Di sebuah kamar rumah sakit, seorang dokter cantik bernama Ailin (Chelsea Islan) merawat pemuda koma dengan jahitan di kepala. Ketika sadar, pemuda tersebut tidak ingat apa-apa. Tapi yang pasti dia ingat gerakan berkelahi. Terutama matahin tangan orang. Sebab ini film action.
Karena masih amnesia, Ailin menamai pemuda itu Ishmael (Iko Uwais) di papan informasi pasien. Untuk membantu Ishmael mengingat jati diri, Ailin memberikannya smartphone dengan kamera depan aktif.
"Kamu ingat siapa kamu?" tanya Ailin ketika memberikan Ishmael sarana untuk berkaca.
"Let me try," Ishmael mematut-matut diri di depan kamera. "Ganteng juga gue."
Lalu Ailin meninggalkan Ishmael sejenak untuk beli bakso ikan yang mangkal di depan RSUD. Ketika Ailin kembali, galeri handphone-nya sudah penuh dengan foto selfie Ishmael. Bahkan Ishmael sempat mencoba efek lidah menjulur seperti anjing di Snapchat.
Ailin menghela nafas pendek sambil format ulang memori teleponnya. Lalu Ailin menyalakan televisi yang sedang menayangkan sebuah film. Film tersebut bercerita tentang dokter cantik yang merawat pemuda sekarat. Tapi ketika sadar, pemuda itu malah menikah dengan pacarnya yang terdahulu. Dokter cantik pun berakhir jomblo.
"Yah, semoga akhir kisah kita tidak seperti film ILY from 38.000 FT," harap Ailin.
"Rizky Nazar nggak bisa berantem," sahut Ishmael.
"Kalau beneran bakal berakhir kayak gitu, asli gue marah banget. Gue udah rugi waktu ngerawat lo dua bulan terakhir. Modal banget tuh," ungkit Ailin.
"O iya makasih," ucap Ishmael sambil menjabat tangan Ailin.
Tiba-tiba saja bekas jahitan di kepala Ishmael berdenyut menyakitkan.
"Aduh. Pusing pala Mael," keluh Ishmael sambil memegangi kepalanya yang mirip celengan disulam.
"Halah!" semprot Ailin. "Nggak ada Voldemort di sini. Jangan berlagak kayak Harry Potter gitu lah."
"O iya maaf." Ishmael kembali kalem.
Singkat cerita, masa tugas Ailin berakhir dan harus kembali ke Jakarta. Tapi di dalam bus perjalanan pulang, Ailin diculik penjahat. Ishmael pun menyusul ke TKP dengan menaiki sepeda motor butut yang kecepatannya setara dengan bayi keong pemalas. Sesampainya di sana, hanya tersisa bus berisi mayat. Ishmael telat kuadrat. Ailin sudah tidak ada. Yang ada malah Ishmael ditangkap polisi. Sebab motornya bodong dan surat-suratnya tidak lengkap.
Di kantor polisi, Ishmael diwawancara. Setelah sebelumnya menjalani tes potensi akademik dan psikotes.
"Jika kamu lolos tahap wawancara ini, kamu akan medical check up, lalu tanda-tangan kontrak," terang polisi yang wawancarai Ishmael.
"Maaf, Pak. Saya di sini bukan untuk melamar kerja. Tapi saya di sini untuk dipukuli. Tolong dibaca lagi naskahnya," ralat Ishmael.
"O iya maaf," ucap polisi sambil menjotos mulut Ishmael.
"Nah, gitu." Ishmael tersenyum dengan gigi rontok
Ketika Ishmael digebuki polisi di ruang interogasi, ternyata ada sekelompok penjahat yang menyerang. Kantor polisi pun gaduh. Para penjahat menembaki orang-orang tak bersalah. Ada satu penjahat yang bukannya nembak orang, malah nembak SIM. Pistolnya nggak ngeluarin peluru, malah ngeluarin duit 350 ribu. Penjahat itu bernama "kita".
Tujuan penjahat menyerang kantor polisi adalah jidat Ishmael. Ishmael jadi buronan penjahat sebab terbukti berkhianat. Untungnya, Ishmael sudah berpengalaman di film-film sebelumnya; Merantau, The Raid: Redemption, dan The Raid 2: Berandal. Jadi mengalahkan penjahat bukanlah perkara sulit.
Setelah mengalahkan musuh satu, datang lagi musuh selanjutnya. Tapi Ishmael nggak ada capeknya. Berantemnya udah kayak dibantuin setan. Stamina binatang.
Adegan selanjutnya adalah template naskah The Raid yang diedit nama pemeran dan setting tempatnya. Sampai akhirnya, diketahui bahwa Ishmael bernama asli Abdi yang dididik oleh seorang penjahat legendaris: Mister Lee. Sewaktu kecil, Ishmael diculik dan dicuci otaknya oleh Lee. Setiap hari Ishmael ditempa dengan cara disiksa. Kupingnya disumpal headset dan diperdengarkan lagu-lagu Justin Bieber dan One Direction. Sehingga Abdi menjadi penjahat terampil dan jadi abdi setianya Lee.
Selain diajari berantem, sepertinya anak-anak asuhan Lee juga diikutkan kursus di LIA. Jago-jago Bahasa Inggrisnya.
Seiring bergulirnya cerita, Ishmael mengingat apa yang telah dilupakannya. Makin banyak penjahat yang mati di tangannya, makin tajamlah memori Ishmael. Darah demi darah yang muncrat ke wajahnya mengembalikan kepingan-kepingan masa lalu.
Setelah berhasil menyelamatkan Ailin, Ishmael memilih mengubur masa lalunya. Ishmael ingin membuka lembaran baru. Ishmael pun menyalurkan stamina luar biasanya untuk menulis marathon di Wattpad.