"kau, kau sungguh lupa ingatan?" Aku terdiam saat ia menjauh dan bertanya tentang itu terhadapku. Yang kurasakan saat ini seperti tidak memiliki satu orang pun. Seharusnya ia mengkhawatirkanku dan memelukku saat tahu kondisiku di ambang kematian tapi ternyata tidak, semua terasa membingungkan.
"Kau, apa kau sungguh kekasihku?" Aku memegangi tanganku yang di Gips, tanganku masih terasa sakit akibat cengkraman yang dibuat oleh dirinya.
"Mwo?" Ia nampak kebingungan lalu aku menghampirinya dan menunjukan gambar gambar dirinya di ponselku.
"Gambarmu ada banyak disini, apa kau benar kekasihku?" Tanyaku sekali lagi. Ia menggeleng dengan cepat lalu mengambil remote televisi untuk mengganti Channel.Channel yang saat ini ia ganti terdapat dirinya didalam sana, dan sekarang aku mulai tersadar bahwa dirinya bukanlah kekasihku melainkan seorang selebriti, maka dari itu banyak fotonya di ponselku. Aku terdiam, sesekali meliriknya yang kini berada disebelahku. Jika dia bukan kekasihku lalu dimana keluargaku? Jika aku tidak menganggapnya dia kekasihku maka malam ini aku harus kemana pikirku.
"Ternyata profesimu adalah aktor" aku menghadapnya, jarak kami begitu dekat sehingga aku dapat mencium wangi ditubuhnya.
"Ya, maka dari itu diponselmu terdapat banyak sekali ponselku" jelasnya.Aku menggeleng, lalu menyentuh tangannya, ia tampak menghiraukannya namun pandangannya sedikit merasa keheranan. "Apakah salah jika aku berkencan dengan selebriti sepertimu? Aku tahu kau adalah kekasihku" aku berbohong, sungguh kali ini aku berbohong hanya untuk diriku sendiri yang nampak menyedihkan ini.
Pria itu melepaskan pegangannku lalu menggaruk kepalanya dengan kasar. Wajahnya tampak seperti frustasi entah harus bagaimana. Saat melihat kondisi dia yang seperti ini sungguh membuatku merasa bersalah karena memanfaatkannya sedangkan aku tahu dia bukanlah kekasihku.
"Mianhae" aku menundukkan wajahku.
"Mianhae, aku tahu kau bukan kekasihku namun.., aku tidak tahu harus kemana" lanjutku.Aku memberanikan diri untuk menatapnya lalu ia mengangguk mengerti dan mulai menyeretku keluar dengan paksa. Saat didepan pintu apartemen dia langsung menutup pintu dengan keras dan mengaktifkan kode pintu itu.
Aku menghela nafas, berjalan menyusuri lorong apartemen ini menuju atap. Entah apa yang akan aku lakukan sesampainya di atap namun kurasa aku bisa tinggal disana walau dingin, panas dan yang lainnya. aku telah tidak perduli lagi dengan apa yang akan terjadi dengan ku berikutnya. Mau aku mati kelaparan ataupun mati kedinginan itu sudah tidak penting lagi, yang aku inginkan adalah bebas, benar benar bebas dari masalah ini.
Aku meletakan sebuah kardus bekas yang berada di atap untuk aku terduduk diatasnya. Diatap sini nampak sunyi, sepi dan juga dingin. Yang kudengar sekarang hanyalah suara hembusan angin yang begitu kencang sehingga rambutku pun terkibas.
Malam telah tiba, perutku mulai terasa kosong, tubuhku mulai kedinginan bahkan kepala ku yang masih diperban terkadang terasa sakit. Entah sampai kapan aku akan bertahan seperti ini.Once Again.
WonSo Pov•
"Hei, dimana kotak yang kemarin ku letakan disini?" Aku menunjuk sebuah meja dan bertanya kepada managerku. Aku masih berada di apartemen Managerku, hari ini sudah cukup malam dan aku harus menemukan kotak tersebut karena itu adalah kotak hadiah untuk JeRin adik sepupuku.
Managerku menggeleng pertanda tidak tahu, lalu beberapa detik kemudian ia berteriak.
"Aku ingat! Saat itu karena aku kira itu adalah barang bekas, makanya aku letakan di atap gedung ini" jelasnya sambil menunjuk kearah atas dengan jari telunjuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Once Again
RomanceCinta rumit. Mereka saling jaga dan saling melindungi. Namun, siapa sangka bahwa semuanya akan menjadi serumit ini?. "Awalnya aku hanya ingin memanfaatkan dirinya dan membalas perbuatannya. Namun, perasaan ingin melindungi datang sehingga aku rela m...