The Conjurig

999 81 30
                                    

Cerita bermula ketika Carolyn dan Roger Perron pindah ke sebuah rumah pertanian tua, bersama kelima putri mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cerita bermula ketika Carolyn dan Roger Perron pindah ke sebuah rumah pertanian tua, bersama kelima putri mereka.

"Gue mau kamar yang paling gede ya, sist," celetuk si bungsu ketika baru menginjakkan kaki di rumah tua tersebut.

"Kagak bisa gitu, cuy. Lu tuh paling bontot di sini. Lu nggak dapet kamar. Lu tidur di loteng lu," ucap si sulung.

"Wah, berarti gue dapet kamar dong? Gue kan anak kedua." Si anak kedua masuk ke sebuah kamar berukuran sedang. Lalu dia buru-buru klaim kamar tersebut sebagai kamarnya, "Ini kamar gue ya. Cup!"

"Ini memang kamar. Tapi kamu tetap tidak boleh tidur di sini. Karena ini kamar mandi, Nak." Carolyn menyalakan shower dan mulai memandikan anak keduanya yang sudah asyik tiduran di bathtub.

Selama hari pertama, kepindahan keluarga ini berjalan lancar, meskipun ayam mereka, Sadie, menolak memasuki rumah dan salah satu anak perempuan mereka menemukan sebuah lemari menuju dunia Narnia. Berhubung keluarga ini adalah Potterhead sejati, jadi dunia Narnia bukanlah hal yang mengejutkan. Beda cerita jika mereka menemukan akses ke Diagon Alley, pasti jejingkrakan.

Keesokan paginya, Carolyn bangun dengan cap masuk Dufan di pipinya. Semalam dia memang mimpi naik Kora-Kora. Dia juga menemukan Sadie tergeletak mati sebagai ayam goreng di atas meja makan. Roger yang menyembelihnya sebagai bentuk syukuran kepindahan mereka.

Selama beberapa hari berikutnya, berbagai peristiwa misterius terjadi.

Sewaktu bungsu tidur, ada yang menarik-narik kakinya. Contoh lainnya, sewaktu sulung buang air, tiba-tiba lampu WC mati dan keran nggak berfungsi.

Contoh lainnya lagi, sewaktu si anak keempat masak mie instan, tiba-tiba gasnya habis. Ketika dia mau beli, warungnya tutup semua. Ketika warungnya buka, stok gas elpijinya kosong. Ketika stok gas elpijinya ada, yang punya warungnya nggak mood jualan. Sewaktu dia makan mie instan mentah diremukin di dapur, tiba-tiba kompornya menyala sendiri dengan api berkobar-kobar.

"Wedhus!" Hanya itulah kata yang bisa diucapkannya.

Pernah di suatu malam yang sunyi-sepi, Carolyn dan Roger Perron dikagetkan dengan teriakan si bungsu. Keduanya langsung melesat ke kamar gadis.

"Mama! Kakak kedua tidur sambil jalan," adu si bungsu. "Lihat itu!"

Terlihat anak kedua jalan meniti tali jemuran dengan mata terpejam kayak pemain sirkus.

"Mama! Ada yang lebih parah! Kakak pertama tidur sambil lomba pidato," lapor si anak ketiga.

Mendengar kabar itu, Carolyn panik.

"Ayo, anak-anak. Kita cari kakak kalian!" Roger kalang-kabut. Anak-anak gadisnya langsung bawa obor masing-masing dan menyusuri hutan terlarang, mencari si sulung.

Besoknya, sulung ditemukan tertidur di atas mimbar depan kantor gubernur, dengan memegang tropi juara lomba pidato tingkat pelajar se-provinsi.

Peristiwa ini memuncak pada suatu malam saat Roger berada di luar kota, Carolyn terkunci di ruang bawah tanah dan sesosok makhluk gaib yang terlihat seperti seorang wanita tua menyerang salah satu putrinya. Setelah itu, putrinya bisa ngomong bahasa Sunda.

"Saha maneh? Aing maung. Cicing sia, kehed!"

Gara-gara kesurupan, nilai muloknya di rapor jadi bagus.

Kemudian hari, Carolyn menghubungi investigator paranormal bernama Ed dan Lorraine Warren untuk meminta bantuan. Pasangan Warren mulai melakukan penyelidikan dan menyimpulkan bahwa rumah tersebut berlokasi strategis karena dekat dengan fasilitas umum dan hanya butuh 5 menit menuju pintu tol. Kondisi bangunan masih baik dengan rangka baja, lantai batako dan dinding keramik.

"Bila rumah ini dijual, harganya berkisar 500 juta," pungkas Ed sambil memencet-mencet kalkulatornya.

Carolyn dan Roger saling pandang. Lalu Carolyn angkat bicara untuk meluruskan, "Tapi, kami memanggil Anda untuk menyelidiki apakah rumah ini berhantu? Kami tidak berniat menjualnya, jadi Anda tidak perlu repot-repot melakukan penaksiran harga."

"Sorry, sorry. Sebelum jadi paranormal, suami saya ini makelar rumah, jadi nalurinya sering keluar," ucap Lorraine meminta maaf atas kelalaian naluri suaminya.

Setelah diselediki secara serius, pasangan Warren menyimpulkan bahwa rumah tersebut membutuhkan ritual pengusiran setan.

"Tenang. Saya bakal bantu ibu dan keluarga ibu semampu saya," janji Ed.

"Tapi sebelum itu, mari kita deal-deal-an mengenai tarif atas jasa pengusiran hantu ini. Ibu mau ambil paket apa? Ada paket kilat, ada paket reguler," sambung Lorraine sambil menunjukkan katalog.

"Paket hemat aja. Ada?" tanya Carolyn.

"Oh, ada, ada. Jadi, segini harga yang harus ibu bayar." Lorraine menyebutkan angka sekian juta. "Deal?"

"Buset. Mahal amat!" pekik Roger sebagai kepala keluarga yang tugasnya banting tulang mencari nafkah.

"Tenang, bisa dicicil tiga kali angsuran, tiap bulan langsung debet rekening," kata Ed. "Ada BCA, kan?"

"Oh, ada. Oke deh. Deal." Roger sepakat.

Lalu pasangan Warren melakukan acara pengusiran. Hantu-hantu pun pada bedol desa ke pohon beringin terdekat.

Setelah dibantu pasangan Warren, keluarga Perron bisa tidur dengan nyenyak. Tidak ada lagi yang narik-narik kaki si bungsu. Sulung bisa buang air sambil tersenyum. Si anak keempat bisa rebus mie instan sambil menari-nari bahagia.

Tapi kebahagiaan itu hanya bertahan semalam. Besoknya mulai lagi hantu-hantu itu berulah. Keluarga Perron tidak bisa tidur dengan nyenyak. Tiap tidur, kaki bungsu ditarik-tarik. Sulung kembali menangis di WC. Anak keempat kembali makan mie instan diremukin, sampai ususnya mengkerut.

Roger pun komplain kepada Ed via telepon. "Gimana ini? Keluarga gue digangguin setan lagi! Nggak becus lu ngusir setannya."

"Lho? Salah sendiri! Suruh siapa ngambilnya paket hemat? Paket hemat itu ibarat nyalain obat nyamuk bakar. Cuma bertahan satu malem doang," tutur Ed di seberang sana.

"Ah, semprit!" maki Roger.

"Ya udah lah, Pak. Daripada buang-buang duit cuma buat ngusir jurig, mending kita nikmati saja serumah dengan hantu," ujar si anak ketiga yang berprofesi sebagai YouTubers. "Lumayan nih buat konten paranormal experience. Bagus buat adsense. Mumpung harga dollar lagi tinggi."

Parodi FilmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang