3 : Thinking of happiness

130 11 0
                                    

Bep bep
Suara sensor mobil terdengar, lalu turunlah seorang gadis dari mobilnya. "alhamdullilah sampai rumah juga, huh capek banget", ucapnya ketika ia sampai di pekarangan rumahnya. Ia berjalan dengan menenteng tas kuliahnya, lalu membuka handle pintu berwarna putih itu. "Assalamualaikum", salam nya ketika ia memasuki rumahnya. "Waalaikumsalam", sahut sang ibu dari arah ruang keluarga. "Astagfirullah Di, kamu tidak papa? Tadi abi sama umi binggung cari kamu, kamu dari mana aja sih?", tanya sang umi panjang lebar.

"iya maaf mi, tadi Diandra pingsan di kampus, jadi tadi Diandra baru pulang jam segini.", jelasnya pada sang umi sambil menoleh ke arah jam di dinding yang sudah menunjukkan pukul 17.20. "APA? Kamu pingsan di kampus? Kok bisa kenapa?", tanyannya uminya kaget saat mengetahui putrinya jatuh pingsan. "Astagfirullah mi, suara nya itu kayak dipasar aja sih?", sahut sang abi yang baru selesai mandi. "hehehe, maaf bi, umi kelepasan. Kan umi takut kalo Siti Fatimah nya umi ini kenapa napa.", balas uminya malu. Uminya selalu saja menyebut dirinya sebagai 'Siti Fatimah' karena dia ingin punya putri sesabar dan setangguh Siti Fatimah. Begitu juga dengan Iqbal adiknya, umi sering menyebut Iqbal sebagai 'Umar bin Khatab', karena ia ingin mempunyai putra sekuat dan sebijaksana Umar bin Khatab. "iya umi, abi. Diandra minta maaf ya? Diandra kecapekan makanya tadi pingsan di kampus.", ucap Diandra meminta maaf pada kedua orang tuanya.

"iya, gapapa Di, abi cuma khawatir aja terjadi apa apa sama kamu. Kamu putri kesayangan abi satu satunya. Karena yang kayak kamu ini mahal dan langka loh!", ucap abinya mengoda Diandra yang sudah duduk di sofa berdampingan dengan uminya. "ooo, jadi yang tersayang itu cuma kak Diandra aja?", sahut Iqbal adiknya menuruni tangga. "ahh, kamu ini Bal, gitu aja cemburu sama kakaknya. Kamu ini kan Umar bin Khatab tersayangnya umi.", timpal uminya. "ihh, umi genit!", sahut Diandra sambil tersenyum mengoda. "iya Di, umi mu itu genitnya engga ketulungan. Abi aja sampek capek bilanginnya.", ucap abinya tambah mengoda umi. "udah ah udah, kenapa jadi umi sih yang digodain.", ujar umi nya malu, tak terasa pipi uminya yang putih mulus dengan sedikit kerutan pertanda umurnya itu mulai merona. "ihh, umi blushing, kayak ABG aja sih mi?", timpal Iqbal saat ia tau uminya merona. "IQBAL!!! Godain umi terus ya? Uang jajan kamu umi potong nih?", ucap uminya tak terima karena terus digoda oleh kedua anak dan suaminya itu.

Karena Allah 'Aku Cinta Kamu'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang