Selang beberapa jam dari kepulangan prilly, Bunda dan Ayah pulang dari luar kota. Dengan menyeret koper ditangannya bunda ully masuk kehalaman rumahnya. Bi ira langsung mengambil koper dari tangan Bunda.
"Langsung taro dikamar aja Ra"
"Siap nyonya" sanggah bi Ira
Bunda melangkah menuju dapur rasanya tenggorokannya terasa kering
"Kakak kamu udah pulang Ja?" tanya Bunda saat Raja akan berbalik dari dapur
"Udah. Dia tidur, kayanya sih capek banget bun" jawab Raja santai
Bunda mendesah pelan "..Kasian dia"
"Bunda kenapa baru pulang, katanya urusan bunda cuma sehari, kok dua hari baru pulang" tanyanya dengan nada sedikit introgasi
"Ini benar-benar diluar dugaan bunda dan ayah Urusan ini benar penting untuk keluarga kita"
"Maksud bunda..?" tanya raja bingung
"Nanti saja bunda ceritakan. Kamu sana kekamar"
Setelah mengucapkan itu bunda melangkah pergi kearah dapur meningalkan Raja yang masih kebingungan. Raja gak mau ambil pusing dengan apa yang dikatakan bunda barusan meskipun ia tak menampik bahwa otaknya kini penuh dengan rasa kepo, ia melangkah kearah kamarnya, menutup pintu dengan perlahan.
*********
"Ja, tolong panggilkan kakakmu sana" perintah Ayah
"Iya"
Raja beranjak dari duduknya kearah kamar bersticker doraemon itu. Dilihatnya perempuan mungil itu terbungkus selimut. Wajahnya terasa damai, Raja mulai berjalan mendekat ke tepi ranjang. Dahinya berkerut saat melihat sang kakak bergumam tak jelas, tangannya terulur menyentuh kening itu, matanya menyipit. Kakak cantiknya ini demam. Pastas saja ia bergumam tak jelas.
Tak tega rasanya jika ia membangunkan nya. Raja berjalan mundur kearah pintu dan kembali ke meja makan"Loh ja. Kakak kamu mana?" tanya ayah
"Kak ii demam" ucapnya saat
"Demam?" tanya bunda
"Iya bun. Kak ii demam. Aku gak tega ngebanguninnya. Tadi juga kak ii ngomong gak jelas gitu"
"Biar bunda tengok dulu"
Bunda memutar knop pintu itu perlahan agar tidak menimbulkan decitan pintu
Bunda berjalan kearah ranjang prilly. Duduk ditepi ranjang sembari mengelus kepala putrinya.
"Villa villa villa.." gumam prilly pelan yang masih bisa didengar oleh Bunda
"Villa?" batin Bunda bertanya
"Kak bangun kak. Ini bunda" Bunda sedikit menggoyang-goyangkan tangan prilly.
Perlahan prilly membuka matanya
"Bunnnda?" panggilnya dengan suara serak
"Apa sayang. Kamu sakit, istirahatlah. Bunda buatin kamu bubur dulu" pinta bunda.
Prilly menurut. Ia memejamkan matanya lagi. I merasa tubuhnya lemah sekali, Kepalanya terasa berat, dan badannya panas sekali.
*****
Hampir setengah jam bunda berkutat di dapur bubur yang ia buat sudah matang. Bunda berjalan menuju kamar puterinya.
"Ini sayang buburnya dimakan dulu! Bunda suapin ya"
Prilly mengangguk. Dengan telaten bunda menyuapi prilly hingga bubur dimangkuk itu habis, bunda menyodorkan teh anget agar prilly meminumnya.
"Makasih bun" ucapnya dan kembali beraring
"Iya sayang. Kamu istirahat ya, cepat sembuh kesayangan bunda" bunda mengecup pelan pucuk kepala prilly
Prilly mulai memejamkan matanya saat bunda menarik selimut ketubuhnya sebatas dada.
"Bunda keluar ya sayang. I love you" gumam bunda tepat diwajah prilly.
******
"Arghh" erangan seorang gadis terdengar dikamar ini, sinar mentari mengganggunya.
Kepalanya masih terasa pusing, namun suhu tubuhnya tidak sepanas semalam.Prilly berjalan menuruni tangga kearah dapur.
"Loh non kan lagi sakit. Mending istirahat aja non" pesan bi ira saat ia berada didapur
"Udah mendingan ko bi"
"Tapi bibi khawatir loh non" bi ira mulai terlihat cemas
"Bibi kaya gak tau kak ii aja, diakan biasa demam kalo malem " tambah raja yang entah sejak kapan dia disini yang membuat prilly memanyunkan bibirnya.
"Bener tuh bi kata Raja" ucapnya melirik raja
"Bi bunda mana?"
"Nyonya dibelakang non, lagi kasih makan siGembul"
"Ohh"
"Non mau sarapan apa?" tanya bi ira mengalihkan topik pembicaraan.
"Sandwiches aja deh bi"
"Tunggu ya non. Mending non tunggu diruang makan aja"
"Gak usah bi. Illy tunggu dikamar aja"
-----------+++++------+++++
Komplek sankyu
09 maret 2017
02 : 42 Am

KAMU SEDANG MEMBACA
Disudut Kota
Fiksi Penggemar"....... Ketukan kayu kering itu berdenting. Tak takut akan sakit yang siap datang. Berjalan kesana kemari Berlari menyusuri hutan berduri. Harap angin bisa menyampaikan hasrat ini. Pengharapan disudut ruang argument, hingga aku tersadar saat jam be...