....... Ketukan kayu kering itu berdenting. Tak takut akan sakit yang siap datang. Berjalan kesana kemari Berlari menyusuri hutan berduri. Harap angin bisa menyampaikan hasrat ini. Pengharapan disudut ruang argument, hingga aku tersadar saat jam be...