Part 7

74.8K 2.5K 15
                                    

Hari berlalu begitu saja, hari ini Anin kembali pada aktivitas utamanya sebagai seorang istri, hari sabtu yang memang hari libur Anin gunakan untuk melayani suaminya.

Seminggu sudah Anin menjadi omongan kantor karena ketahuan berangkat pulang dan makan siang bareng bos setiap harinya. Anin selalu menghindari teman-temannya yang bertanya ini itu sampai teman kantornya bosen menanyakan. Anin masih bersikap biasa saja seperti tak terjadi hal apa-apa karena menurutnya wajar teman kantornya menggosipi Anin karena memang mereka tak tahu yang sebenarnya, Anin masih memaklumi selama masih pada batas wajarnya.

"Mas ini tehnya" ujar Anin sembari memberi cangkir teh di meja lalu duduk disamping suami. Adnan yang memang sedang tak sibuk sedang bersantai menonton tv di ruang tengah

"Makasih sayang" ucap Adnan lalu meminum teh buatan istrinya

"Mas hari ini kita ke rumah orangtua kita yuk" ucap Anin

"Hmmm ayo deh udah lama setelah kita menikah belum berkunjung kesana ya?"

Anin mengangguk
"Iya mas kangen aku sama ayah ibu, mama papa juga" Adnan mengelus kepala Anin lembut

"Iya sayang, yaudah yuk siap-siap"

Adnan dan Anin sudah berada di mobil menuju rumah Anin terlebih dahulu. Didalam mobil Adnan selalu menggoda istrinya dengan candaan yang dibuatnya.

Hingga tak terasa 1 jam perjalanan mereka sudah sampai dirumah minimalis yang masih terlihat mewah dan besar bertingkat 3. Setelah dibukakan pagar oleh satpam dirumah itu, Adnan melajukan mobilnya kedalam rumah

"Makasih pak Rahmat" ucap Anin dari jendela mobil nya yang sudah ia buka kepada pak Rahmat satpam dirumahnya, pak Rahmat tersenyum dan mengangkat jempolnya lalu menutup pagar

"Selamat datang nyonya tuan" ucap Rahmat pada majikannya setelah menutup pagar dan menghampiri kedua majikannya yang baru turun

"Jangan panggil nyonya pak, bapak ih kebiasaan" ucap Anin saat mereka sudah turun dari mobil dan melihat pak Rahmat menyambutnya

"Eh iya mbak Anin, selamat datang tuan" ucap Rahmat saat Adnan menghampiri istrinya

"Panggil mas aja pak, mas Adnan kan bukan tuan hihi" ucap Anin sambil tertawa kecil. Adnan hanya menatapnya datar sedangkan Rahmat hanya tersenyum kecil melihat tingkah anak majikannya.

Anin memang selalu begitu kepada orang yang bekerja dirumahnya tidak suka dipanggil nyonya, non atau apapun itu, begitu juga dengan Ayah ibunya mereka juga sama seperti Anin menganggap orang yang bekerja dirumahnya adalah keluarganya.

"Ayah ibu adakan pak?" Tanya Anin

"Ada ibu saja mbak didalam, ibu sama bapak nanyain mbak terus loh. Oh iya mba Firman sekarang udah punya pacar loh" jawab Rahmat lalu menceritakan adiknya Anin

"Ohh yaa wahh gawat nih, bapak pantau terus Firman ya nanti kasih tau keaku biar aku jotos tuh anak" ucap Anin yang sepertinya kesal mendengar adiknya berpacaran

"Sipp mbak" ucap Rahmat sambil mengangkat jempolnya

"Yaudah aku masuk dulu ya pak"

Anin pun masuk kedalam rumah bersama Adnan suaminya yang dari tadi diam saja.

"Assalamualaikum bu" teriak Anin ketika sudah sampai di ruang tengah

"Waalaikumsalam ya Allah Anin" ucap ibu Anin yang baru saja keluar dari dalam rumah yang sudah rapi memakai gamis dan jilbabnya langsung memeluk putrinya erat

"Iya ini Anin bu, ibu gimana kabarnya? Maaf ya bu baru ngunjungin ibu" ucap Anin setelah ibunya melepas pelukan dan Anin mencium punggung tangan ibunya, Adnan pun juga ikut mencium punggung tangan ibu Rinanti ibu mertuanya.

My Husband is My Boss (SUDAH DITERBITKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang