Part 14 - Rencana

58 6 0
                                    

Semua yang ada dimeja pun tertawa melihat tingkah tatsuya dan michio. Lalu mereka pun menyantap ramen mereka dan tetap berbincang.

Bel masuk pun berbunyi. Mereka sama-sama pergi kekelas. diperjalanan menuju kelas.  Toru dan taka jalan lebih dulu dan michio jalan bersama anaru

"Michio- chan aku rasa kamu dan tatsuya cocok" ucap anaru pada michio.

Pipi michio memerah.

"Tapi dia lebih muda dari ku" ucap michio ragu

"Lalu apa itu masalah?  Dalam Cinta tidak ada batasan umurkan" ucap anaru dan michio hanya diam namun jantungnya masih berdegub kencang.

Sedangkan tatsuya berjalan bersama ayane.

" tatsuya-san bagaimana michio menurut mu?" ucap ayane ragu.

"Eh apa?" Ucap tatsuya salah tingkah.

"Dia baik" lanjutnya lagi.

"Aku rasa kalian cocok" ucap ayane lagi ragu.

"Mmm aku rasa aku butuh waktu" ucap tatsuya yang membuat ayane terkejut.

Ya karena luka yang disebabkan ayane belum pulih.

"Mungkin jika kamu dengannya, lukamu akan cepat pulih" ucap ayane dan tatsuya hanya diam.

Mereka sampai dikelas
Pelajaran pun dimulai.

Bell pulang pun berbunyi.
Toru menghampiri ayane dan mereka pun pulang bersama.
Diperjalanan mereka melihat dua orang yang sudah tak asing.

"Bukankah itu" ucap ayane menggantung

"Ya itu mereka" ucap toru

Toru dan ayane tersenyum lalu menghampiri kedua orang tersebut.

"Ehem" ayane berdehem dan kedua orang itu menoleh kebelakang.

"Kalian" ucap kedua orang itu bersamaan

"Kalian sedang apa? Tidak biasanya kalian pulang bersama" ucap ayane

"Ah kami tadi bertemu tidak sengaja benar kan tatsuya-kun" ucap michio bertanya pada tatsuya dan dibalas anggukan oleh tatsuya .

Ya ternyata kedua orang itu adalah michio dan tatsuya.

"Apa benar begitu?" ucap toru dengan nada yang bercanda tapi seperti mengintrogasi

"Ya benar" jawab michio wajahnya sudah memerah sekarang.

Tatsuya hanya membenarkan ucapan michio.

"Baiklah kalau begitu kami duluan. Ja mata ashita" ucap ayane dan toru.

"Jaa" ucap michio dan tatsuya.

Toru dan ayane sampai dirumah dan mereka ada dikamar toru sekarang dan mereka berbaring dikasur.

"Imouto, apa aku harus melaksanakan rencana itu sekarang?" ucap toru sambil mengelus rambut ayane

"Apa harus sekarang? Rasanya aku belum siap jauh darimu"ucap ayane lalu mengeratkan pelukannya nya pada toru.

"Aku juga belum siap. Tapi mungkin inilah waktunya.  Kita tidak mungkin menunggu sampai papa dan mama tau hubungan ini kan" ucap toru.

"Ya jika mereka tau mungkin kita tidak akan pernah bertemu selamanya" ucap ayane.

"Ya jadi aku akan berbicara pada mereka saat makan malam" ucap toru mantap.

"Baiklah jika begitu" ucap ayane.

Makan malam pun tiba. Seluruh anggota keluarga telah berkumpul dimeja makan dan toru pun membuka mulutnya untuk berbicara

"Mmm papa" ucap toru ragu

"Ya ada apa" balas tomoya tetapi masih fokus dengan makanannya.

"Aku ingin menyewa apartemen" ucap toru berhasil membuat mama aiko tersedak.

"Apa?" ucap mama aiko.

"Ya aku ingin menyewa apartemen" ucap toru lagi

"Untuk apa?  Apa kalian bertengkar?" ucap papa tomoya.

"Tidak" ucap ayane dan toru bersamaan.

"Lalu?" ucap mama aiko

"Aku ingin kuliah dan aku akan menyewa apartemen yang dekat dengan universitas. Aku harus segera pindah karena ada hal yang harus ku urus untuk test nanti" ucap toru menjelaskan.

"Ah baiklah jadi kapan kamu pindah? Apa kamu sudah mendapatkan tempatnya?" ucap papa tomoya.

"Mungkin besok, ya sudah" balas toru.

"Baiklah kalau itu keinginanmu" ucap papa tomoya setuju.

"Terima Kasih" ucap toru lalu tersenyum.

Makan malam pun berlanjut tanpa ada pembicaraan lain lagi.

Sesudah makan malam ayane pergi kekamar toru untuk membantu membereskan barang-barang toru.

"Apa aku bisa membantu?" ucap ayane

"Ya tentu saja,cepat bantu aku"  ucap toru.

"Masukan ini kekardus yang disana" perintah toru kepada ayane untuk memasukan komik-komiknya kedalam kardus.

"Baiklah" ucap ayane dan segera memasukan komik-komik tersebut.

"Nah sekarang tulis benda apa yang ada dikardus itu" ucap toru.

"Ya sudah. Apa ada yang lain" tanya ayane lagi.

"Sudah yang lain biar aku saja" ucap toru.

"Baiklah" ucap ayane.

"Jadi mulai besok kita tidak akan satu rumah lagi ya?" ucap ayane lagi.

"Ya begitulah. Tapi kita masih bisa bertemu disekolah bukan? Dan masih ada waktu lain untuk kita berdua" ucap toru lalu merebahkan tubuhnya dikasur.

"Ya kamu benar. Tapi apa aku akan baik-baik saja dirumah tanpa ada kamu? Pasti rasanya akan sangat sepi" ucap ayane.

"Disana juga pasti akan lebih sepi karena hanya aku seorang" ucap toru membandingkan.

"Ya aku akan sering berkunjung"ucap ayane dan memeluk toru.

"Ya itu harus" ucap toru lalu mengecup kening ayane.

"Rasanya tidak ingin jauh dari mu" ucap ayane.

"Aku pasti akan sangat merindukan saat-saat seperti ini" balas toru.

Dan bibir mereka pun saling bertemu. Selama 10 menit adegan itu belum juga berhenti seakan esok tidak akan bisa seperti ini lagi mereka sangat menikmati saat-saat ini.

"Huah.  Sudah aku sesak" ucap ayane.

"Payah" ucap toru lalu tertawa

"Ini lebih dari sepuluh menit. Apa kau gila?  Dasar baka" ucap ayane memaki.

"Ya ya aku memang baka" ucap toru dengan nada bercanda.

"Apa aku boleh tidur disini toru-kun?" ucap ayane

"Ya tentu saja" ucap toru lalu mengeratkan pelukannya.

"Hoamm.  Aku tidur ya?" ucap ayane yang sudah menguap.

"Ya tidurlah" balas toru

"Oyasumi nasai toru-kun" ucap ayane pelan dan mencium pipi toru.

"Oyasumi nasai" balas toru mengecup kening ayane.

Keesokan paginya mereka siap berangkat kesekolah.mereka pun terkejut melihat bahwa michio dan tatsuya bergandengan tangan.

"Apa mereka?" ucap ayane terputus.

my sweet brotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang