Chapter 3

5.7K 334 7
                                    

Sorry for slow update!

Budayakan vote sebelum membaca.

HAPPY READING GUYS

****

"Aku ingin berbicara serius dengan mu."

"Iya, apa?"

"Aku-"

****

Rafael POV

Jujur aku hanya takut dia meninggalkanku, walaupun aku tau dia seorang shewolf, dan dia juga pasti tau kalau aku adalah matenya.

Entahlah, tapi aku masih belum tau perasaannya.

"Ya, mau apa?"

"Apanya?"

"Bodoh sekali kau,hahhahh, kenapa aku harus ada di tubuh orang bodoh sepertimu."

"Hentikan tawamu itu, aku lebih pintar darimu."

Langsung aku putus mindlink ku dengan Bryan.

"Tadi mau bilang apa?"

"Iyaa.. Pasti kau sudah tau kalau aku ini matemu."

"Sepertinya kamu sudah tau jawabannya."

"Maksudku, kapan kamu siap?"

"Untuk?"

"Hufft... Jadi gini, ayah dan ibuku ingin sekali melihatmu. Jadi kapan kamu akan siap?"

"Aku tidak tau, hari sudah menjelang sore,mungkin aku harus pulang."

"Mau ku antar?"

"Tidak perlu."

"Yakin? Semua mata memandangmu seperti ingin menelanmu."

"Baiklah."

****

Anya POV

"Ya, mau apa?"

"Apanya?"

Tadi dia bilang ingin bicara, tapi sekarang malah bertanya "Apanya?" Orang aneh - batinku.

Dia diam sejenak, tapi aku melihat membaca. Ada kegugupan disana.

"Tadi mau bilang apa?"

"Iyaa.. Pasti kau sudah tau kalau aku ini matemu."

"Sepertinya kamu sudah tau jawabannya."

"Maksudku, kapan kamu siap?"

"Untuk?"

"Hufft...Jadi gini, ayah dan ibuku Ingin sekali melihatmu. Jadi kapan kamu akan siap?"

"Aku tidak tau, hari sudah menjelang sore, mungkin aku harus pulang."

"Mau kuantar?"

"Tidak perlu."

"Yakin? Semua mata memandangmu seperti ingin menelanmu."

"Baiklah."

Aku langsung berjalan mengikuti Rafael menuju mobilnya. Jujur, aku belum bisa menjawab, aku masih bingung, bahkan sangat bingung.

Awalnya aku tidak percaya bahwa di tubuhku ada makhluk lain, tapi itu sudah menjadi kenyataan yang harus aku terima sekarang.

Saat ini hening melanda aku dan Rafael. Tanpa sadar, aku memperhatikannya sambil tersenyum.

Ternyata dia sangat tampan, rahangnya yang tegas, ingin sekali aku menyentuhnya.

"Aku tau kalau aku tampan dari dulu."

"Hmhm..Ihh...terlalu Pe-De."

"Masih gk mau ngakuin kalau aku ini tampan?"

"Iya deh. Tampan sekali."

"Dia memang sangat tampan. Bohong sekali jika kau tak mengakuinya Anya. Hahahahh."

"Memang benar, tapi setidaknya aku tak harus mengatakannya"

"Bahkan suara Bryan terdengar sangat sexy, dan dia romantis. Memang satu paket yang sempurna."

"Diam!! Pikiran kotormu itu bisa tertular padaku."

Langsung aku memutuskan mindlink-ku dengan Ryn.

"Sudah sampai, tidak mau turun?"

"E.. Ehh.. Iya ini juga mau turun"

"Yasudah, tidak usah memandangku seperti itu."

"Cepat turun, aku kan sudah membukakan pintu."

"Siapa yang suruh? Dasar!!"

"Memang minta di gendong, baiklah."

"Ihh...turunkan!! Rafael nanti diliat orang gimana?! Ih Rafael ngapain masuk ke dalem, sini aja, ada ortu aku, RAFAEL!!!!!"

"Eh, om tante, lama gk ketemu apa kabar?"

"Ya ampun kamu udah gede ya Rafael, om sama tante baik-baik aja kok... Itu turunin dong Anya nya, kan kasian."

"Hehehhh... Tadi dia gk mau turun maka nya Rafael gendong aja, gpp kan?"

"Iya, eh sampe lupa, masuk dulu yuk."

"Eh iya tante makasih."

*Di ruang tamu.

"Jadi mama sama papa udah kenal sama dia?"

"Punya nama kali."

"Sama RAFAEL, puas???"

"Hehehhh, iya iya."

"Kamu masa gk tau, ya ampun Anya sayang... Ini anaknya rekan papa, tapi kita ini udah kayak keluarga lho."

"Iya, sebentar lagi akan jadi keluarga beneran kok... Jadi aku kesini juga mau ngelamar Anya jadi pendamping hidup aku."

"Hah!?!"

*****

Akhirnya update juga!!

GIMANA? MASIH NYAMBUNG GK?

SORRY MASIH BANYAK TYPO :')

Jangan lupa tinggalin jejak ya...

    NEXT :  20+ VOTE

Alpha! i'm your mateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang