Chapter 4

5.2K 286 2
                                    

Sorry for slow update!

Karena harus nunggu 20+ vote dulu.. Hihihi i'm happy.

Happy reading :')

"Hahh!?"

****
Rafael POV

"Iya, hmm.. Aku ingin melamar Anya untuk menjadi pendamping hidup aku, apa om dan tante merasa keberatan?"

"Melamar? Oh tentu saja tidak, tapi om serahin aja sama kalian berdua."

"Makasih banget, om sama tante sudah merestuinya. Anya, kamu mau kan?"

"Iya. Aku mau."

Akhirnya.... Aku akan memilikimu seutuhnya sayang.

"Kau sangat pandai, aku senang mate ku menerimanya."

"Hei, dia mate ku juga bodoh."

"Ya sudah aku harus pulang sekarang, dan kita akan menikah satu bulan lagi."

"Iya hati - hati."

Anya POV

Aku tak menyangka kalau Rafael akan secepat itu melamarku di depan kedua orang tua ku.

Aku tertegun sekaligus senang, bahkan Ryn terus meraung karena terlalu senang.

Aku bertambah gugup, apalagi dia mengatakan kalau pernikahan kami satu bulan lagi, itu menambah kegugupanku.

Ketika aku sedang melamun, tiba - tiba mama memanggilku, membuat buyar semua lamunanku.

"Anya."

"Iya mah..."

"Cepetan turun."

"Iya iya."

*di bawah.

"Kenapa?"

"Kamu istirahat sana, besok kamu kan harus fitting baju, dll."

"Besok?! Emangnya secepat itu mah?"

"Ya ampun... Emangnya tadi kamu gk denger apa kata Rafael?"

"Iya iya, kok jadi mama yang repot. Hayooo kenapa.. Hahah."

"Gk sabar aja liat anak mama satu - satu nya menikah"

"Ehh,-"

"Gk, gk kenapa napa kok... Dah tidur sana."

****

Oke! Ini cepat, bahkan sangat cepat. Aku harus fitting gaun, mengenal lebih jauh tentang dia dan keluarganya, dll.

****
Rafael POV

Ini memang sangat cepat. Aku yakin Anya pun merasa seperti itu.

Tapi ini aku lakukan karena aku sudah lelah mencarinya bertahun tahun dan sekarang aku harus mengulur waktunya? Ohh tidak!! Itu sangat bodoh,- pikirku.

Cklek,- (*anggap aja suara knop pintu di buka.)

"Rafael."

"Iya ibu, ada apa?"

"Ibu tadi sudah bicara lewat telpon dengan ibunya Anya. Dan besok ayah,ibu,dan kau pastinya, akan makan malam di sini bersama keluarga Anya."

"Ibu mengundang mereka makan malam bersama?"

"Kurang lebih seperti itu."

"...."

"Yasudah, besok kan kamu harus fitting baju dengan Anya, istirahatlah."

Ibu sudah meninggalkanku sendiri. Aku memilih tidur untuk melepas kepenatanku.

****

Anya POV

Samar - samar aku melihat jam di dinding kamarku. Ternyata ini baru jam 5 pagi.

Oh iya, aku memutuskan untuk tidak kuliah lagi atau lebih tepatnya PUTUS KULIAH!! Kenapa? Karena pasti si Rafael yang super rese itu tidak mengizinkanku.

Kenapa aku bilang dia super rese? Karena aku baru ingat kalau ayahnya adalah rekan bisnis papa ku, dan dia adalah Rafael yang dulu sering aku panggil Fael. Dan aku baru mengetahui kalau namanya Rafael saat tadi malam. Ternyata dia teman kecilku.

****

Aku sudah selesai mandi, aku turun ke bawah dan berpas pas an dengan bi Imah.

"Eh, itu non tadi nyonya sama tuan keluar sebentar, katanya ada urusan. Sama itu, ada tamu, katanya calon suami non Anya."

"Ihh bibi apaan sih..."

"Merah tuh non pipinya. Cieeee... Dah itu samperin, nanti kasian kelamaan nunggunya."

Aku langsung menuruni satu persatu anak tangga tanpa menjawab perkataan bi Imah.

"Hmm udah lama?"

"Lumayan, kau sangat cantik hari ini."

"Bukannya dari dulu udah cantik ya?" kataku, kemuadian tersenyum.

"Hahah... Tidak berubah seperti dulu."

"Masih mengingatnya?"

"Tentu, sekarang apa tidak mau membuatkan ku sarapan?"

"Bukannya tadi ada bi Imah? Kenapa gk nyuruh dia aja?"

"Tadi dia ingin masak, tapi aku melarangnya aku ingin makan masakanmu."

"Aku?"

"Ohh... Atau jangan - jangan kau tidak bisa memasak."

"Siapa bilang, ayo mari kita buktikan."

Aku langsung berjalan ke arah dapur dan dia mengikutiku dari belakang.

Aku mulai memasak untuknya dan juga buat aku makan sendiri. Akan aku buktikan kepadanya bahwa masakanku tidak kalah enak dengan masakan para chef bintang 5.

Tidak perlu menunggu lama, nasi goreng spesial dan 2 gelas susu hangat siap di sajikan.

Aku dan dia mulai sarapan. Tak ada satu kata pun yang keluar dari mulut kami (*aku dan rafael). Hening, hanya terdengar suara garpu, sendok, dan piring.

*****

SORRY PENDEK, aku lagi kurang dapet moodnya :'(

Jangan lupa spam voment yaks :')

Tinggalin jejak ok! Biar aku ada penyemangat :)


Alpha! i'm your mateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang